Penulis Satupena Hadirkan Buku Kemanusiaan pada Masa Corona

Minggu, 17 Mei 2020 - 23:19 WIB
loading...
Penulis Satupena Hadirkan...
Ketua Umum Satupena, Nasir Tamara mengungkapkan, sejarah para penulis di Tanah Air memperlihatkan kecenderungan terpisah dalam beragam aliran, genre dan paham. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Hari Buku Nasional yang jatuh tiap tanggal 17 Mei, diperingati untuk membangkitkan dan memotivasi semua kalangan untuk cinta membaca dan hadirkan buku dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, banyak masalah yang terjadi di dunia buku, baik penulis maupun soal pembajakan.

Ketua Umum Satupena, Nasir Tamara mengungkapkan, sejarah para penulis di Tanah Air memperlihatkan kecenderungan terpisah dalam beragam aliran, genre, paham dan sikap politik, bahkan mereka kerap berkonflik secara terbuka di media sosial (medsos).

"Sulit untuk mempersatukan para penulis dalam satu wadah yang mengutamakan kreativitas bersama padahal untuk membela kepentingan mereka para penulis harus terhimpun dalam asosiasi profesi," kata Nasir Tamara, Minggu (17/5/2020).

(Baca juga: Hari Buku Nasional, Pengamat: Nasib Buku dari Dulu Sampai Sekarang Apes)

Nasir mengungkapkan, para penulis masih menghadapi masalah pembajakan, pajak yang tinggi, penyitaan buku dan ekonomi yang terkena krisis besar akibat Corona. Perlahan tapi pasti, kini, para penulis berubah, meski mereka juga juga punya sikap yang berbeda atas berbagai persoalan sosial dan politik, termasuk pandangan mereka terhadap pemerintah yang berkuasa saat ini.

Bukti bersatunya para penulis Indonesia salah satunya adalah terbitnya buku bersama "Kemanusiaan pada Masa Corona" yang merupakan kumpulan pemikiran 110 penulis yang bernaung di bawah perhimpunan Satupena tentang berbagai hal terkait wabah virus Corona (Covid-19).

"Saya sangat senang, karena buku ini terbit bersamaan dengan puncak peringatan Hari Buku Nasional," ujar Nasir.

Dijelaskan dalam rilis, Dirut Balai Pustaka, Achmad Fachrodji didampingi Ketua Bidang Humas dan Media, Fakhrunnas MA Jabbar menjelaskan, gagasan dan proses penerbitan buku tersebut telah melewati pembahasan serius dan panjang di kalangan anggota organisasi penulis Indonesia yang didirikan melalui Kongres penulis Indonesia di Solo tahun 2017.

Nasir Tamara yang meniti karier sebagai jurnalis di Sinar Harapan dan pernah memimpin harian Republika, dikenal juga sebagai penulis buku, dan kini dosen pascasarjana UGM. Dia menegaskan, selain mempersatukan para penulis Indonesia, buku 'Kemanusiaan pada Masa Corona' merupakan 'memory of Indonesian people'.

"Buku ini diharapkan akan membantu menepis kegalauan, rasa cemas bangsa Indonesia ketika mereka hidup terisolasi pada masa pandemi," harap Nasir.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1736 seconds (0.1#10.140)