Jokowi Minta Kabinetnya Tak Gelar Buka Puasa Bersama dan Open House
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau kepada para menteri yang ada di jajaran Kabinet Indonesia Maju agar tidak mengadakan buka puasa bersama . Selain itu, Jokowi juga meminta para pembantuanya itu tidak menggelar open house saat Hari Raya Idul Fitri.
Imbauan tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Presiren Fadjroel Rachman melalui akun twitter pribadinya @fadjroeL, Selasa 13 April 2021 malam.
"Presiden @jokowi memberikan arahan kepada Kabinet Indonesia Maju, semua Kementerian/Lembaga, untuk tidak mengadakan acara buka puasa bersama dan Open House pada Ramadhan dan Idhul Fitri 1442H/2021M," tulis Fadjroel.
Fadjroel mengungkapkan, dua kegiatan itu diminta untuk ditiadakan oleh Jokowi bukan tanpa sebab yang jelas. Menurutnya, agar penyebaran Covid-19 dapat dihentikan.
"Untuk memutus penyebaran pandemi Covid-19. Yuk tetap disiplin 5M!," tuturnya. Baca juga:Ingin Bukber Virtual Seru, Lakukan 6 Hal Ini
Sekadar informasi,Pemerintah telah resmi melarang masyarakat mudik Lebaran 2021 terhitung sejak 6 hingga 17 Mei 2021. Larangan itu dikeluarkan dengan mempertimbangkan risiko penularan Covid-19 yang masih terbilang tinggi di Indonesia.
Imbauan tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Presiren Fadjroel Rachman melalui akun twitter pribadinya @fadjroeL, Selasa 13 April 2021 malam.
"Presiden @jokowi memberikan arahan kepada Kabinet Indonesia Maju, semua Kementerian/Lembaga, untuk tidak mengadakan acara buka puasa bersama dan Open House pada Ramadhan dan Idhul Fitri 1442H/2021M," tulis Fadjroel.
Fadjroel mengungkapkan, dua kegiatan itu diminta untuk ditiadakan oleh Jokowi bukan tanpa sebab yang jelas. Menurutnya, agar penyebaran Covid-19 dapat dihentikan.
"Untuk memutus penyebaran pandemi Covid-19. Yuk tetap disiplin 5M!," tuturnya. Baca juga:Ingin Bukber Virtual Seru, Lakukan 6 Hal Ini
Sekadar informasi,Pemerintah telah resmi melarang masyarakat mudik Lebaran 2021 terhitung sejak 6 hingga 17 Mei 2021. Larangan itu dikeluarkan dengan mempertimbangkan risiko penularan Covid-19 yang masih terbilang tinggi di Indonesia.
(mhd)