Labeli Moeldoko Jenderal Santri, Kubu AHY: Darmizal Cs Sungguh Menggelikan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhono ( AHY ), Kamhar Lakumani ikut berkomentar terkait langkah Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB, Moeldoko yang mengajak pengurus salat magrib berjamaah dan Moeldoko bertindak sebagai Imam Salat. Cara Moeldoko kemudian dipuji Wakil Ketua Umum Partai Demokrat KLB, Darmizal yang menyebut Moeldoko sebagai 'Jenderal Santri'.
Kamhar menganggap, apa yang dilakukan Darmizal Cs adalah pencitraan yang ingin dibangun gerombolan KLB abal-abal dengan menyematkan label 'Jenderal Santri'. "Pada foto Moeldoko sedang mengimami salat berjamaah dan ma’munnya adalah Darmizal dkk sungguh menggelikan dan sangat berlebihan," ujarnya dalam keterangannya, Sabtu (27/3/2021). Baca juga: Balas Umpatan Max Sopacua, Politikus Demokrat: Semoga Sehat Selalu
"Bahkan para pemuka agama dan dai kondang di Indonesia tak ada yang membagikan foto sedang salat di media sosialnya. Sungguh miris bahkan beribadah pun dijadikan ajang pencitraan dan mencari sensasi. Ini masuk kategori riya," imbuh Kamhar.
Lebih lanjut Kamhar menganggap publik tak mungkin mudah ditipu dengan pencitraan seperti ini, apalagi label 'Jenderal Santri' untuk seorang Moeldoko yang sepak terjangnya terekam kuat dalam memori publik sebagai aktor kunci pembegalan demorasi terhadap Partai Demokrat yang justru bertentangan dengan sikap kesatria dan keperwiraan.
"Melakukan cara-cara ilegal dan inkonstitusional. Tak beretika dan tak bermoral, bahkan menikam dari belakang orang yang pernah mengangkat dan meninggikan derajatnya. Jauh dari sifat kesatria dan sifat keperwiraan," jelasnya.
Menurut Kamhar, label ini semakin menggelikan karena yang menyematkannya adalah Darmizal dkk yakni pihak yang disebutnya gerombolan KLB abal-abal dan orang-orang yang telah dipecat dengan tidak hormat karena menjadi komprador pihak luar menggerogoti Partai Demokrat dari dalam. Sehingga, ia menyebut ini bentuk pengkhianatan yakni khianat adalah ciri orang munafik.
"Kami mendoakan Moeldoko dkk semoga mereka diberi petunjuk dan kesadaran agar tak riya dan secara kesatria mengakui kekeliruan jalan yang telah ditempuhnya untuk kembali kejalan yang benar. Mas Ketum AHY akan senantiasa membuka pintu maaf meskipun Moeldoko telah melakukan hal yang mengecewakan, jika ia menyadari kekeliruannya," pungkas dia.
Kamhar menganggap, apa yang dilakukan Darmizal Cs adalah pencitraan yang ingin dibangun gerombolan KLB abal-abal dengan menyematkan label 'Jenderal Santri'. "Pada foto Moeldoko sedang mengimami salat berjamaah dan ma’munnya adalah Darmizal dkk sungguh menggelikan dan sangat berlebihan," ujarnya dalam keterangannya, Sabtu (27/3/2021). Baca juga: Balas Umpatan Max Sopacua, Politikus Demokrat: Semoga Sehat Selalu
"Bahkan para pemuka agama dan dai kondang di Indonesia tak ada yang membagikan foto sedang salat di media sosialnya. Sungguh miris bahkan beribadah pun dijadikan ajang pencitraan dan mencari sensasi. Ini masuk kategori riya," imbuh Kamhar.
Lebih lanjut Kamhar menganggap publik tak mungkin mudah ditipu dengan pencitraan seperti ini, apalagi label 'Jenderal Santri' untuk seorang Moeldoko yang sepak terjangnya terekam kuat dalam memori publik sebagai aktor kunci pembegalan demorasi terhadap Partai Demokrat yang justru bertentangan dengan sikap kesatria dan keperwiraan.
"Melakukan cara-cara ilegal dan inkonstitusional. Tak beretika dan tak bermoral, bahkan menikam dari belakang orang yang pernah mengangkat dan meninggikan derajatnya. Jauh dari sifat kesatria dan sifat keperwiraan," jelasnya.
Menurut Kamhar, label ini semakin menggelikan karena yang menyematkannya adalah Darmizal dkk yakni pihak yang disebutnya gerombolan KLB abal-abal dan orang-orang yang telah dipecat dengan tidak hormat karena menjadi komprador pihak luar menggerogoti Partai Demokrat dari dalam. Sehingga, ia menyebut ini bentuk pengkhianatan yakni khianat adalah ciri orang munafik.
"Kami mendoakan Moeldoko dkk semoga mereka diberi petunjuk dan kesadaran agar tak riya dan secara kesatria mengakui kekeliruan jalan yang telah ditempuhnya untuk kembali kejalan yang benar. Mas Ketum AHY akan senantiasa membuka pintu maaf meskipun Moeldoko telah melakukan hal yang mengecewakan, jika ia menyadari kekeliruannya," pungkas dia.
(kri)