Isu Afirmasi Syiah dan Ahmadiyah, Menag: Saya Tidak Pernah Mengatakan Itu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menceritakan pengalamannya setelah baru dilantik menjadi Menag oleh Presiden Jokowi. Salah satunya adalah kabar jika ia diisukan akan mengafirmasi kelompok Syiah dan Ahmadiyah di Indonesia.
"Saya pengen bercerita, ada kejadian di hari kedua setelah dilantik yang menurut saya mengagetkan. Tiba-tiba ada berita yang mengatakan, Menteri Agama akan mengafirmasi beribadah umat Syiah dan Ahmadiyah," tutur Gus Yaqut, sapaan akrab Menag, dalam Silaturahmi Nasional Lintas Agama dengan tema Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Kebhinekaan secara virtual, Minggu (27/12/2020).
Gus Yaqut pun menegaskan jika ia tidak pernah mengatakan hal itu. "Terlepas konteksnya bahwa ini benar atau salah gitu ya, saya tidak pernah mengatakan itu. Tapi ada media, yang menulis seperti itu dan mengatasnamakan. Saya itu kaget. Ternyata ini media kredibel," katanya. ( )
Gus Yaqut pun mengatakan hal ini membuktikan bahwa ancaman pemecah belah bangsa tidak hanya dari agama, tetapi salah satunya adalah media yang disalahgunakan. "Ternyata ancaman kita ini bukan hanya ancaman pemecah-memecah belah itu bukan hanya agama ya. Kalau yang disalahgunakan itu, tapi juga media yang disalahgunakan. Memang semua yang serba salah guna itu pasti nggak baik. Pasti tidak baik. Tetapi, saya bisa sampaikan kemudian kepada pers media dan pada publik semua," katanya.
Namun, terkait dengan persoalan Syiah dan Ahmadiyah ini, Gus Yaqut selaku Menag akan mendudukkan persoalan ini dengan semestinya. "Saya selaku menteri agama sebagai wakil pemerintah seakan mendudukkan persoalan ini pada tempat yang semestinya, pada prinsip-prinsip dasar yang kita semua sebagai warga negara ini pegang dan akui. Apa itu? Bahwa yang pertama adalah semua warga negara itu kedudukan yang sama di muka hukum. Dia mau Syiah, mau Ahmadiyah, mau NU, mau Muhammadiyah, mau siapa pun di depan hukum itu sama," kata Gus Yaqut.
Oleh karena itu, tegas Gus Yaqut, negara itu wajib melindungi mereka anggota-anggota organisasi ini sebagai warga negara. "Artinya apa? Jika berbeda keyakinan tidak boleh ada alasan kelompok yang merasa paling besar kemudian mempersekusi kelompok yang kecil. Ini sikap dasar yang akan pemerintah pegang, itu yang pertama," katanya. ( )
Yang kedua, kata Gus Yaqut, jika ada perbedaan pandangan, keyakinan, atau pendapat terkait dengan hal-hal keagamaan, harus diselesaikan dengan dialog. "Kementerian Agama, saya sebagai Menteri Agama siap untuk memberikan fasilitas mereka untuk berdialog, itu sikap dasar," katanya.
"Kemudian saya sampaikan dan Insya Allah, forum ini akan menjadi saksi dan sekaligus mengawal, bahwa saya akan pegang dua hal ini selama diberikan amanah sebagai Menteri Agama," kata Gus Yaqut.
Lihat Juga: Dipimpin Gus Yaqut, Institute for Humanitarian Islam Bertekad Tebarkan Nilai Kemanusiaan di Dunia
"Saya pengen bercerita, ada kejadian di hari kedua setelah dilantik yang menurut saya mengagetkan. Tiba-tiba ada berita yang mengatakan, Menteri Agama akan mengafirmasi beribadah umat Syiah dan Ahmadiyah," tutur Gus Yaqut, sapaan akrab Menag, dalam Silaturahmi Nasional Lintas Agama dengan tema Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Kebhinekaan secara virtual, Minggu (27/12/2020).
Gus Yaqut pun menegaskan jika ia tidak pernah mengatakan hal itu. "Terlepas konteksnya bahwa ini benar atau salah gitu ya, saya tidak pernah mengatakan itu. Tapi ada media, yang menulis seperti itu dan mengatasnamakan. Saya itu kaget. Ternyata ini media kredibel," katanya. ( )
Gus Yaqut pun mengatakan hal ini membuktikan bahwa ancaman pemecah belah bangsa tidak hanya dari agama, tetapi salah satunya adalah media yang disalahgunakan. "Ternyata ancaman kita ini bukan hanya ancaman pemecah-memecah belah itu bukan hanya agama ya. Kalau yang disalahgunakan itu, tapi juga media yang disalahgunakan. Memang semua yang serba salah guna itu pasti nggak baik. Pasti tidak baik. Tetapi, saya bisa sampaikan kemudian kepada pers media dan pada publik semua," katanya.
Namun, terkait dengan persoalan Syiah dan Ahmadiyah ini, Gus Yaqut selaku Menag akan mendudukkan persoalan ini dengan semestinya. "Saya selaku menteri agama sebagai wakil pemerintah seakan mendudukkan persoalan ini pada tempat yang semestinya, pada prinsip-prinsip dasar yang kita semua sebagai warga negara ini pegang dan akui. Apa itu? Bahwa yang pertama adalah semua warga negara itu kedudukan yang sama di muka hukum. Dia mau Syiah, mau Ahmadiyah, mau NU, mau Muhammadiyah, mau siapa pun di depan hukum itu sama," kata Gus Yaqut.
Oleh karena itu, tegas Gus Yaqut, negara itu wajib melindungi mereka anggota-anggota organisasi ini sebagai warga negara. "Artinya apa? Jika berbeda keyakinan tidak boleh ada alasan kelompok yang merasa paling besar kemudian mempersekusi kelompok yang kecil. Ini sikap dasar yang akan pemerintah pegang, itu yang pertama," katanya. ( )
Yang kedua, kata Gus Yaqut, jika ada perbedaan pandangan, keyakinan, atau pendapat terkait dengan hal-hal keagamaan, harus diselesaikan dengan dialog. "Kementerian Agama, saya sebagai Menteri Agama siap untuk memberikan fasilitas mereka untuk berdialog, itu sikap dasar," katanya.
"Kemudian saya sampaikan dan Insya Allah, forum ini akan menjadi saksi dan sekaligus mengawal, bahwa saya akan pegang dua hal ini selama diberikan amanah sebagai Menteri Agama," kata Gus Yaqut.
Lihat Juga: Dipimpin Gus Yaqut, Institute for Humanitarian Islam Bertekad Tebarkan Nilai Kemanusiaan di Dunia
(abd)