Kasus Covid-19 Diklaim Menurun, Epidemiolog: Tak Bisa Dibuktikan Secara Kualitatif

Minggu, 14 Maret 2021 - 05:26 WIB
loading...
Kasus Covid-19 Diklaim...
Data yang disajikan pemerintah menunjukkan penurunan kasus Covid-19, tetapi epidemiolog Dicky Budiman menyebut data tersebut tak bisa dibuktikan secara kualitatif. Foto/ilustrasi.pixabay
A A A
JAKARTA - Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menilai pandemi Covid-19 di Indonesia masih dalam kondisi menghawatirkan. Berkurangnya jumlah pasien inap di lokasi isolasi dan ICU Rumah Sakit tidak dapat dijadikan indikator berkurangnya pandemi Covid-19 .

Penanganan Covid-19 di Indonesia dinilai masuk dalam kontribusi testing stabil rendah dan tidak signifikan. Klaim menurunnya jumlah covid-19 di Indonesia tidak dapat dibuktikan secara data kualitatif.

"Klaim status menurun itu tidak valid terutama tes positivity rate yang jauh di atas 10 persen dan angka kematian tinggi. Itu yang jadi indikator valid bahwa situasi jauh lebih serius daripada yang ditampilkan dari data yang minum," kata Dicky saat dihubungi Minggu (14/3/2021).

(Baca: Update COVID-19: Positif 1.414.741 Orang, 1.237.470 Sembuh dan 38.329 Meninggal)

Lebih lanjut dia mengatakan, semakin berkurangnya jumlah pasien isolasi di Rumah Sakit tidak dapat dijadikan sebagai bukti penurunan jumlah pasien Covid-19. Penurunan jumlah pasien di RS karena masih banyak masyarakat yang berobat secara mandiri.

"Untuk konteks Indonesia RS tidak selalu menjadi ukuran karena data BPS menunjukkan perilaku mengobati sendiri meningkat mendekati 80 persen dan situasi pandemi saya prediksi lebih dari 80 persen akibat stigma dan lain-lain," tambahnya.

"Artinya data kuantitatif isolasi dan ICU itu ya harus dilihat dengan data kualitatif. Artinya secara kesimpulan umum Indonesia harus semakin serius,"

(Baca: IDI Sebut 48 Kasus COVID-19 dari Mutasi N439K Terdeteksi di Indonesia)

Meski begitu pendami Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan selama 6 mingguan pada level global. Penurunan diakibatkan faktor testing kawasan yang selama ini berkontribusi signifikan di antaranya wilayah Amerika dan Eropa.

"Karena dua benua itu tejadi penurunan akibat beberapa hal terutama mereka mengalami manfaat dari asepek 3T sudah optimal terutama Amerika dan beberapa negara eropa," jelasnya.
(muh)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Alumni Relawan RSDC...
Alumni Relawan RSDC Wisma Atlet Hadiri Reuni dan Halalbihalal di Markas Marinir
Mitigasi Inklusif Kolaboratif...
Mitigasi Inklusif Kolaboratif Organisasi Jadi Model Ideal Hadapi Bencana Non Alam Pandemi
3 Orang Jadi Tersangka,...
3 Orang Jadi Tersangka, Kasus Pengadaan APD Covid-19 Rugikan Negara Rp319 Miliar
SBY Lapor ke Jokowi...
SBY Lapor ke Jokowi Jadi Penasihat Khusus Aliansi Sedunia Membasmi Malaria
WHO Sebut Tren Kerja...
WHO Sebut Tren Kerja Jarak Jauh Bisa Berdampak Buruk Bagi Kesehatan Pekerja
Sejumlah Menteri Dijadwalkan...
Sejumlah Menteri Dijadwalkan Hadiri Indonesia Re International Conference 2024
KPK Sebut Bansos Presiden...
KPK Sebut Bansos Presiden yang Dikorupsi Sebanyak 6 Juta Paket
KPK Usut Dugaan Korupsi...
KPK Usut Dugaan Korupsi Pengadaan Bansos 2020, Jokowi: Silakan Diproses
Pembangunan Daerah ke...
Pembangunan Daerah ke Depan (Pemikiran)
Rekomendasi
Update Banjir Jakarta,...
Update Banjir Jakarta, 2 RT dan 1 Ruas Jalan di Cilandak Jaksel Masih Terendam Banjir
Hasil Semifinal Piala...
Hasil Semifinal Piala Sudirman 2025: Fadia/Tiwi Kalah, Korea Selatan Bungkam Indonesia 3-2
Minat Gabung Aliansi...
Minat Gabung Aliansi BRICS Menguat, Negara Afrika Merapat
Berita Terkini
Bawaslu Dalami Dugaan...
Bawaslu Dalami Dugaan Kecurangan PSU di Bengkulu Selatan
42 menit yang lalu
Waketum Golkar Idrus...
Waketum Golkar Idrus Marham Usulkan Pembentukan Koalisi Permanen
51 menit yang lalu
RUU Polri Dianggap Menyimpang:...
RUU Polri Dianggap Menyimpang: Tambah Kekuasaan, Bukan Perbaiki Pengawasan
1 jam yang lalu
Pembatalan Mutasi Letjen...
Pembatalan Mutasi Letjen Kunto, Dino Patti Djalal: Sinyal Keras Istana Bahwa Panglima Tertinggi Adalah Presiden Prabowo
1 jam yang lalu
Halaqah Ulama dan Kader...
Halaqah Ulama dan Kader PPP Sepakat Muktamar Pilih Ketum Baru
2 jam yang lalu
Prabowo Gelar Rapat...
Prabowo Gelar Rapat Perluasan Cakupan Makan Bergizi Gratis
4 jam yang lalu
Infografis
Ukraina Akui Jet tempur...
Ukraina Akui Jet tempur F-16 AS Tak Bisa Tandingi Su-35 Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved