Mantan Kader Bongkar Manuver SBY saat Anas Pimpin Demokrat

Sabtu, 06 Maret 2021 - 13:19 WIB
loading...
Mantan Kader Bongkar Manuver SBY saat Anas Pimpin Demokrat
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Foto/Dok SINDO
A A A
JAKARTA - Mantan kader Partai Demokrat yang saat ini Anggota Presidium Perhimpunan Pergerakan Indonesia Sri Mulyono mengatakan bahwa apa yang terjadi di Partai Demokrat saat ini sebenarnya dimulai oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sendiri. Hal ini berkaca dari manuver yang dilakukan SBY saat Anas Urbaningrum menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat tahun 2010 lalu.

"Pak SBY itu yang mengajari semua itu sehingga sekarang terjadi KLB. Kalau Pak SBY tidak mengajari itu maka menurut saya tidak ada tindakan-tindakan ilegal, tidak ada tindakan arogan. Pak SBY lah guru ilegal di dalam Demokrat, guru arogansi di Demokrat dan guru kudeta," katanya dalam Polemik Virtual Polemik MNC Trijaya, Sabtu (6/3/2021).


Sri mengatakan bahwa pada dua masa kepemimpinan Subur Budhisantoso dan Hadi Utomo tidak pernah ada keributan keributan di internal. Bahkan dia menilai bahwa tidak ada pikiran untuk melakukan KLB. "Tapi ketika Anas memimpin, usaha-usaha untuk menggulingkan Anas ini terbaca dan telanjang," ungkapnya.

Dia menyebut bahwa pada masa itu, SBY mengadakan rapimnas tanpa kehadiran Anas yang saat itu menjabat sebagai ketua umum. Bahkan, saat Anas tersangkut kasus hukum, Sri menyebut SBY meminta langsung agar KPK segera menetapkan status hukun Anas.

Baca juga: Peneliti LIPI: KLB Partai Demokrat Tak Lazim dan Memprihatinkan


"SBY tanggal 4 Februari 2013 berpidato dari Jeddah meminta KPK supaya status hukum Anas. Ini kan juga tidak benar, arogan dan ilegal juga. Mengintervensi hukum. Lalu tiga hari setelah itu yakni tanggal 7 Februari sprindik Anas bocor. Bocornya ke Cikeas. Apakah ini tindakan benar? Ini juga pelanggaran hukum yang berat," paparnya.

Setelah itu SBY langsung mengambil alih kepemimpinan di Partai Demokrat tanpa proses yang sesuai dengan konstitusi partai. "Ini juga ilegal dan juga arogan. Ini benang merah yang sekarang menghasilkan KLB," pungkasnya.
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3295 seconds (0.1#10.140)