Pendiri Mapala UI sekaligus Sahabat Soe Hok Gie, Herman Lantang Meninggal Dunia

Senin, 22 Maret 2021 - 06:47 WIB
loading...
Pendiri Mapala UI sekaligus...
Pendiri organisasi Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI), Herman O Lantang, meninggal dunia Senin (22/3/2021) subuh tadi, Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Pendiri organisasi Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) , Herman O Lantang, Senin (22/3/2021) subuh tadi, meninggal dunia. Kabar duka ini tersiar lewat pesan Facebook salah satu anggota istimewa Mapala UI Syamsirwan Ichien, pagi ini.

"Selamat jalan Senior
Telah meninggal Dunia
Legenda Petualang Indonesia
Hari ini jam 03.00 wib
Saat ini Jenazah di RSUD Tangerang Selatan
Pamulang"

Herman Lantang adalah mantan mahasiswa jurusan Antropologi di FSUI dan juga mantan ketua senat Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada era 60-an. Herman Lantang juga salah satu pendiri Mapala UI dan pernah menjabat sebagai ketuanya pada 1972 - 1974.

Herman Lantang adalah sahabat dari Soe Hoek Gie yang pernah menjadi inspirator gerakan demo long march mahasiswa UI untuk menggulingkan pemerintahan Soekarno pasca G30 S dan semasaTritura.

Sampai sebelum film biografi "GIE" muncul di layar perak, tak banyak orang yang menggubris kehadiran tokoh yang satu ini, kecuali, lagi - lagi, komunitas pencinta alam, yang sangat mengagungkan sikapnya yang tetap rendah hati.

Herman dilahirkan di sudut kota kecil Tomohon, sebuah kota administrasi di provinsi Sulawesi Utara, 77 tahun silam. Dalam buku baptisnya dia diberi nama: Herman Onesimus Lantang. Kegemarannya terhadap alam pun mulai timbul ketika ayahnya yang saat itu berprofesi sebagai tentara sering mengajaknya keluar - masuk hutan di kawasan Tomohon untuk berburu. Dari situ, lambat laun kecintaannya terhadap hutan yang sarat aroma sarasah dan petualangan timbul.

Lalu, setelah tamat dari Europrrshe Lagere School SR GMIM4 ( setaraf SD ), Herman kecil melanjutkan ke SMPK Tomohon. Herman mulai hijrah ke ibu kota bersama orang tuanya yang saat itu di pindahtugaskan ke daerah baru. Kemudian di Jakarta inilah ia melanjutkan kembali pendidikan formalnya, ketika di terima di SMA 1 (Budi Utomo) pada 1957.

Tak puas sampai di situ, Herman mulai melirik perguruan tinggi yang menurutnya akan memberikan sistem pendidikan terbaik. Saat itu, di tahun 1960, melalui segudang tes yang cukup rumit, ia pun berhasil di terima di Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Jurusan Anthropologi yang banyak berkutat dengan kebudayaan dan perilaku manusia sejak mulanya.

Melalui jurusan ini pula dia sempat melakukan penelitian mendalam terhadap perilaku suku terasing Dhani di Papua pada 1972, yang mengantarkannya mencapai gelar sarjana penuh.

Selama menjadi mahasiswa, pribadi yang tangguh dengan idiologi sosialisnya mulai terbentuk. Melihat banyak rekan - rekan seangkatannya yang lebih memilih jalur politik praktis untuk mencapai kemapanan. Ia dan rekan lainnya malah memilih alam sebagai media pengembangan diri.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1897 seconds (0.1#10.140)