Eks Presiden PKS: Makin Lama Berkuasa, Kian Besar Godaan Nikmati Feodalisme

Minggu, 14 Maret 2021 - 07:55 WIB
loading...
Eks Presiden PKS: Makin Lama Berkuasa, Kian Besar Godaan Nikmati Feodalisme
Mantan Presiden PKS M Sohibul Iman mengatakan, meskipun kekuasaan didapat secara demokratis, tapi selalu mengundang semut dengan beragam karakternya. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) M Sohibul Iman mengatakan, meskipun kekuasaan didapat secara demokratis, tapi kekuasaan selalu mengundang semut dengan beragam karakternya.



"Makin lama dalam kekuasaan, makin besar godaan untuk menikmati feodalisme. Bahkan dorongan keluarga n ambisi pribadi juga menguatkan kehidupan feodalisme. Pada titik tertentu suasana feodal akan memunculkan logika untuk berkuasa selamanya, jika perlu turun temurun sekian generasi," tutupnya.

Sebelumnya, politikus Senior Amien Rais melalui akun Instagramnya mengunggah sebuah cuplikan video. Di dalam cuplikan video tersebut Amien mengatakan bahwa saat ini Indonesia sudah pada tahapan sekarang atau tidak sama sekali.

Secara khusus Amien menyinggung adanya upaya rezim saat ini atau masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencoba memaksakan pasal agar dapat dipilih sebanyak tiga kali. Seperti diketahui di dalam konstitusi Indonesia yakni UUD 1945 , presiden hanya dapat dipilih maksimal sebanyak dua kali.

"Sekarang kita ini semua sudah pada tahapan Its now or never. Tomorow will be too late. Akankan kita biarkan plotting rezim sekarang ini akan memaksa masuknya pasal supaya bisa dipilih ketiga kalinya itu," ujarnya dikutip dari cuplikan video pada akun @amienraisofficial, Sabtu (13/3/2021).

Dia bahkan juga menyebut bahwa rezim saat ini berupaya mengubur demokrasi Indonesia. "Bahwa rezim itu sesungguhnya sedang mengarah kepada penguburan demokrasi kita," lanjutnya.

Sementara itu pada caption atau keterangan dalam cuplikan tersebut bahw Indonesia saat ini akan mengulang peristiwa 23 tahun lalu. Jika menengok ke belakang 23 tahun lalu merupakan momen reformasi.

"It's now or never! Sejarah mengulang dengan sendirinya. Seperti 23 tahun yang lalu, Indonesia kini mengalami situasi yang mirip saat itu. Akankah kita diam saja melihat kezaliman? Atau akankah kita bergerak dan menyuarakan kebenaran?” demikian bunyi keterangan pada cuplikan video tersebut.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1384 seconds (0.1#10.140)