MUI Imbau Hadirkan Masjid di Rumah Selama Ramadhan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar acara Indonesia Berdoa secara daring sebagai upaya memohon bangsa ini segera lepas dari wabah Covid-19. MUI mengimbau masyarakat untuk menghadirkan masjid di rumah salama pandemi ini berlangsung.
Juru Bicara Satgas Covid-19 MUI Cholil Nafis mengatakan, pihaknya menginisiasi doa dan zikir ini agar Indonesia dan dunia segera terbebas dari pandemi Covid-19. Saat ini, orang-orang berdiam diri di rumah, maka MUI mengajak untuk bersimpuh dan berdoa kepada Allah SWT.
"Jangan sampai rumah kita seperti kuburan. Hidupkan dengan ibadah dan zikir, terutama pada saat Ramadhan nanti. Kita mengajak umat di rumah untuk berdoa kapada Allah. Masjid (sementara ini) tidak bisa untuk berkerumun. Pengajian harus tetap, kita bisa lakukan secara online," ujarnya dalam acara yang disiarkan salah satu televisi swasta, Minggu (19/4/2020) malam.
Tokoh-tokoh MUI turut hadir dalam doa secara virtual itu, di antaranya Ketua Wantim Din Syamsuddin, Ketua Bidang Ukhuwah Islamiyah Marsudi Suhud, Ketua Satgas Covid-19 Zaitun Rasmin, dan Komisi Fatwa Ahsin Sakho Muhammad, serta Hadir pula Habib Jindan bin Novel. ( ).
Din Syamsuddin dalam sambutannya mengatakan, dalam pandangan Islam Covid-19 adalah musibah yang didatangkan Allah kepada umat manusia. Di dalamnya mengandung unsur ujian, maka orang-orang yang mengalaminya harus bertawakal dan sabar.
Dia meminta masyarakat melakukan evaluasi dan introspeksi diri terhadap apa-apa yang dilakukan selama ini. "Mari kita hadapi musibah ini dengan mendekati diri kepada Allah. Membudayakan hidup bersih dan menghindarkan dari wabah. Di bulan Ramadhan ibadah di rumah. Kita hadirkan masjid di rumah dan keluarga dalam keadaan darurat sehingga tidak kehilangan maknanya," tuturnya.
Sementara itu, Zaitun Rasmin menceritakan sejarah Umar bin Khattab RA yang membatalkan rencananya pergi ke negeri Syam. Alasannya, di sana sedang terjadi wabah yang ganas. Seorang sahabat, menurut Zaitun, mempertanyakan keputusan itu karena mengganggap Umar lari dari takdir Allah SWT.
“Kita lari dari takdir Allah ke takdir yang lain. Sesungguhnya Umar telah memberikan pelajaran tentang ikhtiar penuh sekalipun mempunyai iman dan tawakal yang luar biasa. Menghadapi Covid-19, selain berdoa, juga melakukan ikhtiar sesuai petunjuk syariat dan bantuan para ahli yang kompeten. Ajaran Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan," terangnya.
Juru Bicara Satgas Covid-19 MUI Cholil Nafis mengatakan, pihaknya menginisiasi doa dan zikir ini agar Indonesia dan dunia segera terbebas dari pandemi Covid-19. Saat ini, orang-orang berdiam diri di rumah, maka MUI mengajak untuk bersimpuh dan berdoa kepada Allah SWT.
"Jangan sampai rumah kita seperti kuburan. Hidupkan dengan ibadah dan zikir, terutama pada saat Ramadhan nanti. Kita mengajak umat di rumah untuk berdoa kapada Allah. Masjid (sementara ini) tidak bisa untuk berkerumun. Pengajian harus tetap, kita bisa lakukan secara online," ujarnya dalam acara yang disiarkan salah satu televisi swasta, Minggu (19/4/2020) malam.
Tokoh-tokoh MUI turut hadir dalam doa secara virtual itu, di antaranya Ketua Wantim Din Syamsuddin, Ketua Bidang Ukhuwah Islamiyah Marsudi Suhud, Ketua Satgas Covid-19 Zaitun Rasmin, dan Komisi Fatwa Ahsin Sakho Muhammad, serta Hadir pula Habib Jindan bin Novel. ( ).
Din Syamsuddin dalam sambutannya mengatakan, dalam pandangan Islam Covid-19 adalah musibah yang didatangkan Allah kepada umat manusia. Di dalamnya mengandung unsur ujian, maka orang-orang yang mengalaminya harus bertawakal dan sabar.
Dia meminta masyarakat melakukan evaluasi dan introspeksi diri terhadap apa-apa yang dilakukan selama ini. "Mari kita hadapi musibah ini dengan mendekati diri kepada Allah. Membudayakan hidup bersih dan menghindarkan dari wabah. Di bulan Ramadhan ibadah di rumah. Kita hadirkan masjid di rumah dan keluarga dalam keadaan darurat sehingga tidak kehilangan maknanya," tuturnya.
Sementara itu, Zaitun Rasmin menceritakan sejarah Umar bin Khattab RA yang membatalkan rencananya pergi ke negeri Syam. Alasannya, di sana sedang terjadi wabah yang ganas. Seorang sahabat, menurut Zaitun, mempertanyakan keputusan itu karena mengganggap Umar lari dari takdir Allah SWT.
“Kita lari dari takdir Allah ke takdir yang lain. Sesungguhnya Umar telah memberikan pelajaran tentang ikhtiar penuh sekalipun mempunyai iman dan tawakal yang luar biasa. Menghadapi Covid-19, selain berdoa, juga melakukan ikhtiar sesuai petunjuk syariat dan bantuan para ahli yang kompeten. Ajaran Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan," terangnya.
(zik)