Soal Muslim Uighur, DPR: China Tinggal Buktikan Tak Ada Pelanggaran HAM

Selasa, 27 April 2021 - 11:53 WIB
loading...
Soal Muslim Uighur,...
Anggota Komisi I DPR RI, Al Muzamil Yusuf menilai cara Pemerintah China membela diri dengan mempertanyakan kredibilitas dan cara kerja media massa Internasional khususnya Indonesia seputar Muslim Uighur adalah pernyataan politik yang hampa. Foto/SINDOnew
A A A
JAKARTA - Kedutaan Besar China di Indonesia menuding media massa di Indonesia telah menurunkan pemberitaan yang tidak benar mengenai Muslim Uighur di Xinjiang. Salah satunya, dengan mengutip atau merilis laporan dari sebagian media Barat yang memberitakan isu pelanggaran HAM berat yang menimpa Muslim Uighur.

Anggota Komisi I DPR RI, Al Muzamil Yusuf menilai cara Pemerintah China membela diri dengan mempertanyakan kredibilitas dan cara kerja media massa Internasional khususnya Indonesia seputar dugaan peristiwa kejahatan kemanusiaan terhadap Muslim Uighur adalah pernyataan politik yang hampa.

“Alias lips service. (China) Tidak berani membuktikan hal-hal yang konkrit seperti menunjukkan kebijakan hidup bebas tanpa penyiksaan dan penghormatan HAM setiap pribadi Muslim Uighur,” ujar Al Muzamil Yusuf kepada wartawan, Selasa (27/4/2021).

China seyogianya menunjukkan kebijakan politik mereka seperti kebebasan Muslim Uighur untuk melaksanakan ibadah, tidak memaksa muslimah Uighur menikah dengan pemeluk atheis atau tidak memisahkan anak-anak Uighur dari orang tuanya kepada dunia melalui media.

“Tidak mungkin muslim sedunia akan menghormati negara China selagi saudara mereka di Uighur tidak mendapatkan hak-hak dasar sebagai manusia," tuturnya.

“Dunia sudah dikuasai teknologi tinggi. Sulit bagi negara manapun untuk menutup-nutupi kebijakan represif dan pelanggaran HAM seperti yang terjadi di Uighur,” tandasnya.

Senada dengan DPR RI, pusat kajian kebijakan dalam dan luar negeri Indonesia, Center for Indonesian Domestic and Foreign Policy Studies (CENTRIS) mengatakan tudingan China terhadap kerja jurnalis internasional khususnya Indonesia adalah bentuk kepanikan China melihat permasalahan Uighur masih menjadi isu pelanggaran berat HAM dunia.

“Ini mereka (China) panik. Apalagi terakhir di Indonesia, wartawan dalam dan luar negeri banyak yang meliput serta mewartawakan dengan masif, aksi unjuk rasa Aliansi Mahasiswa Islam di Kedubes China sampai viral di media massa dan media sosial dunia,” ujar Peneliti CENTRIS, AB Solissa saat dihubungi wartawan, Senin, (19/4/2021).

Dalam aksi unjuk rasa tersebut, Aliansi Mahasiswa Islam meminta China untuk menghentikan pembantaian Muslim Uighur, stop perkosa dan jadikan Muslimah Uighur sebagai budak seks, hingga ajakan untuk memboikot Olimpiade Musim Dingin 2022 di China sebelum pelanggaran berat HAM berakhir.

CENTRIS menilai kerja para wartawan di Indonesia, telah sesuai dengan kaedah, prinsip dasar dan kode etik jurnalistik yang mengedepankan fakta dari sebuah peristiwa, bukan asumsi apalagi opini yang mereka tulis di medianya.

Bahkan, tidak sedikit jurnalis Tanah Air dan dunia yang akhirnya dapat mewartakan fakta dari dugaan pelanggaran berat HAM yang menimpa Muslim Uighur ditengah ketatnya aturan dan pengawasan otoritas China khususnya kepada media yang masuk wilayah mereka, melalui investigasi reports yang dipublish dan dapat kita lihat di berbagai media massa terpercaya.

“Jangan pertanyakan apalagi menyangsikan kerja jurnalistik media massa mainstream Indonesia dan dunia yang telah teruji kredibilitasnya sebagai mata dan jendela dunia,” pungkas AB Solissa.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Kronologi Imigrasi Tangkap...
Kronologi Imigrasi Tangkap 2 Buron asal China Pelaku Kejahatan Ekonomi
Komisi I DPR Dukung...
Komisi I DPR Dukung Komdigi dalam Pengawasan Mudik Lebaran 2025
Tok, Komisi I DPR Sepakat...
Tok, Komisi I DPR Sepakat RUU TNI Disahkan Menjadi UU Dalam Rapat Paripurna
Tepis RUU TNI Kembalikan...
Tepis RUU TNI Kembalikan Dwifungsi ABRI, Utut Adianto Berdalih Tak Ada yang Bisa Kembalikan Jarum Jam
Komisi I DPR: Revisi...
Komisi I DPR: Revisi UU TNI Tegaskan Supremasi Sipil dan Cegah Dwifungsi
Polemik Rapat Bahas...
Polemik Rapat Bahas RUU TNI di Hotel Bintang 5, Ketua Komisi I DPR Utut Adianto Angkat Bicara
Lanjutkan Rapat di Hotel...
Lanjutkan Rapat di Hotel Mewah, Panja Baru Selesaikan 40% DIM RUU TNI
Selain 15 Pos Kementerian/Lembaga,...
Selain 15 Pos Kementerian/Lembaga, Komisi I DPR Pertimbangkan TNI Aktif Bisa Jabat di Badan Perbatasan Nasional
Rapat Panja RUU TNI...
Rapat Panja RUU TNI Digelar di Hotel Mewah, KontraS Curiga agar Sulit Diakses Publik
Rekomendasi
Spesifikasi dan Harga...
Spesifikasi dan Harga Google Pixel 9a, HP Terjangkau Kaya Fitur AI yang Tidak Masuk Indonesia
Digempur Sanksi Barat,...
Digempur Sanksi Barat, Rusia Malah Cetak 15 Miliarder Baru
Sudah Terbang di Samudra...
Sudah Terbang di Samudra Hindia, Pesawat Ini Putar Balik ke Bandara setelah Penumpang Mencoba Buka Pintu
Berita Terkini
Wamenaker Immanuel Ebenezer...
Wamenaker Immanuel Ebenezer Silaturahmi ke Kediaman Habib Rizieq, Ngobrol Apa Kira-kira?
1 jam yang lalu
Lembaga Riset Bereaksi...
Lembaga Riset Bereaksi Atas Pernyataan Luhut Soal Kritikan Pengamat Tanpa Data Akurat
3 jam yang lalu
17 Mayjen TNI Digeser...
17 Mayjen TNI Digeser Jenderal Agus Subiyanto pada Mutasi TNI Maret 2025, Ini Nama-namanya
4 jam yang lalu
Hadapi Arus Balik, Jasa...
Hadapi Arus Balik, Jasa Marga Siapkan Pengalihan Lalin dari Transjawa ke Jakarta
14 jam yang lalu
Lebaran: Diplomasi,...
Lebaran: Diplomasi, Solidaritas, dan Harapan bagi Peradaban Global
15 jam yang lalu
Budi Arie Sowan ke Jokowi,...
Budi Arie Sowan ke Jokowi, Dapat Pesan soal Koperasi Desa Merah Putih
16 jam yang lalu
Infografis
Eks Panglima Militer...
Eks Panglima Militer Ukraina: Hampir Tak Ada Peluang Bertahan Hidup
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved