Doni Monardo Ingatkan Disiplin Prokes Tak Boleh Lengah Setengah Menit Pun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 , Doni Monardo menegaskan sesuai dengan arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjalankan disiplin protokol kesehatan harus konsisten.
“Dan bapak Presiden selalu mengatakan konsistensi. Hari ini disiplin, besok disiplin, minggu depan sudah mulai berkurang,” ujar Doni dalam dialog pada Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2021 Hari ke-4 secara virtual, Selasa (9/3/2021).
Doni pun menegaskan bahwa setengah menit pun tidak boleh lengah menjaga disiplin protokol kesehatan. “Jadi ini yang membuat COVID-19 ini nggak boleh ada satu menit pun, jangankan 1 menit, setengah menit pun nggak boleh lengah. Bapak Presiden mengingatkan jadi jangan kendor. Nah bisa nggak kita menjaga momentum ini,” tegasnya.
Apalagi, kata Doni, saat ini masih ada 17% warga negara yang tidak percaya COVID-19. Padahal angka kematian akibat COVID-19 ini cukup tinggi. “Orang tidak percaya COVID-19 masih ada yang mengatakan 17% warga negara kita tidak percaya COVID-19, ini katanya rekayasa, ini katanya konspirasi, padahal kenyataannya yang meninggal lebih dari 2 juta orang, di negara kita sudah 37.000 orang yang wafat,” jelasnya.
“Apalagi alasannya untuk tidak percaya pada COVID-19 ini. Saya kebetulan salah satu penyintas, saya rasakan betapa ganasnya COVID-19 ini,” sambungnya.
Menurutnya, kalau kita tidak hati-hati dan kita membiarkan mereka yang lansia atau kelompok rentan punya komorbid maka angka kematian pasti tinggi. Karena 80% yang meninggal itu adalah mereka yang punya komorbid dan usia di atas 47 tahun.
Jadi, kata Doni, jika memahami bagaimana ancaman COVID-19 ini adalah bagaimana kelompok yang relatif muda ini bisa memisahkan diri, tidak terlalu sering berhubungan dengan kelompok rentan.
“Mereka terpapar COVID-19, OTG, mereka pada akhirnya akan pulih mungkin 1 minggu, 2 minggu. Begitu menyerang mereka yang lansia, yang punya komorbid risikonya sangat fatal. Apalagi terlambat dibawa ke rumah sakit. Nah ini pengetahuan seperti ini harus selalu diingatkan,” tutupnya.
“Dan bapak Presiden selalu mengatakan konsistensi. Hari ini disiplin, besok disiplin, minggu depan sudah mulai berkurang,” ujar Doni dalam dialog pada Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2021 Hari ke-4 secara virtual, Selasa (9/3/2021).
Doni pun menegaskan bahwa setengah menit pun tidak boleh lengah menjaga disiplin protokol kesehatan. “Jadi ini yang membuat COVID-19 ini nggak boleh ada satu menit pun, jangankan 1 menit, setengah menit pun nggak boleh lengah. Bapak Presiden mengingatkan jadi jangan kendor. Nah bisa nggak kita menjaga momentum ini,” tegasnya.
Apalagi, kata Doni, saat ini masih ada 17% warga negara yang tidak percaya COVID-19. Padahal angka kematian akibat COVID-19 ini cukup tinggi. “Orang tidak percaya COVID-19 masih ada yang mengatakan 17% warga negara kita tidak percaya COVID-19, ini katanya rekayasa, ini katanya konspirasi, padahal kenyataannya yang meninggal lebih dari 2 juta orang, di negara kita sudah 37.000 orang yang wafat,” jelasnya.
“Apalagi alasannya untuk tidak percaya pada COVID-19 ini. Saya kebetulan salah satu penyintas, saya rasakan betapa ganasnya COVID-19 ini,” sambungnya.
Menurutnya, kalau kita tidak hati-hati dan kita membiarkan mereka yang lansia atau kelompok rentan punya komorbid maka angka kematian pasti tinggi. Karena 80% yang meninggal itu adalah mereka yang punya komorbid dan usia di atas 47 tahun.
Jadi, kata Doni, jika memahami bagaimana ancaman COVID-19 ini adalah bagaimana kelompok yang relatif muda ini bisa memisahkan diri, tidak terlalu sering berhubungan dengan kelompok rentan.
“Mereka terpapar COVID-19, OTG, mereka pada akhirnya akan pulih mungkin 1 minggu, 2 minggu. Begitu menyerang mereka yang lansia, yang punya komorbid risikonya sangat fatal. Apalagi terlambat dibawa ke rumah sakit. Nah ini pengetahuan seperti ini harus selalu diingatkan,” tutupnya.
(kri)