Sedihnya Novel Baswedan Setelah Laporkan Firli Bahuri dkk ke Dewas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan merasa sedih usai melaporkan pimpinannya yakni Firli Bahuri Cs ke Dewan Pengawas (Dewas) pada hari ini, Selasa (28/5/2021).
Kesedihan itu muncul, karena seharusnya menurut Novel, Firli Bahuri Cs menjadi sosok-sosok yang berintegritas dalam pemberantasan korupsi. Bukan menyingkirkan 75 pegawai KPK dengan dalih tidak memenuhi syarat dalam asesmen Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
"Hari ini kami sebenarnya kembali bersedih. Bersedihnya karena kami harus melaporkan Pimpinan KPK. Seharusnya pimpinan KPK itu kan dalam integritas tentunya baik, harusnya begitu. Tapi dalam beberapa hal yang kami amati itu ada hal-hal yang sangat mendasar dan kemudian kami lihat sebagai masalah yang serius," kata Novel di Kantor Dewas KPK, Jakarta, Selasa (18/5/2021).
Novel menjelaskan, bahwa pelaporan yang dilakukannya bersama 74 pegawai KPK yang tidak lolos TWK perlu dilakukan untuk menghentikan tindakan sewenang-wenang dan tidak jujur yang dilakukan pimpinan KPK dalam proses alih status pegawai.
Bahkan Novel menduga terdapat upaya menyingkirkan sejumlah pegawai tertentu melalui asesmen TWK tersebut.
"Kemudian membuat seolah-olah ada proses yang, orang-orang yang harusnya adalah pegawai-pegawai berlaku baik, yang berprestasi, justru malah dibuat seolah-olah tidak lulus atau tidak memenuhi syarat. Sekali lagi tadi kami katakan bahwa, kenapa kami bersedih, karena perilaku atau suatu pelanggaran kode etik berat atau kode etik yang serius ini terjadi bukan baru pertama kali,' jelasnya.
Selain itu, kata Novel, para pegawai KPK berharap Firli Bahuri Cs bisa menjaga etika profesi untuk berbuat dengan sebaik mungkin dan dalam koridor integritas. Sebab menurutnya, jika tidak dijadikan basis dari suatu tindakan atau perilaku Novel khawatir upaya memberantas korupsi akan sangat terganggu.
"Oleh karena itu sekali lagi saya katakan ini suatu keprihatinan dan kami berharap Dewas bisa berlaku profesional mungkin demi kebaikan dan demi kepentingan pemberantasan korupsi yang lebih baik," pungkasnya.
Kesedihan itu muncul, karena seharusnya menurut Novel, Firli Bahuri Cs menjadi sosok-sosok yang berintegritas dalam pemberantasan korupsi. Bukan menyingkirkan 75 pegawai KPK dengan dalih tidak memenuhi syarat dalam asesmen Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
"Hari ini kami sebenarnya kembali bersedih. Bersedihnya karena kami harus melaporkan Pimpinan KPK. Seharusnya pimpinan KPK itu kan dalam integritas tentunya baik, harusnya begitu. Tapi dalam beberapa hal yang kami amati itu ada hal-hal yang sangat mendasar dan kemudian kami lihat sebagai masalah yang serius," kata Novel di Kantor Dewas KPK, Jakarta, Selasa (18/5/2021).
Novel menjelaskan, bahwa pelaporan yang dilakukannya bersama 74 pegawai KPK yang tidak lolos TWK perlu dilakukan untuk menghentikan tindakan sewenang-wenang dan tidak jujur yang dilakukan pimpinan KPK dalam proses alih status pegawai.
Bahkan Novel menduga terdapat upaya menyingkirkan sejumlah pegawai tertentu melalui asesmen TWK tersebut.
"Kemudian membuat seolah-olah ada proses yang, orang-orang yang harusnya adalah pegawai-pegawai berlaku baik, yang berprestasi, justru malah dibuat seolah-olah tidak lulus atau tidak memenuhi syarat. Sekali lagi tadi kami katakan bahwa, kenapa kami bersedih, karena perilaku atau suatu pelanggaran kode etik berat atau kode etik yang serius ini terjadi bukan baru pertama kali,' jelasnya.
Selain itu, kata Novel, para pegawai KPK berharap Firli Bahuri Cs bisa menjaga etika profesi untuk berbuat dengan sebaik mungkin dan dalam koridor integritas. Sebab menurutnya, jika tidak dijadikan basis dari suatu tindakan atau perilaku Novel khawatir upaya memberantas korupsi akan sangat terganggu.
"Oleh karena itu sekali lagi saya katakan ini suatu keprihatinan dan kami berharap Dewas bisa berlaku profesional mungkin demi kebaikan dan demi kepentingan pemberantasan korupsi yang lebih baik," pungkasnya.
(muh)