Hebat! Jenderal Kopassus Ini Bekuk Para Petinggi GAM Tanpa Sebutir Peluru Meletus

Rabu, 19 Mei 2021 - 06:13 WIB
loading...
Hebat! Jenderal Kopassus...
Prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Nama Letjen TNI (Purn) Sutiyoso bagi sebagian masyarakat mungkin sudah tak asing lagi. Selain pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 1997-2007, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini juga memiliki segudang pengalaman tempur selama bergabung dalam pasukan elite TNI AD yakni, Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Ya, berbagai palagan telah dilalui Sutiyoso, mulai dari Operasi Bersih PGRS/Paraku di belantara hutan Kalimantan, Operasi Flamboyan dan Operasi Seroja di Timor Portugis atau Timor-Timur (Timtim) yang kini disebut Timor Leste hingga Operasi Penangkapan Para Petinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Bahkan, dalam operasi penangkapan para petinggi GAM, mantan Wadanjen Kopassus ini melakukannya tanpa meletuskan satu butir peluru dari moncong senjatanya.

Dikutip dari buku “Sutiyoso The Field General, Totalitas Prajurit Para Komando” Letjen TNI (Purn) Sutiyoso menceritakan bagaimana dirinya ditugaskan dalam Operasi Sandi Yudha di Aceh pada 1978 untuk melumpuhkan gerakan separatis bersenjata GAM yang dipimpin oleh mantan Menlu Darul Islam Muhammad Hassan Tiro, cucu Cik Di Tiro.

Saat itu, Sutiyoso yang masih berpangkat Mayor Infranteri tidak menduga bakal ditugaskan ke Aceh mengingat dirinya tidak ikut dalam upacara pemberangkatan pasukan ke Aceh yang digelar di Grup 2 Kopassandha yang kini bernama Kopassus karena tengah melatih Resimen Mahasiswa (Menwa) UGM.

Apalagi, Setyorini istri Sutiyoso yang hadir dalam upacara pelepasan itu juga tidak mendengar nama suaminya disebut dalam pasukan yang akan dipimpin oleh Mayor Yani Mulyadi. Namun sekitar pukul 22.00 WIB, mendapat telepon dari Komandan Grup 2 Kopassus Kolonel TNI AD Sutarno untuk segera kembali ke markas.

Keduanya pun bertemu sekitar pukul 24.00 WIB. Dalam pertemuan itu Kolonel Sutarno menjelaskan jika Danjen Kopassus Mayjen TNI Yogie Suardi Memet memerintahkan adanya pergantian Komandan Karsa Yudha yang akan ditugaskan ke Aceh dari Mayor Yani Mulyadi kepada Mayor Infanteri Sutiyoso. ”Pasukan hanya bisa diberangkatkan jika kamu komandannya dan sudah harus berangkat jam 5 pagi nanti,” kata Kolonel Sutarno.

Hebat! Jenderal Kopassus Ini Bekuk Para Petinggi GAM Tanpa Sebutir Peluru Meletus


Sebagai perwira Kopassus yang sudah terlatih, Sutiyoso dengan sikap sigap dan siap menerima penugasan yang diberikan secara mendadak tersebut. Sutiyoso bersama 72 pasukannya kemudian berangkat ke Aceh menggunakan persawat Hercules. Pasukan Kopassandha yang dipimpin Sutiyoso dalam operasi intelijen tempur terbatas di Aceh ini diberi sandi Nanggala 27.

Setelah menjelajah hutan ke hutan selama tiga bulan, Sutiyoso nyaris frustasi karena belum berhasil mengendus keberadaan Hassan Tiro dan para petinggi GAM lainnya. Meski demikian Sutiyoso tidak menyerah, 72 pasukannya dibagi ke dalam kelompok kecil dan terus menyisir Aceh yang sedemikian luas mulai Aceh Timur, Aceh Tengah, Aceh Barat, Pidie. Upaya tersebut akhirnya membuahkan hasil. Keberadaan Hassan Tiro dan para petinggi GAM mulai tercium.

Sutiyoso pun semakin mengintensifkan local spies dan converted spies sehingga diperoleh informasi jika juru masak Hassan Tiro akan mengambil beras dari rumah dekat hutan. Sutiyoso kemudian mengepung rumah kecil di tengah sawah. Namun saat hendak mengambil beras, juru masak curiga dan berupaya melarikan diri namun berhasil dilumpuhkan. Dari informasi tersebut, Sutiyoso bergerak menuju tempat persembunyian Hassan Tiro. Setelah tiga hari mencapai lokasi persembuyian, namun Hassan Tiro telah pindah.

Sutiyoso kembali mendapat informasi jika Hassan Tiro mengutus seseorang untuk bertemu seorang guru ngaji di Lhokseumawe, setelah diselidiki ternyata utusan tersebut adalah Menteri Keuangan GAM bernama Tengku Muhammad Usman Lampoh Awe. Tidak hanya itu, Sutiyoso juga berhasil mengetahui jika Usman ditampung oleh seorang pengusaha.

Dengan keahliannya dalam bidang intelijen, Sutiyoso kemudian menyamar menjadi pebisnis dan berhasil menyita perhatian pengusaha tersebut. Setelah sempat bertemu di sebuah restoran, pertemuan kemudian dilanjutkan ke mess LNG Lhokseumawe. Tanpa curiga pengusaha bersama sekretarisnya datang, namun saat pertemuan dimulai, keduanya ditodong senjata dan diperiksa. Dari pengusaha tersebut diketahui jika Usman diutus Hassan Tiro untuk pergi ke badan keamanan PBB.

Hebat! Jenderal Kopassus Ini Bekuk Para Petinggi GAM Tanpa Sebutir Peluru Meletus


Tak ingin targetnya lepas, Sutiyoso kembali menggunakan kemampuannya dalam bidang intelijen dengan menyamar sebagai sopir pengusaha tersebut. ”Kamu ngomong saja, duitnya sudah ada tapi dihotel harus diambil sendiri karena takut membawanya. Aku jadi sopir mu. Jadi perlakukanlah aku seperti sopirmu. Kamu berdua bisa mati kalau melarikan diri sebab rumah itu sudah dikepung pasukan saya,” gertak Sutiyoso.

Pengusaha itupun menangis tersedu-sedu sambil mencium lutut Sutiyoso. Keduanya pun pergi menuju rumah yang menjadi tempat pertemuan dengan Usman. Sesampai rumah yang dituju, pengusaha tersebut kemudian bertemu dengan Usman. Keduanya kemudian keluar dari rumah menuju mobil hardtop Sutiyoso. Usman sempat ditawari duduk di depan tapi menolak dan memilih duduk di belakang bersama sekretaris si pengusaha.

Setelah target masuk perangkap, Sutiyoso kemudian memberikan kode dengan mengedipkan lampu dua pendek dan satu panjang kepada pasukannya yang telah mengikuti sejak awal. Setelah 50 meter mobil bergerak, mereka kemudian menangkap Usman tanpa perlawanan.

Selanjutnya Sutiyoso menarik semua pasukan termasuk satuan BKO baik di Lhokseumawe dan Aceh Timur. Lalu semua dipusatkan di Pidie. Dengan arah Kompas lokasi yang dituju semua pasukan berjarak seratus-seratus meter bergerak menyisir. Dengan cara itu Sutiyoso yakin semua petinggi GAM tidak ada yang lolos. Benar saja, semua petinggi GAM mulai dari para menteri GAM, dan gubernur Pidie dan stafnya berhasil dibekuk. Hanya Hassan Tiro yang melarikan diri menyeberang ke Malaysia.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1676 seconds (0.1#10.140)