Reshuffle Kabinet Diminta Kedepankan The Right Man On The Right Place

Jum'at, 16 April 2021 - 09:19 WIB
loading...
Reshuffle Kabinet Diminta...
Direktur Riset Indonesia Presidential Studies (IPS), Arman Salam menyatakan untuk mengelola suatu pemerintahan dibutuhkan kecakapan kepemimpinan. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Direktur Riset Indonesia Presidential Studies (IPS), Arman Salam menyatakan untuk mengelola suatu pemerintahan dibutuhkan kecakapan kepemimpinan. Hal itu dikatakan Arman menanggapi isu reshuffle kabinet setelah usulan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) terkait peleburan kementerian dan Menteri Investasi disetujui DPR.

Menurut Arman, kepemimpinan yang handal harus mampu menemukan titik efektivitas dan efisiensi pada perpotongan yang ideal. "Sehingga segala bentuk program atau pelayanan memberikan output dan bahkan outcome yang optimal," ujar dia saat dihubungi, Jumat (16/4/2021). Baca juga: Jika Gabung Koalisi Jokowi, PAN Berpeluang Sodorkan Hatta Rajasa dan Soetrisno Bachir

Arman menilai saat ini banyaknya lembaga birokrasi akan membuat kepemimpinan menjadi kurang efisien dan lebih banyak "ongkos tukang" dibanding modal material yang diperlukan dalam pembangunan. Alhasil, terjadi fusi lembaga sebagai bentuk efisiensi adalah langkah yang tepat sebatas tugas dan tanggung jawabnya dapat dikerjakan dengan baik dan tidak overload.

"Dalam situasi sekarang yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan tindakan harusnya reshuffle segera dilakukan dengan tetap mengedepankan profesionalitas kerja dan kompetensi, the right man on the right place," jelasnya.

Lebih lanjut Arman melihat Kementerian Investasi memang sangat dibutuhkan, mengingat dampak pandemi yang memberikan ekses pada krisis ekonomi harus segera diatasi seperti pengangguran, daya beli masyarakat yang turun serta harga yang melambung adalah bagian dari ranah ekonomi yang harus segera diambil langkah luar biasa.

Arman menambahkan dalam hasil survei lembaganya per bulan November 2020 lalu, publik menilai golongan menteri yang berasal dari kader partai memiliki tingkat kepuasan kinerja yang relatif lebih rendah dibanding dari golongan menteri berlatar belakang profesional. Meski hal itu tidak semuanya, namun secara umum demikian. Baca juga: Isu Reshuffle Kabinet, Presiden Jokowi Juga Diminta Evaluasi Moeldoko

"Terlebih beban partai mulai dari "japrem" dan kepentingan politik lainnya sedikit banyaknya berpengaruh terhadap kinerja seorang menteri. Namun kembali kepada presiden tentu itu semua hak prerogatif presiden yang diatur dalam undang undang," paparnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Rekomendasi
Pergolakan Raja Mataram...
Pergolakan Raja Mataram dan Perang Saudara yang Berujung Pembunuhan Massal
Industri Kendaraan Listrik...
Industri Kendaraan Listrik Nasional Menggeliat: Kemenperin Catat 79 Pabrik dengan Investasi Rp5,6 Triliun
Memperkuat Industri...
Memperkuat Industri Otomotif, China Minta Dongfeng dan Changan Automobile Bergabung
Berita Terkini
Waketum PPP Sangkal...
Waketum PPP Sangkal Aturan Tidak Ada Muscablub dan Muswilub Jelang Muktamar
Bareskrim Tangkap 2...
Bareskrim Tangkap 2 Petinggi Perusahaan Terkait Judi Online
25 Tahun Pengabdian,...
25 Tahun Pengabdian, Alumni Semapa PK 7 Gelar Donor Darah dan Santunan Anak Yatim
Tok! MKD Putuskan Ahmad...
Tok! MKD Putuskan Ahmad Dhani Terbukti Langgar Kode Etik Anggota DPR
Prabowo Ajak Bill Gates...
Prabowo Ajak Bill Gates Tinjau Program MBG di SDN Jati 03 Pulo Gadung
Tessa Mahardhika Jadi...
Tessa Mahardhika Jadi Plt Direktur Penyelidikan, Jubir KPK Diganti Budi Prasetyo
Infografis
Bersiap Perang, 450...
Bersiap Perang, 450 Juta Warga Uni Eropa Diminta Timbun Makanan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved