Data Bencana di NTT Antara Pusat dan Daerah Berbeda, Begini Penjelasan BNPB
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ), Raditya Jati menegaskan bahwa jumlah korban meninggal akibat bencana di Nusa Tenggara Timur (NTT) per 6 April 2021 pukul 14.00 WIB sebanyak 84 orang.
Sebelumnya, dilaporkan jumlah meninggal dunia sebanyak 128 orang. Namun setelah diverifikasi bahwa jumlah meninggal saat ini sebanyak 84 orang. Baca juga: Pemerintah Segera Identifikasi Insfrastruktur dan Fasilitas Rusak Terdampak Bencana NTT
“Memang, data ini salah satu yang menjadi tantangan kita. Terutama pada saat darurat. Dari contoh nanti yang kemarin mungkin akan berbeda dengan hari ini,” ujar Raditya dalam konferensi pers virtual dari Graha BNPB, Jakarta, Selasa (6/4/2021).
“Di daerah setelah mengisi data yang ada di daerah memang kadang lebih cepat. Namun seperti yang kita ketahui bahwa data tetap dinamis. Dan ternyata ada beberapa data di daerah yang belum diverifikasi. Misalkan ada yang dinyatakan hilang, namun sudah dinyatakan meninggal. Itu yang menjadi catatan kami,” jelas Raditya.
Raditya pun menegaskan kembali bahwa sampai saat ini jumlah meninggal akibat bencana di NTT sebanyak 84 orang. “Kami sampaikan meninggal dunia dengan catatan 49 meninggal dunia di Kabupaten Flores Timur, 16 meninggal dunia di Kabupaten Lembata, 15 meninggal dunia di Kabupaten Alor, 2 meninggal dunia di Kabupaten Malaka, 1 meninggal di Kota Kupang, 1 meninggal dunia di Ende,” terangnya.
Jumlah sebelumnya, kata Raditya, adalah dikarenakan ada korban yang hilang di Lembata masuk kategori meninggal. “Mohon maaf sekali lagi kalau data terakhir memang 16 meninggal dunia yang di Kabupaten Lembata itu, dulunya 51 Kabupaten Lembata yang orang yang hilang masuk ke kategorisasi yang meninggal dunia.”
“Jadi sekali setelah diverifikasi ulang dengan daerah ini yang kami dapatkan data terakhir. Kalau kemarin data terakhir di Lembata adalah 67 dalam penjumlahan dari 16 meninggal dan 51 hilang di Kabupaten Lembata,” sambungnya.
Sebelumnya, dilaporkan jumlah meninggal dunia sebanyak 128 orang. Namun setelah diverifikasi bahwa jumlah meninggal saat ini sebanyak 84 orang. Baca juga: Pemerintah Segera Identifikasi Insfrastruktur dan Fasilitas Rusak Terdampak Bencana NTT
“Memang, data ini salah satu yang menjadi tantangan kita. Terutama pada saat darurat. Dari contoh nanti yang kemarin mungkin akan berbeda dengan hari ini,” ujar Raditya dalam konferensi pers virtual dari Graha BNPB, Jakarta, Selasa (6/4/2021).
“Di daerah setelah mengisi data yang ada di daerah memang kadang lebih cepat. Namun seperti yang kita ketahui bahwa data tetap dinamis. Dan ternyata ada beberapa data di daerah yang belum diverifikasi. Misalkan ada yang dinyatakan hilang, namun sudah dinyatakan meninggal. Itu yang menjadi catatan kami,” jelas Raditya.
Raditya pun menegaskan kembali bahwa sampai saat ini jumlah meninggal akibat bencana di NTT sebanyak 84 orang. “Kami sampaikan meninggal dunia dengan catatan 49 meninggal dunia di Kabupaten Flores Timur, 16 meninggal dunia di Kabupaten Lembata, 15 meninggal dunia di Kabupaten Alor, 2 meninggal dunia di Kabupaten Malaka, 1 meninggal di Kota Kupang, 1 meninggal dunia di Ende,” terangnya.
Jumlah sebelumnya, kata Raditya, adalah dikarenakan ada korban yang hilang di Lembata masuk kategori meninggal. “Mohon maaf sekali lagi kalau data terakhir memang 16 meninggal dunia yang di Kabupaten Lembata itu, dulunya 51 Kabupaten Lembata yang orang yang hilang masuk ke kategorisasi yang meninggal dunia.”
“Jadi sekali setelah diverifikasi ulang dengan daerah ini yang kami dapatkan data terakhir. Kalau kemarin data terakhir di Lembata adalah 67 dalam penjumlahan dari 16 meninggal dan 51 hilang di Kabupaten Lembata,” sambungnya.
(kri)