BPOM Ungkap Efek Samping Vaksin Corona Sinovac 0,1 Sampai 1%

Senin, 11 Januari 2021 - 19:15 WIB
loading...
BPOM Ungkap Efek Samping Vaksin Corona Sinovac 0,1 Sampai 1%
Kepala BPOM, Penny K Lukito memastikan, jika efek samping dari hasil uji klinik fase 3 vaksin Corona dari Sinovac di Bandung hanya ringan sedang. Foto/SINDOnews/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K Lukito memastikan, jika efek samping dari hasil uji klinik fase 3 vaksin Covid-19 (virus Corona ) dari Sinovac di Bandung hanya ringan sedang. Bahkan, jika berat hanya sebesar 0,1 sampai dengan 1%.

(Baca juga: Ingin Transparan, Menkes Minta KPK Awasi Pengadaan Vaksin Corona)

"Secara keseluruhan menunjukkan vaksin Coronavac aman dengan kejadian efek samping yang ditimbulkan bersifat ringan hingga sedang," ungkap Penny dalam Konferensi Pers Emergency Use Authorization (EUA) Vaksin Covid-19, secara virtual, Senin (11/1/2021).

(Baca juga: Ibu Hamil dan Menyusui Dilarang Suntik Vaksin Corona)

Penny mengatakan, efek samping yang ditimbulkan itu hanya bersifat lokal saja. "Yaitu efek samping lokal berupa nyeri, iritasi, pembengkakan serta efek samping sistemik berupa nyeri otot, fetik dan demam," jelas Penny.

Sementara frekuensinya dengan derajat, kata Penny hanya sebesar 0,1 sampai dengan 1% saja. "Frekuensi efek samping dengan derajat berat sakit kepala, gangguan di kulit atau diare yang dilakukan hanya sekitar 0,1 sampai dengan 1%," katanya.

"Efek samping tersebut merupakan efek samping yang tidak berbahaya dan dapat pulih kembali. Sehingga, secara keseluruhan efek samping ini juga dialami pada subjek yang mendapatkan plasebo," kata Penny.

Sementara itu, dari hasil uji klinik fase 3 di Bandung, vaksin Corona Sinovac dipastikan aman. Dan efikasi vaksin Sinovac sendiri dari uji klinik fase 3 di Bandung menunjukkan efikasi sebesar 65,3%.

"Hasil analisis terhadap vaksin Coronavac dari uji klinik di Bandung menunjukkan efikasi sebesar 65,3% yang berdasarkan laporan dari efikasi vaksin di Turki adalah sebesar 91,25% serta dibahas di Brasil sebesar 78%," ungkap Penny.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2901 seconds (0.1#10.140)