Mahfud MD Sebut Kerugian Karhutla Sampai USD16,1 Miliar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebutkan jika pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), termasuk membutuhkan biaya yang mahal.
“Jadi pelaksanaan Inpres Nomor 3 Tahun 2020, pelaksanaan dalam bentuk apa yang harus kita ikuti alurnya nih? Melaksanakan patroli terpadu. Sampai hari ini saya mendapat informasi terus dari Pak Doni Monardo, jalan terus, ini juga memberitahu ini sedang patroli Polri, patroli LHK, harus begitu ndak apa-apa, antisipasi itu mencegah,” kata Mahfud dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) Tahun 2021 secara virtual, Jumat (5/3/2021).
Namun, Mahfud menegaskan biaya pencegahan yang mahal ini justru lebih murah jika dibandingkan dengan kerugian akibat karhutla yang pernah mencapai USD16,1 miliar. “Itu memang biayanya mahal. Tapi sebenarnya tuh lebih murah dibandingkan tadi USD16,1 miliar kerugian pada waktu tertentu, mahal tapi nggak sampai USD16,1 miliar. Dan tidak ngerepotin, tidak membuat masalah sosial, politik, ekonomi sesudah itu,” ungkap Mahfud. Selain itu, dalam pencegahan kata Mahfud juga harus didukung dengan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) termasuk water bombing. “Baru yang kedua melaksanakan pemadaman jika sudah mulai timbul, ini arah kebijakan kita jadi segera. Kemudian melaksanakan dukungan operasi udara untuk TMC tadi dan water bombing,” katanya.
Mahfud juga mendorong pengembangan inovasi teknologi informasi pemantauan dan pengawasan karhutla. “Berikutnya yaitu mengembangkan inovasi teknologi informasi pemantauan dan pengawasan karhutla. Ini sekarang banyak dibuat apa namanya program-program yang bisa memantau. Sekarang apalagi kebakaran hutan bisa,” ungkapnya.
“Jadi pelaksanaan Inpres Nomor 3 Tahun 2020, pelaksanaan dalam bentuk apa yang harus kita ikuti alurnya nih? Melaksanakan patroli terpadu. Sampai hari ini saya mendapat informasi terus dari Pak Doni Monardo, jalan terus, ini juga memberitahu ini sedang patroli Polri, patroli LHK, harus begitu ndak apa-apa, antisipasi itu mencegah,” kata Mahfud dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) Tahun 2021 secara virtual, Jumat (5/3/2021).
Namun, Mahfud menegaskan biaya pencegahan yang mahal ini justru lebih murah jika dibandingkan dengan kerugian akibat karhutla yang pernah mencapai USD16,1 miliar. “Itu memang biayanya mahal. Tapi sebenarnya tuh lebih murah dibandingkan tadi USD16,1 miliar kerugian pada waktu tertentu, mahal tapi nggak sampai USD16,1 miliar. Dan tidak ngerepotin, tidak membuat masalah sosial, politik, ekonomi sesudah itu,” ungkap Mahfud. Selain itu, dalam pencegahan kata Mahfud juga harus didukung dengan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) termasuk water bombing. “Baru yang kedua melaksanakan pemadaman jika sudah mulai timbul, ini arah kebijakan kita jadi segera. Kemudian melaksanakan dukungan operasi udara untuk TMC tadi dan water bombing,” katanya.
Mahfud juga mendorong pengembangan inovasi teknologi informasi pemantauan dan pengawasan karhutla. “Berikutnya yaitu mengembangkan inovasi teknologi informasi pemantauan dan pengawasan karhutla. Ini sekarang banyak dibuat apa namanya program-program yang bisa memantau. Sekarang apalagi kebakaran hutan bisa,” ungkapnya.
(cip)