Apa Penyebab AHY dan Gatot Ungguli Puan di Survei Capres 2024?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lembaga Survei Indonesia (LSI) telah merilis hasil survei tentang figur atau tokoh yang berpotensi maju pada Pilpres 2024. Uniknya, dalam simulasi tertutup terhadap 10 nama, ditemukan elektabilitas Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ) dan mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo unggul atas Ketua DPR yang juga politikus PDI Perjuangan (PDIP), Puan Maharani . Padahal, AHY dan Gatot disebut bukan pejabat negara maupun kepala daerah.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin mengatakan, meski AHY bukan pejabat negara, tapi posisinya sebagai Ketum Partai dianggap menguntungkan.
"Seorang ketum partai tentu punya panggung untuk tetap bisa populer dan memiliki elektabilitas baik di mata publik," kata Ujang saat dihubungi, Selasa (23/2/2021).
Baca juga: AHY Ungguli Sejumlah Ketua Umum Parpol di Survei Capres, Cuma Kalah dari Prabowo
Selain itu, Ujang juga menilai, meski AHY bukan seorang pejabat, tapi posisinya sebagai Ketum Partai Demokrat, membuat generasi politik trah 'Cikeas' itu dapat membawahi pejabat-pejabat di daerah. Sebab, ia melihat tak sedikit juga kepala daerah yang berasal dari Partai Demokrat.
Sedangkan untuk Gatot Nurmantyo, analis politik asal Universitas Al Azhar Indonesia itu melihat sederhana bahwa yang bersangkutan mampu memposisikan diri dalam dinamika politik dengan bergabung ke Koalisi Aksi Masyarakat Indonesia (KAMI).
Di organisasi itu, kata Ujang, Gatot tampak memperjelas statusnya yang berseberangan dengan pemerintah. Faktor itu membuat Gatot mendapatkan penilaian dan respons positif dari publik.
Baca juga: Bukan Pejabat, AHY dan Gatot Nurmantyo Ungguli Puan di Survei Capres
"Dia masuk bursa capres, walaupun dirinya tak punya kekuasaan di pemerintahan. Itu karena GN memposisikan figur yang berhadap-hadapan dengan pemerintah, karena sering mengkritik pemerintah, itu semua disenangi sebagian rakyat," katanya.
Lihat Juga: Setyo Budiyanto Jadi Ketua KPK, Puan Minta Jangan Ada Politisasi dalam Penegakan Korupsi
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin mengatakan, meski AHY bukan pejabat negara, tapi posisinya sebagai Ketum Partai dianggap menguntungkan.
"Seorang ketum partai tentu punya panggung untuk tetap bisa populer dan memiliki elektabilitas baik di mata publik," kata Ujang saat dihubungi, Selasa (23/2/2021).
Baca juga: AHY Ungguli Sejumlah Ketua Umum Parpol di Survei Capres, Cuma Kalah dari Prabowo
Selain itu, Ujang juga menilai, meski AHY bukan seorang pejabat, tapi posisinya sebagai Ketum Partai Demokrat, membuat generasi politik trah 'Cikeas' itu dapat membawahi pejabat-pejabat di daerah. Sebab, ia melihat tak sedikit juga kepala daerah yang berasal dari Partai Demokrat.
Sedangkan untuk Gatot Nurmantyo, analis politik asal Universitas Al Azhar Indonesia itu melihat sederhana bahwa yang bersangkutan mampu memposisikan diri dalam dinamika politik dengan bergabung ke Koalisi Aksi Masyarakat Indonesia (KAMI).
Di organisasi itu, kata Ujang, Gatot tampak memperjelas statusnya yang berseberangan dengan pemerintah. Faktor itu membuat Gatot mendapatkan penilaian dan respons positif dari publik.
Baca juga: Bukan Pejabat, AHY dan Gatot Nurmantyo Ungguli Puan di Survei Capres
"Dia masuk bursa capres, walaupun dirinya tak punya kekuasaan di pemerintahan. Itu karena GN memposisikan figur yang berhadap-hadapan dengan pemerintah, karena sering mengkritik pemerintah, itu semua disenangi sebagian rakyat," katanya.
Lihat Juga: Setyo Budiyanto Jadi Ketua KPK, Puan Minta Jangan Ada Politisasi dalam Penegakan Korupsi
(abd)