Marzuki Alie Tegaskan Tidak Pernah Keluar Demokrat: Saya Tidak Pernah Berkhianat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat Marzuki Alie menjawab tudingan sejumlah elite Partai Demokrat bahwa dirinya menjadi salah satu kader Demokrat yang ikut dalam upaya menggulingkan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) .
"Saya nggak paham maksudnya, banyak sekali wartawan yang menghubungi saya dan menyampaikan, ada yang katanya Pak Herman Khaeron, ada yang namanya Pak Syarief Hasan, Pak Rachland Nashidik menyebut nama saya. Sehingga saya harus bersikap karena ini di ruang publik," kata Marzuki saat dihubungi, Jumat (5/2/2021).
Baca juga: Soal Moeldoko, Demokrat Ingatkan Lengsernya Megawati di KLB PDI oleh Soerjadi
Ketua DPR RI 2009-2014 ini mengaku, selama ini dirinya selalu difitnah, bahkan banyak yang memfitnah dirinya di hadapan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) , tapi tidak ia tanggapi karena itu semua untuk kepentingan pribadi, dapat jabatan dan mendapatkan kepercayaan.
Dan, dia tidak masalah atas hal itu, karena yang terpenting dirinya tidak pernah melanggar aturan partai. Tapi, tudingan kali ini berbeda dan dia merasa harus angkat bicara soal ini. "Saya nggak main-main, jadi saya langsung WhatsApp ke Pak SBY, kalau mereka tidak bisa membuktikan, sanksi partai harus jelas, mereka harus dipecat dari partai. Itu yang saya katakan ke Pak SBY,” desaknya.
Adapun tudingan kepada kader dan mantan kader Demokrat seperti Jhoni Allen Marbun, Nazarudin, dan Darmizal, dia menegaskan tidak tahu mengenai ini. Bahkan, ia pun kaget. Jadi, kalau memang tudingan itu mengarah kepada dirinya, dia menantang untuk membuktikannya.
"Kalau saya di sana (bertemu Moeldoko) buktikan aja, di mana? Buktikan. Fotonya ada nggak? Atau siapa yang menyaksikan, pasti tidak akan tidak difoto, pertemuan itu pasti difoto," tantang Marzuki.
Marzuki kembali menegaskan bahwa dirinya tidak pernah bertemu dengan siapa pun, karena saat ini dirinya tengah fokus di dunia pendidikan dan kemasyarakatan. Saat ini dirinya menjadi rektor sebuah kampus dan mengelola pendidikan dari tingkat pesantren, membangun ekonomi pesantren.
Baca juga: Isu Kudeta di Demokrat Belum Juga Mereda, Moeldoko Disebut Berperan Aktif
“Jadi kegaitan saya banyak sekali. Jadi saya nggak pernah berpikir tentang politik praktis seperti dulu waktu saya berpartai. Tapi, kalau ada isu politik, adalah kewajiban saya sebagai orang yang pernah berkecimpung, sebagai orang yang pernah berpartai, seperti fitnah-fitnah kepada saya di depan Pak SBY, saya harus meluruskan,” tegasnya.
Marzuki menegaskan, sampai hari ini dirinya masih anggota Partai Demokrat.
"Sampai hari ini saya masih anggota Partai Demokrat, walaupun bukan pengurus, saya tidak pernah keluar, tidak pernah berhenti dan tidak pernah dipecat, dan saya tidak pernah berkhianat," tegas Marzuki.
Kata Marzuki, sekali berpartai tidak akan pindah-pindah partai. "Itu komitmen saya, walaupun saya ditawarkan masuk partai ini dan itu, bukan jabatan yang saya cari. Dari awal saya bergabung Partai Demokrat untuk berjuang bagi bangsa dan negara. Pak SBY tahu itu," pungkasnya.
"Saya nggak paham maksudnya, banyak sekali wartawan yang menghubungi saya dan menyampaikan, ada yang katanya Pak Herman Khaeron, ada yang namanya Pak Syarief Hasan, Pak Rachland Nashidik menyebut nama saya. Sehingga saya harus bersikap karena ini di ruang publik," kata Marzuki saat dihubungi, Jumat (5/2/2021).
Baca juga: Soal Moeldoko, Demokrat Ingatkan Lengsernya Megawati di KLB PDI oleh Soerjadi
Ketua DPR RI 2009-2014 ini mengaku, selama ini dirinya selalu difitnah, bahkan banyak yang memfitnah dirinya di hadapan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) , tapi tidak ia tanggapi karena itu semua untuk kepentingan pribadi, dapat jabatan dan mendapatkan kepercayaan.
Dan, dia tidak masalah atas hal itu, karena yang terpenting dirinya tidak pernah melanggar aturan partai. Tapi, tudingan kali ini berbeda dan dia merasa harus angkat bicara soal ini. "Saya nggak main-main, jadi saya langsung WhatsApp ke Pak SBY, kalau mereka tidak bisa membuktikan, sanksi partai harus jelas, mereka harus dipecat dari partai. Itu yang saya katakan ke Pak SBY,” desaknya.
Adapun tudingan kepada kader dan mantan kader Demokrat seperti Jhoni Allen Marbun, Nazarudin, dan Darmizal, dia menegaskan tidak tahu mengenai ini. Bahkan, ia pun kaget. Jadi, kalau memang tudingan itu mengarah kepada dirinya, dia menantang untuk membuktikannya.
"Kalau saya di sana (bertemu Moeldoko) buktikan aja, di mana? Buktikan. Fotonya ada nggak? Atau siapa yang menyaksikan, pasti tidak akan tidak difoto, pertemuan itu pasti difoto," tantang Marzuki.
Marzuki kembali menegaskan bahwa dirinya tidak pernah bertemu dengan siapa pun, karena saat ini dirinya tengah fokus di dunia pendidikan dan kemasyarakatan. Saat ini dirinya menjadi rektor sebuah kampus dan mengelola pendidikan dari tingkat pesantren, membangun ekonomi pesantren.
Baca juga: Isu Kudeta di Demokrat Belum Juga Mereda, Moeldoko Disebut Berperan Aktif
“Jadi kegaitan saya banyak sekali. Jadi saya nggak pernah berpikir tentang politik praktis seperti dulu waktu saya berpartai. Tapi, kalau ada isu politik, adalah kewajiban saya sebagai orang yang pernah berkecimpung, sebagai orang yang pernah berpartai, seperti fitnah-fitnah kepada saya di depan Pak SBY, saya harus meluruskan,” tegasnya.
Marzuki menegaskan, sampai hari ini dirinya masih anggota Partai Demokrat.
"Sampai hari ini saya masih anggota Partai Demokrat, walaupun bukan pengurus, saya tidak pernah keluar, tidak pernah berhenti dan tidak pernah dipecat, dan saya tidak pernah berkhianat," tegas Marzuki.
Kata Marzuki, sekali berpartai tidak akan pindah-pindah partai. "Itu komitmen saya, walaupun saya ditawarkan masuk partai ini dan itu, bukan jabatan yang saya cari. Dari awal saya bergabung Partai Demokrat untuk berjuang bagi bangsa dan negara. Pak SBY tahu itu," pungkasnya.
(zik)