Aksi Teror Marak, PMII Minta Polri dan BNPT Perkuat Deradikalisasi di Kampus

Kamis, 01 April 2021 - 14:31 WIB
loading...
Aksi Teror Marak, PMII...
Ketua Umum PB PMII Muhammad Abdullah Syukri, mengajak kepolisian dan BNPT untuk memperkuat deradikalisasi di perguruan tinggi.
A A A
JAKARTA - Aksi teror di Indonesia kembali marak. Pascaperistiwa bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), aksi teror juga terjadi di Markas Besar (Mabes) Polri pada Rabu sore, 31 Maret 2021 sore.

Dalam peristiwa teror di Mabes Polri, seorang perempuan bernama Zakia,25, yang diduga anggota teroris tewas ditembak petugas karena berusaha menyerang aparat kepolisian yang sedang berjaga. “Dalam beberapa hari belakangan, kita menghadapi aksi-aksi teror yang berusaha menciptakan situasi gaduh dan berupaya memecah-belah persatuan bangsa. Mulai dari peristiwa bom Gereja Katedral, Makassar hingga aksi teror di Mabes Polri,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) Muhammad Abdullah Syukri, Kamis (1/4/2021).

Gus Abe panggilan akrab Muhammad Abdullah Syukri menilai, tindakan kekerasan yang berupaya merusak persatuan bangsa harus dikutuk dan dibinasakan dari Tanah Air. Karenanya, serangan terhadap Mabes Polri yang merupakan institusi negara pengayom masyarakat adalah bentuk tindakan tercela yang tak dapat dibenarkan. ”Negara kita adalah negara damai dan indah karena keberagaman. Jangan sampai keharmonisan dan persatuan negara dirusak dengan tindakan oknum yang tak bertanggung jawab,” ucapnya.

Gus Abe mengatakan, Islam selalu mengajarkan keharmonisan dan kedamaian. Siapapun oknum yang mengatasnamakan agama dan melakukan tindakan teror serta kekerasan sudah pasti bukan berasal dari ajaran Islam. Islam ataupun agama lainnya, kata Gus Abe, dengan tegas melarang seseorang melakukan tindak kekerasan, apalagi melakukan aksi teror yang melukai banyak orang. ”Karena itu, saya menolak dan mengutuk keras segala bentuk tindakan teror dan kekerasan yang mengatasnamakan agama. Tindakan tersebut telah merusak kedamaian dan keharmonisan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujarnya.

Gus Abe juga mengajak pihak kepolisian dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk memperkuat upaya deradikalisasi melalui internalisasi nilai-nilai Pancasila di setiap perguruan tinggi. ”Meminta kepada para tokoh agama untuk terus meningkatkan pola pengajaran agama secara baik dan menekankan pentingnya beragama secara moderat dan Rahmatan Lil ‘Allamin,” katanya.



Sebab, maraknya tindakan terorisme yang terjadi dalam beberapa hari ini membuat masyarakat resah. Pencegahan tindakan teror tersebut harus diantisipasi melalui cara-cara deradikalisasi. Upaya tersebut harus dimulai dari perguruan tinggi, apalagi beberapa peneliti mengatakan bahwa banyak anak muda yang dijaring dalam kelompok teroris melalui jejaring internet dan diiming-iming jalan pintas ke surga melalui bom bunuh diri.

”Kepada seluruh masyarakat umum, terkhusus kader PMII di Nusantara untuk bersama-sama menolak paham radikalisme dan melawan segala bentuk aksi terorisme dan tindakan kekerasan. Saya juga mengajak kepada semua pihak untuk mengutamakan keharmonisan dalam menyelesaikan permasalahan ini. Kita percayakan pada aparat kepolisian untuk mengungkap tuntas aksi teror yang dilakukan,” katanya.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2048 seconds (0.1#10.140)