KKB Jadi Teroris, Kekerasan di Papua Diharapkan Tak Meningkat
loading...

Pengamat Ekonomi Politik, Arya Wishnuardi berharap penyematan label teroris terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menurunkan eskalasi kekerasan. Foto/SINDOnews
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah menetapkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua sebagai kelompok teroris. Pengamat Ekonomi Politik, Arya Wishnuardi berharap penyematan label teroris menurunkan eskalasi kekerasan, bukan malah sebaliknya.
"Pasca penetapan KKB sebagai teroris menurut saya tantangannya sangat banyak, apakah penetapan ini kemudian akan menurunkan eskalasi kekerasan yang terjadi di Papua?," ujar Arya dalam keterangannya, Jumat (7/5/2021). Baca juga: KKB Ditetapkan Teroris, Pemerintah Diminta Lakukan Pemetaan
Jika eskalasi kekerasan meningkat, menurutnya otomatis akan mengganggu pembangunan yang sudah dan akan dilakukan di wilayah itu. Misalnya program pemerintah yang hendak menjadikan Papua sebagai salah satu lumbung pangan.
"Kalau eskalasi kekerasan meningkat tentu sektor ekonominya yang sedang coba dibangun pemerintah di sana akan sangat terganggu, pemerintah berusaha agar di Papua ini bisa menjadi lumbung pangan," tuturnya.
"Lalu pendekatan penyelesaian konflik menggunakan kekerasan yang dilakukan oleh kedua belah pihak akan membuat proses mencari solusinya akan menjadi lebih panjang," imbuh Arya.
"Pasca penetapan KKB sebagai teroris menurut saya tantangannya sangat banyak, apakah penetapan ini kemudian akan menurunkan eskalasi kekerasan yang terjadi di Papua?," ujar Arya dalam keterangannya, Jumat (7/5/2021). Baca juga: KKB Ditetapkan Teroris, Pemerintah Diminta Lakukan Pemetaan
Jika eskalasi kekerasan meningkat, menurutnya otomatis akan mengganggu pembangunan yang sudah dan akan dilakukan di wilayah itu. Misalnya program pemerintah yang hendak menjadikan Papua sebagai salah satu lumbung pangan.
"Kalau eskalasi kekerasan meningkat tentu sektor ekonominya yang sedang coba dibangun pemerintah di sana akan sangat terganggu, pemerintah berusaha agar di Papua ini bisa menjadi lumbung pangan," tuturnya.
"Lalu pendekatan penyelesaian konflik menggunakan kekerasan yang dilakukan oleh kedua belah pihak akan membuat proses mencari solusinya akan menjadi lebih panjang," imbuh Arya.
Lihat Juga :