Petinggi Demokrat Dapat Banyak Pertanyaan tentang Bahasa Tubuh Moeldoko
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mencermati jumpa pers Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko pada Rabu 3 Februari 2021 mengenai isu upaya kudeta partainya. Pernyataan Moeldoko itu dinilai tidak jauh berbeda dengan penjelasannya pada tiga hari lalu.
"Penyangkalan, upaya mengecilkan serta ancaman halus yang beliau sampaikan sebenarnya sama sekali tidak membantu upaya komunikasi yang sehat, dan terbuka dalam ruang dialog demokrasi," ujar Herzaky Mahendra Putra dalam keterangan tertulisnya kepada SINDOnews, Kamis (4/2/2021).
Baca Juga: Pengamat Sebut Ada Ambisi Kekuasaan untuk 2024 di Balik Kudeta Demokrat
Dia mengaku pihaknya mendapatkan banyak pertanyaan tentang bahasa tubuh Moeldoko yang dianggap tidak bisa menyembunyikan kegelisahan dan isi pernyataan yang dinilai kontradiktif. "Apa yang beliau sampaikan juga bertentangan dengan keterangan saksi-saksi kami yang menghadiri pertemuan serta fakta pengakuan yang kami dapatkan," katanya.
Dia pun memberikan contoh, dalam penjelasan pada 1 Februari, Moeldoko mengakui bertemu dengan sejumlah kader Partai Demokrat di rumahnya untuk mendengarkan curhat. Tetapi, lanjut dia, pada jumpa pers 3 Februari kemarin, Moeldoko mengakui pergi ke hotel untuk menemui sejumlah kader Partai Demokrat itu.
Baca Juga: Komunikasi Politik Pejabat Istana Dinilai Kikuk dan Canggung
"Artinya, ada upaya untuk menyisihkan waktu dan energi di antara kesibukan sebagai Kepala Kantor Staf Presiden untuk menemui kader-kader Partai Demokrat, yang berada di luar lingkup tanggung jawabnya," tuturnya.
Baca Juga: Biden Teken Perintah Eksekutif Batalkan Kebijakan Imigrasi Era Trump
Dia mengungkapkan, para kader Demokrat yang ditemui Moeldoko itu dibujuk datang dengan janji untuk mendapat alokasi dana tanggap bencana alam di daerah masing-masing. "Mereka datang dengan prasangka baik, untuk menghormati undangan, tetapi malah diajak bicara soal KLB dan pencapresan 2024. Mereka tidak curhat. Inilah yang membuat mereka kemudian melaporkan pertemuan ini pada DPP," ujarnya.
Baca juga: Partai Demokrat: Moeldoko Konfirmasi Tudingan Ketum Kami
"Penyangkalan, upaya mengecilkan serta ancaman halus yang beliau sampaikan sebenarnya sama sekali tidak membantu upaya komunikasi yang sehat, dan terbuka dalam ruang dialog demokrasi," ujar Herzaky Mahendra Putra dalam keterangan tertulisnya kepada SINDOnews, Kamis (4/2/2021).
Baca Juga: Pengamat Sebut Ada Ambisi Kekuasaan untuk 2024 di Balik Kudeta Demokrat
Dia mengaku pihaknya mendapatkan banyak pertanyaan tentang bahasa tubuh Moeldoko yang dianggap tidak bisa menyembunyikan kegelisahan dan isi pernyataan yang dinilai kontradiktif. "Apa yang beliau sampaikan juga bertentangan dengan keterangan saksi-saksi kami yang menghadiri pertemuan serta fakta pengakuan yang kami dapatkan," katanya.
Dia pun memberikan contoh, dalam penjelasan pada 1 Februari, Moeldoko mengakui bertemu dengan sejumlah kader Partai Demokrat di rumahnya untuk mendengarkan curhat. Tetapi, lanjut dia, pada jumpa pers 3 Februari kemarin, Moeldoko mengakui pergi ke hotel untuk menemui sejumlah kader Partai Demokrat itu.
Baca Juga: Komunikasi Politik Pejabat Istana Dinilai Kikuk dan Canggung
"Artinya, ada upaya untuk menyisihkan waktu dan energi di antara kesibukan sebagai Kepala Kantor Staf Presiden untuk menemui kader-kader Partai Demokrat, yang berada di luar lingkup tanggung jawabnya," tuturnya.
Baca Juga: Biden Teken Perintah Eksekutif Batalkan Kebijakan Imigrasi Era Trump
Dia mengungkapkan, para kader Demokrat yang ditemui Moeldoko itu dibujuk datang dengan janji untuk mendapat alokasi dana tanggap bencana alam di daerah masing-masing. "Mereka datang dengan prasangka baik, untuk menghormati undangan, tetapi malah diajak bicara soal KLB dan pencapresan 2024. Mereka tidak curhat. Inilah yang membuat mereka kemudian melaporkan pertemuan ini pada DPP," ujarnya.
Baca juga: Partai Demokrat: Moeldoko Konfirmasi Tudingan Ketum Kami