Komunikasi Politik Pemerintah Sepanjang 2020 Dinilai Penuh Kegaduhan

Kamis, 31 Desember 2020 - 19:17 WIB
loading...
Komunikasi Politik Pemerintah...
Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta mengatakan, refleksi komunikasi politik sepanjang tahun 2020 lebih banyak diwarnai politik kegaduhan dan kegagapan pemerintah. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Di penghujung 2020, banyak catatan atas kinerja dan komunikasi yang dilakukan pemerintah selama 1 tahun ini. Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta mengatakan, refleksi komunikasi politik sepanjang tahun 2020 lebih banyak diwarnai dengan politik kegaduhan dan kegagapan pemerintah. Akibatnya persoalan utama alih-alih terselesaikan, Indonesia malah mengalami krisis ekonomi akibat pandemi.

(Baca juga: Kaleidoskop Komunikasi Politik 2020)

"Kegaduhan ini muncul diawali dengan pernyataan-pernyataan para menteri yang membantu Presiden seperti Menkes yang sempat terkesan menyepelekan ancaman Covid-19 saat awal pandemi dulu. Mendagri juga sempat melontarkan wacana Pilkada tak langsung yang dianggap seabagai kemunduran demokrasi dalam konteks Indonesia. Menkumham juga sempat melontarkan pernyataan bahwa angka kriminalitas tinggi di daerah miskin yang seolah mendiskreditkan kalangan menengah ke bawah," kata Wakil Ketua Fraksi PKS ini dalam keterangannya, Kamis (31/12/2020). (Baca juga: Imbas Ledakan Nashville: Jaringan Komunikasi Mati, Penerbangan Dihentikan)

"Juga pernyataan Menteri Agama yang misalkan ingin melakukan sertifikasi penceramah, larangan bagi ASN untuk memakai cadar atau bercelana cingkrang. Menkopolhukam juga beberapa kali melontarkan wacana yang membuat gaduh, misalkan soal Polisi Siber yang dikhawatirkan hanya akan memberangus kemerdekaan berpendapat bagi pihak yang mengkritik pemerintah," sambungnya.

(Baca juga: Langkah Strategis WS Merekatkan Komunikasi Politik di Surabaya)

Sukamta melanjutkan, Presiden Jokowi juga dianulir oleh Menteri Perhubungan (Menhub) soal larangan mudik dan pulang kampung. Presiden Jokowi menyatakan bahwa yang dilarang mudik, sedangkan pulang kampung tidak dilarang. Menhub kemudian menegaskan bahwa mudik dan pulang kampung sama saja dilarang. Publik disuguhi tontonan komunikasi yang kurang kompak untuk level negara.

"Kegaduhan elite tersebut berimbas kepada kegaduhan di masyarakat. Sementara kinerja menteri tidak jelas karena tertutup pernyataan kontroversi. Uniknya, isu-isu yang sudah bertebaran dan membuat kegaduhan publik itu kemudian diselesaikan oleh seorang menteri yang terkesan mengerjakan banyak urusan," papar Sukamta.

Dokor lulusan Inggris ini juga mencatat, banyaknya hoaks yang muncul adalah imbas dari komunikasi politik pemerintah yang buruk. Bisa jadi sumber hoaks adalah pemerintah sendiri karena menampakkan kesimpangsiuran informasi dan isu-isu kebijakan dengan pernyataan-pernyataan yang menimbulkan kegaduhan.

Tapi anehnya justru masyarakat yang dianggap sebagai sumber utama pembuat hoaks, dan terjadilah kriminalisasi rakyat dan tokoh masyarakat.

"Segenap permasalahan sedang mendera bangsa ini. Di bidang ekonomi, Indonesia resmi mengalami resesi ekonomi di kuartal III 2020 dengan mencatatkan pertumbuhan ekonomi minus 3,49 petsen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 turun drastis dan jauh dari target, yakni pada kuartal I hanya mencatat pertumbuhan 2,97 persen dan kuartal II minus 5,32 persen," ungkapnyam
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1139 seconds (0.1#10.140)