Risma Akan Mengikuti Jejak Khofifah?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejarah mencatat Khofifah Indar Parawansa yang awalnya Menteri Sosial (Mensos) RI mundur dari jabatannya dan memilih bertarung di Pikada Jawa Timur 2018. Apakah Tri Rismaharini ( Risma ) akan mengikuti jejak Khofifah?
Rabu, 23 Desember 2020 menjadi hari yang bersejarah bagi Tri Rismaharini. Perempuan yang sebelumnya menjabat wali kota Surabaya dua periode itu dilantik sebagai Menteri Sosial (Mensos) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta.
Sejak menjabat Mensos menggantikan Juliari P Batubara, Risma melakukan blusukan di sejumlah titik di wilayah DKI Jakarta. Ada yang mengkritik, ada pula yang membela blusukan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
Bahkan, ada pula yang menuding Risma sedang membangun pencitraan untuk menuju kursi gubernur DKI Jakarta. Walaupun, ada atau tidaknya Pilkada DKI Jakarta pada tahun 2022 mendatang masih tergantung pada hasil revisi Undang-Undang Pemilu nantinya.
Apakah Risma akan mengikuti jejak Khofifah Indar Parawansa yang kini menjadi gubernur Jawa Timur setelah menjabat Mensos periode pertama Pemerintahan Jokowi?
"Peluangnya cukup terbuka. Sedari awal menjabat Mensos, Risma sudah membuat persepsi itu," ujar Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA) Fadhli Harahab kepada SINDOnews, Minggu (24/1/2021).
Fadhli menilai blusukan Risma telah membuat opini publik bahwa wanita kelahiran Kediri, Jawa Timur, 20 November 1961 itu akan menjadi kompetitor kuat di Pilkada DKI Jakarta mendatang. 'Dan kalau itu benar adanya, tentu Bu Risma akan menjadi lawan yang sulit dikalahkan bagi siapa saja, termasuk bagi calon petahana," kata Fadhli.
Baca juga: Bela Risma yang Dihujani Kritik, Legislator PDIP: Oposan Sumbang Itu!
Hal senada juga dikatakan oleh Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam. "Terkait kemungkinan akan seperti Bu Khofifah Indar Parawansa yang sebelumnya menjabat Mensos dan kemudian menjabat gubernur saya kira peluang itu juga dimiliki Bu Risma," ujar Arif Nurul Imam kepada SINDOnews secara terpisah.
Arif melanjutkan, dengan kinerja dan elektabilitas yang terus naik, boleh jadi Risma oleh partainya, yakni PDIP memang diproyeksikan untuk maju sebagai calon gubernur dalam pilkada. "Misalnya di Jawa Timur atau Jakarta," pungkasnya.
Baca juga: 3 Alasan Risma Terus Dihujani Kritik
Sementara itu, politikus PDIP Hendrawan Supratikno menanggapi kritikan sejumlah pihak terhadap blusukan Risma belakangan ini. "Menurut mereka, gaya Bu Risma itu teatrikal, seperti pemain sandiwara. Padahal dari dulu Risma juga begitu," ujar Hendrawan Supratikno kepada SINDOnews secara terpisah.
"Terus ada yang mengaitkan dengan Pilkada DKI. Seolah Risma sedang memoles diri, berkampanye belum pada waktunya, untuk kontestasi. Padahal, Risma dari dulu juga begitu," ujar Hendrawan yang merupakan anggota Komisi XI DPR RI.
Selain itu, Hendrawan mengungkapkan ada yang menilai blusukan Risma itu bukan pekerjaan seorang menteri, alias tugas seorang staf. "Menteri harus urus hal-hal yang strategis. Padahal, di mata Risma, menemui rakyat, adalah tugas strategis. Semakin tinggi jabatan, harus semakin dekat dengan rakyat," pungkas Hendrawan.
Rabu, 23 Desember 2020 menjadi hari yang bersejarah bagi Tri Rismaharini. Perempuan yang sebelumnya menjabat wali kota Surabaya dua periode itu dilantik sebagai Menteri Sosial (Mensos) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta.
Sejak menjabat Mensos menggantikan Juliari P Batubara, Risma melakukan blusukan di sejumlah titik di wilayah DKI Jakarta. Ada yang mengkritik, ada pula yang membela blusukan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
Bahkan, ada pula yang menuding Risma sedang membangun pencitraan untuk menuju kursi gubernur DKI Jakarta. Walaupun, ada atau tidaknya Pilkada DKI Jakarta pada tahun 2022 mendatang masih tergantung pada hasil revisi Undang-Undang Pemilu nantinya.
Apakah Risma akan mengikuti jejak Khofifah Indar Parawansa yang kini menjadi gubernur Jawa Timur setelah menjabat Mensos periode pertama Pemerintahan Jokowi?
"Peluangnya cukup terbuka. Sedari awal menjabat Mensos, Risma sudah membuat persepsi itu," ujar Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA) Fadhli Harahab kepada SINDOnews, Minggu (24/1/2021).
Fadhli menilai blusukan Risma telah membuat opini publik bahwa wanita kelahiran Kediri, Jawa Timur, 20 November 1961 itu akan menjadi kompetitor kuat di Pilkada DKI Jakarta mendatang. 'Dan kalau itu benar adanya, tentu Bu Risma akan menjadi lawan yang sulit dikalahkan bagi siapa saja, termasuk bagi calon petahana," kata Fadhli.
Baca juga: Bela Risma yang Dihujani Kritik, Legislator PDIP: Oposan Sumbang Itu!
Hal senada juga dikatakan oleh Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam. "Terkait kemungkinan akan seperti Bu Khofifah Indar Parawansa yang sebelumnya menjabat Mensos dan kemudian menjabat gubernur saya kira peluang itu juga dimiliki Bu Risma," ujar Arif Nurul Imam kepada SINDOnews secara terpisah.
Arif melanjutkan, dengan kinerja dan elektabilitas yang terus naik, boleh jadi Risma oleh partainya, yakni PDIP memang diproyeksikan untuk maju sebagai calon gubernur dalam pilkada. "Misalnya di Jawa Timur atau Jakarta," pungkasnya.
Baca juga: 3 Alasan Risma Terus Dihujani Kritik
Sementara itu, politikus PDIP Hendrawan Supratikno menanggapi kritikan sejumlah pihak terhadap blusukan Risma belakangan ini. "Menurut mereka, gaya Bu Risma itu teatrikal, seperti pemain sandiwara. Padahal dari dulu Risma juga begitu," ujar Hendrawan Supratikno kepada SINDOnews secara terpisah.
"Terus ada yang mengaitkan dengan Pilkada DKI. Seolah Risma sedang memoles diri, berkampanye belum pada waktunya, untuk kontestasi. Padahal, Risma dari dulu juga begitu," ujar Hendrawan yang merupakan anggota Komisi XI DPR RI.
Selain itu, Hendrawan mengungkapkan ada yang menilai blusukan Risma itu bukan pekerjaan seorang menteri, alias tugas seorang staf. "Menteri harus urus hal-hal yang strategis. Padahal, di mata Risma, menemui rakyat, adalah tugas strategis. Semakin tinggi jabatan, harus semakin dekat dengan rakyat," pungkas Hendrawan.
(zik)