TNI-Polri Bangun Kembali Rumah Warga Sigi Pasca Teror MIT
loading...
A
A
A
JAKARTA - TNI-Polri membangun kembali rumah warga yang dibakar pasca aksi teror oleh Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada Jumat (27/11/2020) lalu.
Komandan Korem (Danrem) 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf mengatakan, langkah ini diambil TNI dan Polri guna mengembalikan semangat sekaligus wujud rasa empati kepada masyarakat Kabupaten Sigi yang terdampak atas peristiwa itu.
"Sinergi TNI-Polri saat ini ditunjukan dengan memfasilitasi semua kegiatan ini guna memgembalikan suasana yang kondusif di masyarakat," ucap Farid melalui keterangan tertulis yang diterima, Jumat (11/12/2020).
(Baca: Satgas Tinombala Buru Pembunuh Satu Keluarga di Sigi, Polri: Warga Jangan Panik)
Farid menjelaskan, TNI-Polri turut dibantu beberapa masyarakat sekitar yang prihatin atas peristiwa tersebut. Menurutnya, pihak TNI-Polri juga memberikan pendampingan trauma healing pasca kejadian terhadap para korban yang terdampak.
Dia menuturkan, TNI-Polri di Sulteng aktif menggelar komunikasi sosial dengan tokoh masyarakat, tokoh lintas agama dan forum Kerukunan umat beragama di wilayah tersebut. Tujuannya, untuk mencegah isu-isu yang menyesatkan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan ingin memecah belah persatuan dan kesatuan.
"Hingga saat ini pasukan TNI-Polri yang tergabung dalam Satuan Tugas Operasi Tinombala masih terus mengejar pelaku teror," tuturnya.
(Baca: Penembakan 6 Anggota FPI, Muhammadiyah Sayangkan Pangdam Jaya Dampingi Kapolda)
Sebelumnya, satu keluarga yang terdiri atas empat orang di Dusun Lepanu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, diduga dibunuh oleh Kelompok MIT. Peristiwa pembantaian sadis tersebut terjadi pada Jumat (27/11) pukul 09.00 WITA.
Keempat korban yang dibunuh Kelompok Mujahidin Indonesia Timur Yasa alias Yata sebagai kepala rumah tangga, Pinu, Nata alias Papa Jana alias Naka dan Pedi. Selain membantai satu keluarga, MiT turut membakar tujuh rumah warga.
Komandan Korem (Danrem) 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf mengatakan, langkah ini diambil TNI dan Polri guna mengembalikan semangat sekaligus wujud rasa empati kepada masyarakat Kabupaten Sigi yang terdampak atas peristiwa itu.
"Sinergi TNI-Polri saat ini ditunjukan dengan memfasilitasi semua kegiatan ini guna memgembalikan suasana yang kondusif di masyarakat," ucap Farid melalui keterangan tertulis yang diterima, Jumat (11/12/2020).
(Baca: Satgas Tinombala Buru Pembunuh Satu Keluarga di Sigi, Polri: Warga Jangan Panik)
Farid menjelaskan, TNI-Polri turut dibantu beberapa masyarakat sekitar yang prihatin atas peristiwa tersebut. Menurutnya, pihak TNI-Polri juga memberikan pendampingan trauma healing pasca kejadian terhadap para korban yang terdampak.
Dia menuturkan, TNI-Polri di Sulteng aktif menggelar komunikasi sosial dengan tokoh masyarakat, tokoh lintas agama dan forum Kerukunan umat beragama di wilayah tersebut. Tujuannya, untuk mencegah isu-isu yang menyesatkan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan ingin memecah belah persatuan dan kesatuan.
"Hingga saat ini pasukan TNI-Polri yang tergabung dalam Satuan Tugas Operasi Tinombala masih terus mengejar pelaku teror," tuturnya.
(Baca: Penembakan 6 Anggota FPI, Muhammadiyah Sayangkan Pangdam Jaya Dampingi Kapolda)
Sebelumnya, satu keluarga yang terdiri atas empat orang di Dusun Lepanu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, diduga dibunuh oleh Kelompok MIT. Peristiwa pembantaian sadis tersebut terjadi pada Jumat (27/11) pukul 09.00 WITA.
Keempat korban yang dibunuh Kelompok Mujahidin Indonesia Timur Yasa alias Yata sebagai kepala rumah tangga, Pinu, Nata alias Papa Jana alias Naka dan Pedi. Selain membantai satu keluarga, MiT turut membakar tujuh rumah warga.
(muh)