Imlek dan Upaya Membangun Harmoni Melawan Pandemi
loading...
A
A
A
Perempuan yang sudah menikah membawa Teng Lu yang merupakan bingkisan atau angpau (kantong merah kecil yang berisi uang) untuk ibu dan adik-adiknya. Secara tradisi, angpau atau hung pau juga diberikan kepada anak-anak dan orang tua.
Secara kontekstual pemaknaan harmoni (khususnya) pada saat Imlek dimaknai sebagai upaya bersama untuk melawan pandemi Covid-19 beserta segala dampaknya, sehingga Imlek dipandang sebagai bentuk momentum perluasan harmoni secara kontekstual. Secara kontekstual harmoni yang dimaksud adalah bersama-sama melawan pandemi Covid-19 dan mewujudkan solidaritas sosial terhadap dampak Covid-19 sebagai bentuk kebersamaan (baca: harmoni).
Diharapkan secara kontekstual, sikap dan tindakan yang sama dalam melawan pandemi Covid-19 beserta dampaknya akan mewujudkan kerekatan sosial. Pada titik inilah harmoni telah mengalami perluasan makna. Bukan saja saling menerima, melainkan adanya kesamaan tujuan dalam sikap dan tindakan konkret untuk bersama-sama mencapai satu tujuan, yakni melawan dan bangkit dari pandemi.
Pengertian tersebut sekaligus memberikan limitasi (pembatasan) pada makna perayaan Imlek itu sendiri. Dalam kondisi melawan pandemi, perayaan Imlek tentu akan berbeda dengan sebelumnya, namun tanpa menghilangkan esensi Imlek itu sendiri, seperti memberikan hormat pada sanak saudara yang lebih tua, mendoakan leluhur yang telah wafat, dan esensi Imlek lain. Pembatasannya hanya terletak pada aspek perayaan, bukan pada aspek peringatan hari Imlek itu sendiri.
Secara kontekstual justru peringatan Hari Raya Imlek 2021 ini merupakan momentum membangun harmoni kebangsaan untuk bersama-sama melawan pandemi dan menggeser makna perayaan menjadi solidaritas sosial mengingat pandemi yang telah berlangsung hampir setahun lamanya dan menyebabkan berbagai penderitaan pada masyarakat.
Dengan demikian, kembali pada refleksi Hari Raya Imlek, yakni selain secara spiritual memanjatkan doa agar pandemi segera terlewati. Demikian juga Hari Raya Imlek secara kontekstual dimaknai sebagai momentum membangun harmoni merujuk pada solidaritas sosial pada seluruh masyarakat Indonesia. Kondisi ini merujuk pada tidak digelarnya perayaan, namun digantikan dengan membangun kerekatan sosial, misalnya dengan memberikan bantuan bagi yang membutuhkan. Hal ini tentu akan sangat bermanfaat untuk membangun kerekatan sosial dalam konteks pluralisme dan harmoni di tengah masyarakat.
Imlek tahun ini harus diperingati dan dimaknai secara kontekstual sehingga dapat dipergunakan sebagai momentum untuk membangun harmoni guna melawan pandemi. Dengan demikian Imlek akan memberi manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia. Gong Xi Fa Cai.
Secara kontekstual pemaknaan harmoni (khususnya) pada saat Imlek dimaknai sebagai upaya bersama untuk melawan pandemi Covid-19 beserta segala dampaknya, sehingga Imlek dipandang sebagai bentuk momentum perluasan harmoni secara kontekstual. Secara kontekstual harmoni yang dimaksud adalah bersama-sama melawan pandemi Covid-19 dan mewujudkan solidaritas sosial terhadap dampak Covid-19 sebagai bentuk kebersamaan (baca: harmoni).
Diharapkan secara kontekstual, sikap dan tindakan yang sama dalam melawan pandemi Covid-19 beserta dampaknya akan mewujudkan kerekatan sosial. Pada titik inilah harmoni telah mengalami perluasan makna. Bukan saja saling menerima, melainkan adanya kesamaan tujuan dalam sikap dan tindakan konkret untuk bersama-sama mencapai satu tujuan, yakni melawan dan bangkit dari pandemi.
Pengertian tersebut sekaligus memberikan limitasi (pembatasan) pada makna perayaan Imlek itu sendiri. Dalam kondisi melawan pandemi, perayaan Imlek tentu akan berbeda dengan sebelumnya, namun tanpa menghilangkan esensi Imlek itu sendiri, seperti memberikan hormat pada sanak saudara yang lebih tua, mendoakan leluhur yang telah wafat, dan esensi Imlek lain. Pembatasannya hanya terletak pada aspek perayaan, bukan pada aspek peringatan hari Imlek itu sendiri.
Secara kontekstual justru peringatan Hari Raya Imlek 2021 ini merupakan momentum membangun harmoni kebangsaan untuk bersama-sama melawan pandemi dan menggeser makna perayaan menjadi solidaritas sosial mengingat pandemi yang telah berlangsung hampir setahun lamanya dan menyebabkan berbagai penderitaan pada masyarakat.
Dengan demikian, kembali pada refleksi Hari Raya Imlek, yakni selain secara spiritual memanjatkan doa agar pandemi segera terlewati. Demikian juga Hari Raya Imlek secara kontekstual dimaknai sebagai momentum membangun harmoni merujuk pada solidaritas sosial pada seluruh masyarakat Indonesia. Kondisi ini merujuk pada tidak digelarnya perayaan, namun digantikan dengan membangun kerekatan sosial, misalnya dengan memberikan bantuan bagi yang membutuhkan. Hal ini tentu akan sangat bermanfaat untuk membangun kerekatan sosial dalam konteks pluralisme dan harmoni di tengah masyarakat.
Imlek tahun ini harus diperingati dan dimaknai secara kontekstual sehingga dapat dipergunakan sebagai momentum untuk membangun harmoni guna melawan pandemi. Dengan demikian Imlek akan memberi manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia. Gong Xi Fa Cai.
(bmm)