Cegah Longsor, BNPB Minta Masyarakat Tanam Pohon Berakar Kuat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, menewaskan 13 orang. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengungkapkan, beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah hal serupa terulang lagi.
(Baca juga: Jalan Trans Kalimantan di Sanggau Longsor, Rumah Ikut Tertimbun)
Ia mengajak masyarakat untuk menanam pohon di kawasan yang kontur tanahnya miring. Di kawasan seperti itu sebaiknya tidak menanam sayuran karena tanah menjadi tidak kuat menahan erosi. "Curah hujan tinggi akan mudah longsor ," kata Doni Monardo dikutip dari keterangan pers BNPB, Senin (11/1/2021).
(Baca juga: Pencarian Korban Longsor Cimanggung Dilanjutkan, Tim SAR Kerahkan 2 Alat Berat)
Jawa Barat (Jabar) memiliki kontur atau morfologi tanah dengan kemiringan terjal. Jadi, masyarakat tidak boleh menebang pohon. Fungsi pohon sangat baik untuk mencegah bencana tanah longsor .
(Baca juga: Ini Penyebab Longsor di Jalur Puncak Bogor)
"Apabila pohon ditebang, 2-3 tahun kemudian akar akan busuk. Akar busuk dan curah hujan tinggi, air akan masuk di sela-sela akar yang mengakibatkan tanah menjadi labil," terang mantan Danjen Kopassus itu.
Saat mengunjungi Desa Cihanjuang, Doni melihat pohon sukun dan aren yang masih berdiri kokoh. Kedua jenis pohon itu mempunyai akar kuat sehingga akan membantu kekuatan struktur tanah.
BNPB akan membantu penyediaan jenis tanaman yang memiliki akar kuat untuk ditanam di kawasan rawan longsor. Memasuki musim hujan ini, beberapa kawasan di Indonesia memiliki potensi bencana hidrometeorologi.
BNPB meminta pemerintah daerah (pemda) untuk serius mengantisipasi dan saling mengingatkan semua pihak yang tinggal di kawasan dengan kemiringan lebih dari 30 derajat. "Berdasarkan data yang dimiliki BNPB, hampir setiap tahun wilayah Jabar ini terdampak tanah longsor," pungkasnya.
(Baca juga: Jalan Trans Kalimantan di Sanggau Longsor, Rumah Ikut Tertimbun)
Ia mengajak masyarakat untuk menanam pohon di kawasan yang kontur tanahnya miring. Di kawasan seperti itu sebaiknya tidak menanam sayuran karena tanah menjadi tidak kuat menahan erosi. "Curah hujan tinggi akan mudah longsor ," kata Doni Monardo dikutip dari keterangan pers BNPB, Senin (11/1/2021).
(Baca juga: Pencarian Korban Longsor Cimanggung Dilanjutkan, Tim SAR Kerahkan 2 Alat Berat)
Jawa Barat (Jabar) memiliki kontur atau morfologi tanah dengan kemiringan terjal. Jadi, masyarakat tidak boleh menebang pohon. Fungsi pohon sangat baik untuk mencegah bencana tanah longsor .
(Baca juga: Ini Penyebab Longsor di Jalur Puncak Bogor)
"Apabila pohon ditebang, 2-3 tahun kemudian akar akan busuk. Akar busuk dan curah hujan tinggi, air akan masuk di sela-sela akar yang mengakibatkan tanah menjadi labil," terang mantan Danjen Kopassus itu.
Saat mengunjungi Desa Cihanjuang, Doni melihat pohon sukun dan aren yang masih berdiri kokoh. Kedua jenis pohon itu mempunyai akar kuat sehingga akan membantu kekuatan struktur tanah.
BNPB akan membantu penyediaan jenis tanaman yang memiliki akar kuat untuk ditanam di kawasan rawan longsor. Memasuki musim hujan ini, beberapa kawasan di Indonesia memiliki potensi bencana hidrometeorologi.
BNPB meminta pemerintah daerah (pemda) untuk serius mengantisipasi dan saling mengingatkan semua pihak yang tinggal di kawasan dengan kemiringan lebih dari 30 derajat. "Berdasarkan data yang dimiliki BNPB, hampir setiap tahun wilayah Jabar ini terdampak tanah longsor," pungkasnya.
(maf)