PKS Minta Pemerintah Tuntaskan Masalah Ketimpangan Pasokan Listrik

Jum'at, 12 Februari 2021 - 15:12 WIB
loading...
PKS Minta Pemerintah Tuntaskan Masalah Ketimpangan Pasokan Listrik
Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Mulyanto meminta pemerintah melalui Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM menuntaskan masalah ketimpangan pasokan listrik di Indonesia. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI Mulyanto meminta pemerintah melalui Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM menuntaskan masalah ketimpangan pasokan listrik di seluruh wilayah Indonesia. Anggota Komisi VII DPR RI ini menilai sangat tidak pantas ketika negara ini terjadi kelebihan (surplus) pasokan listrik, tetapi masih ada wilayah tertentu yang belum tersentuh layanan listrik.

"Pemerataan listrik ini adalah soal keadilan sosial. Pasalnya menjadi aneh kalau di tengah surplus listrik, yang mencapai lebih dari 30% sebagaimana terjadi sekarang ini, namun masih ada daerah-daerah di Indonesia yang gelap gulita," ujar Mulyanto dalam keterangan tertulisnya kepada SINDOnews, Jumat (12/2/2021).

Dia pun memberikan contoh di Jawa-Bali misalnya, tingkat elektrifikasi sudah mendekati angka 100%. Namun di wilayah Indonesia timur seperti NTT, Kalimantan Barat dan lain-lain tingkat elektrifikasi ini masih jauh di bawah 90%. Berdasarkan laporan Dirjen Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, yang disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI disebutkan ada 433 desa yang masih belum teraliri listrik.

Sementara jumlah RT yang sudah teraliri listrik sebesar 74,5 juta rumah tangga atau sebanyak 97% dari total RT secara nasional yaitu 77 juta rumah tangga. Sementara itu, data BPS 2020 menyebutkan ada 98.9 % rumah tangga secara nasional menggunakan listrik, baik dari PLN ataupun non-PLN. Sedangkan di Papua rasio penggunaan listrik di tingkat rumah tangga ini adalah yang terendah, yakni hanya sebesar 73.8%. "Artinya, masih banyak rumah tangga dan saudara-saudara kita di daerah tersebut yang tidak dapat menikmati listrik. Ini ironi. Sudah lebih dari 70 tahun Indonesia merdeka namun mereka masih belum merdeka dari kegelapan," ujar Mulyanto.

Dia membeberkan PLN berjanji dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI tahun lalu bahwa pada tanggal 17 Agustus 2020, tingkat elektrifikasi secara nasional akan mencapai angka 100%. "Namun nyatanya, sampai hari ini, lebih dari setengah tahun, janji itu masih tinggal janji," kata Mulyanto.

Mulyanto menambahkan PKS mendesak pemerintah bekerja ekstra keras dalam memberikan pemerataan listrik bagi warga, sesuai dengan fungsi negara yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yakni melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum sebagai wujud dari pemerataan dan keadilan bagi sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Untuk itu menjadi penting membangun jaringan listrik interkoneksi yang mampu menghubungkan pulau-pulau besar di Indonesia, yang membuat listrik dapat terkoneksi dengan baik. Sehingga antara wilayah yang surplus dengan wilayah yang kekurangan listrik dapat dijembatani untuk memenuhi rasa keadilan.

"Ke depan juga perlu dipikirkan pemerintah, agar unit pengukuran tingkat elektrifikasi bukan 'desa', tetapi 'rumah tangga', karena bisa jadi banyak rumah tangga dalam satu desa yang belum mampu memasang listrik. Ukuran tingkat elektrifikasi dalam satuan 'rumah tangga' ini akan semakin akurat dalam mengukur tingkat pemerataan listrik," pungkas Mulyanto. Rico Afrido Simanjuntak
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1799 seconds (0.1#10.140)