Anak-anak Muda Kader Istana di Pucuk Pimpinan Daerah

Kamis, 10 Desember 2020 - 08:58 WIB
loading...
Anak-anak Muda Kader Istana di Pucuk Pimpinan Daerah
Tampilnya Gibran Rakabuming Raka, Bobby Nasution, dan Hanindhito tak bisa dilepaskan dari hubungan mereka dengan pusat kekuasaan di istana negara. Foto/sindonews
A A A
JAKARTA - Gibran Rakabuming Raka, Bobby Nasution, dan Hanindhito Himawan Pramono kemungkinan besar menjadi kepala daerah setelah melihat hasil sementara Pilkada Serentak 2020 . Sebagai anak muda dan pendatang baru di dunia politik, banyak tantangan yang akan mereka hadapi dalam memimpin daerah masing-masing.

Berdasarkan hitung cepat, paslon Gibran-Teguh Prakosa meraup 87,27 persen suara di Solo. Sedangkan, Bobby-Aulia Rachman unggul atas Akhyar Nasution-Salman Alfarisi di Medan. Perbandingan suara keduanya 54,15:45,85. Kemenangan mudah diraih Hanindhito-Dewi Maria Ulfa meraih 76,42 persen. Sisanya, warga Kediri memilih kotak kosong.

Pengamat politik Idil Akbar mengatakan kemenangan ketiganya di medan kontestasi politik lokal tidak bisa dilepas dari latar belakang mereka. Gibran merupakan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bobby adalah menantu Jokowi. Sementara itu, Hanindhito merupakan putra dari Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

(Baca: Gibran dan Bobby Menang, Daftar Kekerabatan Pejabat Publik Makin Panjang)

Tahapan pilkada mungkin sudah usai dari mereka. Namun, sejumlah tantangan diprediksi akan menghadang mereka setelah resmi dilantik. Gibran, Bobby, dan Hanindhito boleh dibilang masih hijau di dunia politik. Belum lagi, mereka tidak memiliki pengalaman berhadapan dengan birokrasi dan politikus di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

“Tantangan terbesar adalah birokrasi. Mereka itu ada yang 45 tahun ke atas. Kita paham mereka sudah senior dan punya jenjang karir. Ini menjadi tantangan tersendiri buat mereka sebagai kepala daerah muda. Nantinya, bagaimana mereka bisa menjembatani status quo-nya keinginan birokrasi dengan percepatan kebijakan yang selama ini dikampanyekan,” ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Rabu malam (9/12/2020).

(Baca: Quick Count Versi Median, Bobby-Aulia Unggul 55,64% di Pilkada Medan)

Masyarakat pun menanti gebrakan dari mereka. Masyarakat itu tidak muluk-muluk: infrastruktur bagus, ekonomi jalan, dan kesejahteraan. Gibran, Bobby, dan Hanindhito akan menghadapi kesulitan karena masa awal kepemimpinan mereka dalam kondisi pandemi Covid-19. Dan, efeknya sudah merembet ke perekonomian. “Itu kesulitan bagi mereka untuk meningkatkan neraca ekonomi. Itu butuh tenaga dan kerja keras,” ucap Dosen Universitas Padjadjaran itu.

Birokrasi dan ekonomi sudah masalah yang komplek. Ketiganya juga harus bisa menjalin hubungan dengan para politikus di DPRD. Memang di belakang mereka ada nama besar orang tua dan mertua, tapi dinamika politik daerah dan pusat tidak selalu sama. Idil menyarankan berbagai peran, misalnya wakil mengurusi pembenahan internal birokrasi. Sedangkan, kepala daerahnya mengurusi politik dan kebijakan strategis.

(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)

Di luar semua itu, Idil menilai kepemimpinan Gibran, Bobby, dan Hanindhito akan memberikan keuntungan bagi daerah. Jokowi, menurutnya, akan memberikan perhatian terhadap jalannya pemerintahan dan pembangunan di wilayah anak dan menantunya. Bentuknya, bisa sokongan anggaran dan program pemerintah pusat yang dilakukan di daerah tersebut.

“Solo itu asalnya (Jokowi) dari sana. Tidak mungkin akan meninggalkan. Ketika anaknya jadi walikota enggak mungkin diabaikan. Kota Medan itu (mungkin akan) ada pembangunan yang akan mendapatkan perhatian (pusat),” pungkasnya.
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1568 seconds (0.1#10.140)