Hapus Artikel FPI-Habib Rizieq, Facebook Lupakan Idealisme Pendirinya

Sabtu, 12 Desember 2020 - 08:47 WIB
loading...
Hapus Artikel FPI-Habib Rizieq, Facebook Lupakan Idealisme Pendirinya
Direktur Eksekutif Komunikonten mengingatkan idealisme pendiri Facecook soal tajuan untuk memberikan fasilitas bersuara kepada masyarakat agar negara lebih transparan. Foto/ist
A A A
JAKARTA - Facebook merupakan sebuah produk yang lahir dari idealisme para pendirinya, yakni Mark Zuckerberg, Eduardo Saverin, Andrew McCollum, Dustin Moskovitz dan Chris Hughes.

Lebih dari sekadar mencari keuntungan materi, Facebook dibuat sebagai fasilitas menyampaikan pendapat bagi setiap mahasiswa, dosen, buruh, petani, dan masyarakat kecil. Para pendiri Facebook berharap dengan fasilitas itu masyarakat menjadi lebih kuat, sesuatu sulit dilihat di negara bercorak otoriter.

By giving people the power to share, we're making the world more transparent. (Dengan memberi orang kekuatan untuk berbagi, kami membuat dunia lebih transparan). Inilah mengapa di negara yang otoriter media sosial dibatasi, bahkan dilarang,” tulis Direktur Eksekutif Komunikonten Hariqo Wibawa Satria dalam akun Facebook miliknya, mengutip pernyataan Mark Zuckerberg, Jumat (12/12/2020) malam.

(Baca: 6 Anggota FPI Ditembak Mati, Facebook Bersih-bersih Konten Lagi)

Tulisan ini dibuat Hariqo merespons penghapusan artikel berjudul ”HRS WARGA BIASA, BAYAR DENDA, PERNAH DIPENJARA DAN SIAP DIKUBUR” oleh Facebook. Tulisan yang diunggah Kamis (10/12/2020) lenyap keesokan harinya setelah dibagikan hampir 3.000 kali. Alasannya, tulisan Hariqo dianggap melanggar standar komunitas Facebook,

”Saya heran FB menghapus tulisan saya, dan saya menduga tulisan itu dihapus karena dilaporkan oleh akun lain yang tidak setuju dengan tulisan saya. Padahal bisa jadi yang dihapus bukan sekadar postingan saya, tapi itu juga bisa menghapus cita-cita dari pendirian FB tersebut,” katanya.

(Baca: 20 Kuasa Hukum Bakal Dampingi Habib Rizieq Jalani Pemeriksaan di Polda Metro)

Hariqo mengusulkan dibuatnya diskusi terbuka secara online yang melibatkan pemerintah, petinggi Facebook, organisasi wartawan, organisasi media, pegiat medsos, para pakar, perwakilan ormas, perwakilan buruh, petani, nelayan, mahasiswa, pelajar, dan lain-lain. Menurut dia ini penting karena ada kecurigaan bahwa akun yang memposting tentang HRS, FPI atau mengkritik pemerintah bisa dikurangi jangkauannya, atau dihapus postingannya, bahkan ditutup akunnya oleh FB dan Instagram (IG).

(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)

“Kecurigaan ini perlu dijelaskan oleh Mark Zuckerberg atau petinggi FB di Indonesia atau Asia. Benar kah?, apakah ada intervensi?, atau tidak benar. Saya yakin idealisme teman-teman di FB sama dengan Mark Zuckerberg, saya juga mengapresiasi adanya peluang bagi yang dihapus postingannya untuk banding,” kata penulis buku Seni Mengelola Tim Media Sosial ini.
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1474 seconds (0.1#10.140)