Hadapi Varian Baru Covid-19, Epidemiolog: Pembatasan Mobilitas Harus Dipatuhi

Kamis, 04 Maret 2021 - 10:38 WIB
loading...
Hadapi Varian Baru Covid-19,...
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan pemerintah perlu mengantisipasi cepat dan tepat mutasi baru virus Corona B117 yang saat ini sudah masuk ke Indonesia. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan pemerintah perlu mengantisipasi cepat dan tepat mutasi baru v irus Corona B117 yang saat ini sudah masuk ke Indonesia.

Menurut dia, pemerintah perlu menambah strategi pencegahan dari 3M menjadi 5M, antara lain mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas. Lalu 3T yang terdiri atas tracing, testing dan treatment harus lebih dimasifkan lagi di samping vaksinasi Covid yang sudah berjalan. "Kombinasi strategi yang dilakukan pemerintah tetap sama, 3T, 5M dan vaksinasi. Hanya itu harus dua atau tiga kali lipat," ujar Dicky melalui rekaman video kepada MNC Portal Indonesia, Kamis (4/3/2021).

Dicky mengimbau masyarakat tidak perlu panik atas strain baru Covid-19 ini. Namun demikian, kewaspadaan perlu ditingkatkan, di antaranya dengan bersikap konsisten menjalankan 5M. Bahkan kalau perlu pemakaian masker menjadi dua lapis untuk upaya maksimal. "(Kalau) pakai masker kain sebaiknya dua lapis. Lalu tenaga kesehatan kalau memakai masker bedah harus dipakai dengan benar. Kemudian membatasi mobilitas betul-betul dipatuhi selain membatasi interaksi dan menjauhi kerumunan," tutur Dicky.

Menurut Dicky 5M menjadi sebuah keniscayaan yang harus dilakukan masyarakat untuk mengantisipasi infeksi strain baru Covid-19. Jika masih 3M, kata dia, itu akan tertinggal jauh dari virus ini dan akan melahirkan strain-strain baru lainnya. "Kita harus memperkuat 3T, 5M dan vaksinasi. Vaksin efektif tapi harus dikombinasikan dengan 5M," jelas dia.

Lebih lanjut, Dicky berujar, sejak awal dirinya sudah memprediksi bahwa 2021 akan masuk strain baru virus Corona ke Indonesia. Prediksinya terbukti di mana saat ini varian B117 telah tiba di Tanah Air. Karena itulah pemerintah perlu merespons cepat dan tepat atas mutasi baru virus ini.

"Satu hal yang perlu disadari dan dipahami dari awal bahwa varian baru virusnya tetap sama, mekanisme (penularannya) tetap sama lewat droplet, kontak erat, airborne, ventilasi buruk itu tetap sama. Lalu gejalanya sama. Kemudian penyakitnya sama. Yang berubah adalah kode genetik dari virus ini karena dia turunan sekian jadi dia punya kemampuan lebih efisien dalam menginfeksi," pungkasnya. fahreza
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1511 seconds (0.1#10.140)