Pasca Tragedi KRI Nanggala-402, Panglima Evaluasi Alutsista TNI Bareng DPR
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tenggelamnya KRI Nanggala-402 di perairan utara Bali menjadi salah satu isu yang dibahas dalam rapat kerja Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bersama Komisi 1 DPR RI, Kamis (6/5/2021). Tragedi ini adalah bencana besar bagi bangsa Indonesia karena telah menyebabkan 53 prajurit terbaik gugur.
"Akan bahas tiga agenda, pertama soal Nanggala, kedua kondisi terkini alutsista TNI AL, dan rencana modernisasi alutsista TNI, khususnya kapal selam," ujar Hadi di ruang rapat Komisi I Gedung DPR RI, Jakarta. Ikut mendampingi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono dan jajaran petinggi TNI.
Hadi menuturkan, tenggelamnya KRI Naggala 402 di perairan Utara Bali merupakan kehilangan bagi bangsa Indonesia. Menurutnya negara bukan hanya kehilangan alutsista berupa kapal selam, tapi kehilangan 53 prajurit terbaiknya. Karena itu, pemerintah telah memberikan penghargaan dan hak-hak yang layak kepada keluarga awak kapal.
Baca juga: Puluhan Wartawan dan Lantamal III Jakarta Gelar Tabur Bunga untuk 53 Awak KRI Nanggala 402
"Inisiden ini jadi pelajaran berharga bagi kita semua bahwa tugas TNI mengandung risiko tinggi, di samping hadapi musuh juga harus hadapi kondisi alam yang bukan jadi ruang hidupnya sebagaimanya yang dialami awak kapal selam," katanya.
Menurutnya, saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengevaluasi kondisi alutsista TNI, khususnya kapal selam yang dimiliki Angkatan Laut, termasuk langkah lanjutan dalam rangka modernisasi kapal selam.
Hadi mengatakan, rapat kerja ini menjadi kesempatan yang baik untuk menjelaskan insiden tenggelamnya KRI Nanggala-402, kondisi Alutsista dan rencana modernisasi alat pertahanan TNI.
Baca juga: Cerita Mantan Komandan KRI Nanggala Kolonel Iwa Kartiwa: Sakit Bukan Akibat Radiasi, tapi Syaraf Kejepit
"Tenggelamnya nanggala saat latihan di Bali, saat itu dijadwalkan Nanggala akan lakukan penembakan torpedo. Latihan itu bagian dari pembinaan kesiapan operasi prajurit dan satuan. Sehingga tepat kiranya jika KSAL yang beri penjelasan detail," katanya.
"Akan bahas tiga agenda, pertama soal Nanggala, kedua kondisi terkini alutsista TNI AL, dan rencana modernisasi alutsista TNI, khususnya kapal selam," ujar Hadi di ruang rapat Komisi I Gedung DPR RI, Jakarta. Ikut mendampingi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono dan jajaran petinggi TNI.
Hadi menuturkan, tenggelamnya KRI Naggala 402 di perairan Utara Bali merupakan kehilangan bagi bangsa Indonesia. Menurutnya negara bukan hanya kehilangan alutsista berupa kapal selam, tapi kehilangan 53 prajurit terbaiknya. Karena itu, pemerintah telah memberikan penghargaan dan hak-hak yang layak kepada keluarga awak kapal.
Baca juga: Puluhan Wartawan dan Lantamal III Jakarta Gelar Tabur Bunga untuk 53 Awak KRI Nanggala 402
"Inisiden ini jadi pelajaran berharga bagi kita semua bahwa tugas TNI mengandung risiko tinggi, di samping hadapi musuh juga harus hadapi kondisi alam yang bukan jadi ruang hidupnya sebagaimanya yang dialami awak kapal selam," katanya.
Menurutnya, saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengevaluasi kondisi alutsista TNI, khususnya kapal selam yang dimiliki Angkatan Laut, termasuk langkah lanjutan dalam rangka modernisasi kapal selam.
Hadi mengatakan, rapat kerja ini menjadi kesempatan yang baik untuk menjelaskan insiden tenggelamnya KRI Nanggala-402, kondisi Alutsista dan rencana modernisasi alat pertahanan TNI.
Baca juga: Cerita Mantan Komandan KRI Nanggala Kolonel Iwa Kartiwa: Sakit Bukan Akibat Radiasi, tapi Syaraf Kejepit
"Tenggelamnya nanggala saat latihan di Bali, saat itu dijadwalkan Nanggala akan lakukan penembakan torpedo. Latihan itu bagian dari pembinaan kesiapan operasi prajurit dan satuan. Sehingga tepat kiranya jika KSAL yang beri penjelasan detail," katanya.
(abd)