Aksi Bela Palestina, PKS Minta Israel Stop Serang ke Perempuan dan Anak-anak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) Bidang Perempuan dan Keluarga (BPKK) Kurniasih Mufidayati mendesak Israel tidak menjadiperempuan dan anak-anak sipil sebagai sasaran serangan. Tindakan Israel selama ini telah mengakibatkan setidaknya 64 anak-anak dan 36 perempuan Palestina wafat telah melanggar Konvensi Jenewa 1949.
Permintaan itu disampaikannya dalam orasinya pada Aksi Bela Palestina bersama Gema Keadilan dan bersama Presiden PKS Ahmad Syaikhu bersama jajaran DPP PKS di depan kantor Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS), Jakarta, Kamis (20/5/2021).
"Di manakah hati nurani saat melihat anak-anak dan perempuan dipukuli dan ditendang saat mereka mempertahankan hak ibadah di Al Quds Yerusalem? Dimanakah hati nurani saat melihat anak-anak dan perempuan dihujani bom malam hari saat seharusnya mereka memejamkan mata di Gaza?" tegasnya di hadapan massa aksi, sebagaimana siaran pers yang diterima SINDOnews, Kamis (20/5/2021).
Dia mengatakan, setidaknya 48 ribu warga Palestina kehilangan tempat tinggal. Artinya ada ribuan keluarga di Palestina yang kini tidak bisa mendapatkan hak hidup dasar yakni tempat tinggal.
"Ribuan nasib keluarga Palestina yang kehilangan tempat tinggal bukan persoalan dalam negeri Palestina. Sebab dunia harus bertanggung jawab terhadap ribuan keluarga yang terpaksa mengungsi karena rumahnya direbut di Al Aqsha dan rumahnya dihancurkan di Gaza, dunia tidak boleh tinggal diam!!" tutur anggota Komisi IX DPR RI ini.
Dia meminta seluruh pemangku kebijakan yang memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mendesak Israel menghentikan seluruh tindakan kejahatan kemanusiaan sekarang juga tanpa syarat. "Saya sebagai Anggota Parlemen Republik Indonesia mendesak semua stakeholder yang memiliki kemampuan dan kekuatan untuk menghentikan segera kejahatan yang menyasar perempuan dan anak-anak. Lalu seret Israel agar bertanggung jawab terhadap perbuatannya!!" ujar Mufida.
Mufida di akhir orasinya lantas membacakan Puisi untuk Perempuan dan Anak-anak di Palestina. Sebagai ibu dan perempuan, hati Mufida tersayat melihat penderitaan anak-anak dan perempuan di Palestina.
"Apakah Dunia tahu berita tentang rumah-rumah yang dihancurkan secara sengaja? Tanah-tanah yang meratap. Apakah dunia tahu tentang air mata yangg tumpah dan puluhan ribu keluarga Palestina kehilangan tempat tinggalnya. Apakah dunia juga tahu tentang ratusan anak-anak dan perempuan terluka tak berdaya, tanpa apapun mereka, berguguran bergelimangan darah?" ungkap Mufida dalam petikan puisi berjudul 'Untukmu, Keluarga, Perempuan dan Anak-anak Palestina" itu.
Permintaan itu disampaikannya dalam orasinya pada Aksi Bela Palestina bersama Gema Keadilan dan bersama Presiden PKS Ahmad Syaikhu bersama jajaran DPP PKS di depan kantor Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS), Jakarta, Kamis (20/5/2021).
"Di manakah hati nurani saat melihat anak-anak dan perempuan dipukuli dan ditendang saat mereka mempertahankan hak ibadah di Al Quds Yerusalem? Dimanakah hati nurani saat melihat anak-anak dan perempuan dihujani bom malam hari saat seharusnya mereka memejamkan mata di Gaza?" tegasnya di hadapan massa aksi, sebagaimana siaran pers yang diterima SINDOnews, Kamis (20/5/2021).
Dia mengatakan, setidaknya 48 ribu warga Palestina kehilangan tempat tinggal. Artinya ada ribuan keluarga di Palestina yang kini tidak bisa mendapatkan hak hidup dasar yakni tempat tinggal.
"Ribuan nasib keluarga Palestina yang kehilangan tempat tinggal bukan persoalan dalam negeri Palestina. Sebab dunia harus bertanggung jawab terhadap ribuan keluarga yang terpaksa mengungsi karena rumahnya direbut di Al Aqsha dan rumahnya dihancurkan di Gaza, dunia tidak boleh tinggal diam!!" tutur anggota Komisi IX DPR RI ini.
Dia meminta seluruh pemangku kebijakan yang memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mendesak Israel menghentikan seluruh tindakan kejahatan kemanusiaan sekarang juga tanpa syarat. "Saya sebagai Anggota Parlemen Republik Indonesia mendesak semua stakeholder yang memiliki kemampuan dan kekuatan untuk menghentikan segera kejahatan yang menyasar perempuan dan anak-anak. Lalu seret Israel agar bertanggung jawab terhadap perbuatannya!!" ujar Mufida.
Mufida di akhir orasinya lantas membacakan Puisi untuk Perempuan dan Anak-anak di Palestina. Sebagai ibu dan perempuan, hati Mufida tersayat melihat penderitaan anak-anak dan perempuan di Palestina.
"Apakah Dunia tahu berita tentang rumah-rumah yang dihancurkan secara sengaja? Tanah-tanah yang meratap. Apakah dunia tahu tentang air mata yangg tumpah dan puluhan ribu keluarga Palestina kehilangan tempat tinggalnya. Apakah dunia juga tahu tentang ratusan anak-anak dan perempuan terluka tak berdaya, tanpa apapun mereka, berguguran bergelimangan darah?" ungkap Mufida dalam petikan puisi berjudul 'Untukmu, Keluarga, Perempuan dan Anak-anak Palestina" itu.
(muh)