Pimpin Pencarian Sriwijaya Air, Pangkoarmada I: Kita Fokus Temukan Korban
loading...
A
A
A
JAKARTA - Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksda TNI Abdul Rasyid K memimpin langsung pencarian pesawat Sriwijaya Air bernomor SJ-182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh pada Sabtu pukul 14.40 WIB pekan lalu.
Abdul Rasyid mengatakan, pihaknya akan fokus pada pencarian korban. Sementara untuk Cockpit Voice Recorder (CVR) rekaman pembicaraan pilot yang masih dilakukan pencarian.
"Misi pencarian ini merupakan misi kemanusiaan, pencarian tetap kita fokuskan terhadap korban, apapun yang kita temui di bawah selalu diupayakan untuk diangkat. Terhadap Cockpit Voice Recorder (CVR) ada tim khusus yang tetap mengupayakan pencarian juga,” ujarnya, Kamis (14/1/2021)
Abdul Rasyid menjelaskan sejak Operasi SAR ini dibuka oleh Basarnas, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) mengerahkan sejumlah Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). Selain itu, tim Penyelam TNI AL yang terdiri atas Komando Pasukan Katak (Kopaska), Intai Amfibi Marinir (Taifib) dan Penyelam Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmada I diterjunkan untuk membantu pencarian pesawat tersebut.
"Unsur-unsur KRI TNI Angkatan Laut membantu Basarnas yang tergabung dalam Tim Gabungan untuk melakukan Search and Resque (SAR) Pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang dilaporkan lost contact," katanya. Baca juga: Hari Ke-5, 141 Kantong Jenazah dan 59 Kantong Serpihan Pesawat Sriwijaya Dievakuasi
Abdul Rasyid menambahkan, TNI AL juga mengerahkan KRI Teluk Gilimanuk-531 yang mengangkut Tim Penyelam TNI AL untuk membantu pelaksanaan Operasi SAR yang digelar oleh Basarnas. Selain Itu, TNI AL mengerahkan KRI Rigel-933 yang merupakan kapal survei hidro-oseanografi yang memiliki beragam perlengkapan canggih dengan kategori multipurpose research vessel (MPRV).
Dalam misi SAR bawah laut, kata dia, KRI Rigel-933 menggunakan empat alat yang dioperasikan bergantian, yakni multibeam echosounder, magnetometer, side scan sonar, dan ROV. Lihat juga Infografis: Mengenal ROV, Robot Canggih Pencari Black Box
Kemudian, KRI RE Martadinata-331, KRI Tjiptadi-381, KRI Teluk Cirebon-543, KRI Parang-647, KRI Kurau-856, KRI Tenggiri-865, KRI Cucut-886, serta Rigid Hull Inflatable Boat (RHIB) Denjaka, Kopaska, Taifib dan Dislambair juga membantu melakukan pencarian di tempat jatuhnya pesawat SJ 182
“Sesuai arahan KSAL, Laksamana TNI Yudo Margono yang memberikan semangat dan dukungan penuh kepada seluruh prajurit di lapangan dengan meninjau langsung proses pencarian di lokasi, TNI AL langsung mengerahkan KRI dari Komando Armada I, KRI Teluk Teluk Gilimanuk-531 yang" Jelasnya
Sebagai informasi, dari hari pertama, Tim Gabungan SAR berhasil mengevakuasi bagian tubuh korban dan serpihan pesawat. Pada Selasa 12 Januari 2021 petang, salah satu bagian dari kotak hitam yakni Flight Data Recorder (FDR) atau rekaman data penerbangan telah ditemukan tim Gabungan Penyelam dari TNI Angkatan Laut.
FDR ini sudah diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) oleh Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto di Dermaga JICT, Jakarta. Kini, tersisa Cockpit Voice Recorder (CVR) atau rekaman pembicaraan pilot yang masih dilakukan pencarian.
Berdasarkan data manifest, pesawat jenis Boeing 737-500 yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Abdul Rasyid mengatakan, pihaknya akan fokus pada pencarian korban. Sementara untuk Cockpit Voice Recorder (CVR) rekaman pembicaraan pilot yang masih dilakukan pencarian.
"Misi pencarian ini merupakan misi kemanusiaan, pencarian tetap kita fokuskan terhadap korban, apapun yang kita temui di bawah selalu diupayakan untuk diangkat. Terhadap Cockpit Voice Recorder (CVR) ada tim khusus yang tetap mengupayakan pencarian juga,” ujarnya, Kamis (14/1/2021)
Abdul Rasyid menjelaskan sejak Operasi SAR ini dibuka oleh Basarnas, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) mengerahkan sejumlah Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). Selain itu, tim Penyelam TNI AL yang terdiri atas Komando Pasukan Katak (Kopaska), Intai Amfibi Marinir (Taifib) dan Penyelam Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmada I diterjunkan untuk membantu pencarian pesawat tersebut.
"Unsur-unsur KRI TNI Angkatan Laut membantu Basarnas yang tergabung dalam Tim Gabungan untuk melakukan Search and Resque (SAR) Pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang dilaporkan lost contact," katanya. Baca juga: Hari Ke-5, 141 Kantong Jenazah dan 59 Kantong Serpihan Pesawat Sriwijaya Dievakuasi
Abdul Rasyid menambahkan, TNI AL juga mengerahkan KRI Teluk Gilimanuk-531 yang mengangkut Tim Penyelam TNI AL untuk membantu pelaksanaan Operasi SAR yang digelar oleh Basarnas. Selain Itu, TNI AL mengerahkan KRI Rigel-933 yang merupakan kapal survei hidro-oseanografi yang memiliki beragam perlengkapan canggih dengan kategori multipurpose research vessel (MPRV).
Dalam misi SAR bawah laut, kata dia, KRI Rigel-933 menggunakan empat alat yang dioperasikan bergantian, yakni multibeam echosounder, magnetometer, side scan sonar, dan ROV. Lihat juga Infografis: Mengenal ROV, Robot Canggih Pencari Black Box
Kemudian, KRI RE Martadinata-331, KRI Tjiptadi-381, KRI Teluk Cirebon-543, KRI Parang-647, KRI Kurau-856, KRI Tenggiri-865, KRI Cucut-886, serta Rigid Hull Inflatable Boat (RHIB) Denjaka, Kopaska, Taifib dan Dislambair juga membantu melakukan pencarian di tempat jatuhnya pesawat SJ 182
“Sesuai arahan KSAL, Laksamana TNI Yudo Margono yang memberikan semangat dan dukungan penuh kepada seluruh prajurit di lapangan dengan meninjau langsung proses pencarian di lokasi, TNI AL langsung mengerahkan KRI dari Komando Armada I, KRI Teluk Teluk Gilimanuk-531 yang" Jelasnya
Sebagai informasi, dari hari pertama, Tim Gabungan SAR berhasil mengevakuasi bagian tubuh korban dan serpihan pesawat. Pada Selasa 12 Januari 2021 petang, salah satu bagian dari kotak hitam yakni Flight Data Recorder (FDR) atau rekaman data penerbangan telah ditemukan tim Gabungan Penyelam dari TNI Angkatan Laut.
FDR ini sudah diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) oleh Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto di Dermaga JICT, Jakarta. Kini, tersisa Cockpit Voice Recorder (CVR) atau rekaman pembicaraan pilot yang masih dilakukan pencarian.
Berdasarkan data manifest, pesawat jenis Boeing 737-500 yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
(dam)