Prabowo-Puan Punya Panggung hingga 2024, Kekecewaan Muslim Diprediksi Luruh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Ketua DPR RI Puan Maharani dianggap layak berpasangan pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Prabowo yang merupakan ketua umum Partai Gerindra sebagai calon presidennya, sedangkan Puan, anak Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai calon wakil presidennya.
(Baca juga : Nama-nama Ini Dinilai Layak Jadi Cawapres jika Ganjar Nyapres )
"Sebagai Menhan dan Ketua DPR, Prabowo dan Puan punya panggung politik sampai nanti di 2024. Selain itu, bisa dibilang jabatan politik keduanya merupakan simbol stabilitas kekuatan politik Jokowi di periode kedua sekarang ini," ujar Pengamat Politik dari Universitas Jayabaya Igor Dirgantara kepada SINDOnews, Sabtu (12/12/2020).
(Baca: Puan Maharani Dinilai Layak Jadi Cawapresnya Prabowo)
Menurut Igor, jika Prabowo maju kembali sebagai capres 2024, yang perlu dilihat adalah bagaimana suara Partai Gerindra naik signifikan pada Pemilu 2014 ketimbang saat Pemilu 2019. "Efek ekor jas Prabowo sangat tinggi di 2014. Supporter nasionalis Prabowo saat itu lebih militan dan konsisten, seperti Budi Purnomo, Cut Mutia, dan banyak lagi yang lain," imbuhnya.
(Baca juga : Pengakuan Model Natacha Sofia yang Jadi Pemuas Nafsu Cristiano Ronaldo )
Hal tersebut menurut dia yang perlu digarisbawahi untuk pemenangan. "Apalagi proporsi terbesar pemilih di Indonesia nanti di 2024 berada di tengah. Bukan yang terlalu kiri atau yang terlalu kanan," ujar Director Survey dan Polling Indonesia (SPIN) ini.
(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)
Dia menuturkan, soal pendapat terkait kekecewaan komunitas muslim terhadap Prabowo yang masuk koalisi pemerintahan Jokowi - Ma'ruf Amin, itu juga soal waktu. "Rekam jejak Prabowo bisa dilihat bahwa sosok Menhan ini yang paling bisa menjembatani kepentingan umat muslim dibandingkan tokoh lain," katanya.
Disamping itu, kata dia, dari pengalaman Pilpres sebelumnya, komunitas pemilih muslim tidak pernah terkonsentrasi pada satu pasangan kandidat saja, tetapi pada semua pasangan calon. Bahkan, dia meyakini pemilih Indonesia di 2024 akan lebih cair dari pemilu sebelumnya, karena kaum milenial akan lebih mendominasi data pemilih.
(Baca juga : Menang Mutlak di Pilkada 2020, PDIP Apresiasi Kader Jateng dan DIY )
"Bagaimanapun juga, perhelatan Pemilu 2024 nanti tergantung momentum di menit terakhir dan manuver dari para elite politik," pungkasnya.
Lihat Juga: Momen Prabowo Temui Raja Charles III di Buckingham Palace Bicarakan Pelestarian Lingkungan
(Baca juga : Nama-nama Ini Dinilai Layak Jadi Cawapres jika Ganjar Nyapres )
"Sebagai Menhan dan Ketua DPR, Prabowo dan Puan punya panggung politik sampai nanti di 2024. Selain itu, bisa dibilang jabatan politik keduanya merupakan simbol stabilitas kekuatan politik Jokowi di periode kedua sekarang ini," ujar Pengamat Politik dari Universitas Jayabaya Igor Dirgantara kepada SINDOnews, Sabtu (12/12/2020).
(Baca: Puan Maharani Dinilai Layak Jadi Cawapresnya Prabowo)
Menurut Igor, jika Prabowo maju kembali sebagai capres 2024, yang perlu dilihat adalah bagaimana suara Partai Gerindra naik signifikan pada Pemilu 2014 ketimbang saat Pemilu 2019. "Efek ekor jas Prabowo sangat tinggi di 2014. Supporter nasionalis Prabowo saat itu lebih militan dan konsisten, seperti Budi Purnomo, Cut Mutia, dan banyak lagi yang lain," imbuhnya.
(Baca juga : Pengakuan Model Natacha Sofia yang Jadi Pemuas Nafsu Cristiano Ronaldo )
Hal tersebut menurut dia yang perlu digarisbawahi untuk pemenangan. "Apalagi proporsi terbesar pemilih di Indonesia nanti di 2024 berada di tengah. Bukan yang terlalu kiri atau yang terlalu kanan," ujar Director Survey dan Polling Indonesia (SPIN) ini.
(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)
Dia menuturkan, soal pendapat terkait kekecewaan komunitas muslim terhadap Prabowo yang masuk koalisi pemerintahan Jokowi - Ma'ruf Amin, itu juga soal waktu. "Rekam jejak Prabowo bisa dilihat bahwa sosok Menhan ini yang paling bisa menjembatani kepentingan umat muslim dibandingkan tokoh lain," katanya.
Disamping itu, kata dia, dari pengalaman Pilpres sebelumnya, komunitas pemilih muslim tidak pernah terkonsentrasi pada satu pasangan kandidat saja, tetapi pada semua pasangan calon. Bahkan, dia meyakini pemilih Indonesia di 2024 akan lebih cair dari pemilu sebelumnya, karena kaum milenial akan lebih mendominasi data pemilih.
(Baca juga : Menang Mutlak di Pilkada 2020, PDIP Apresiasi Kader Jateng dan DIY )
"Bagaimanapun juga, perhelatan Pemilu 2024 nanti tergantung momentum di menit terakhir dan manuver dari para elite politik," pungkasnya.
Lihat Juga: Momen Prabowo Temui Raja Charles III di Buckingham Palace Bicarakan Pelestarian Lingkungan
(muh)