Gibran Unggul Hitung Cepat, Faktor 'Legacy' Jokowi dan Kandang Banteng
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gibran Rakabuming Raka yang berpasangan dengan Teguh Prakosa sementara unggul berdasarkan metode hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei. Hitung cepat Charta Politica, Gibran-Teguh unggul 90,4% atas rivalnya, Bagyo Wahyono-FX Suparjo yang hanya meraih 9%. Dengan kondisi itu, Gibran dipastikan melenggang menjadi kampiun Pilkada Solo 2020.
Menanggapi hasil quick count itu, Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (Sudra), Fadhli Harahab melihat kemenangan Gibran memang sudah diprediksi sejak awal.
"Banyak elementer yang bisa untuk memprediksi kemenangan Gibran ini. Jadi sebenarnya dia (Gibran) sudah menang sejak peluit dibunyikan," kata Fadhli saat dihubungi SINDOnews, Rabu (9/12/2020). ( )
Fadhli menuturkan, berbagai elemen itu antara lain, Gibran-Teguh yang mendapat sokongan penuh koalisi partai politik. Praktis hanya PKS dan Bagyo sendiri yang menjadi penantang kuat Gibran.
(Baca Juga : Pilkada Tak Sepenuhnya Mulus, Bawaslu Temukan Sejumlah Masalah )
Selain itu, analis politik asal UIN Jakarta ini mengatakan, faktor Joko Widodo (Jokowi) sebagai ayah kandung juga ikut mempengaruhi kemenangan ini. Fadhli menilai, figur Jokowi sebagai presiden juga ikut menyumbang kemenangan bagi Gibran.
"Tapi bukan berarti kapasitas Jokowi sebagai presiden. Bagi masyarakat Solo, Jokowi meninggalkan legacy (kebijakan) yang baik sebelum ia berangkat ke Jakarta dan kemudian menjadi presiden," kata Fadhli. ( )
"Satu lagi yang harus diingat, Solo juga kandang banteng, basis militan PDIP. Jadi ya satu kesatuan sebenarnya (saling mempengaruhi)," katanya.
Menanggapi hasil quick count itu, Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (Sudra), Fadhli Harahab melihat kemenangan Gibran memang sudah diprediksi sejak awal.
"Banyak elementer yang bisa untuk memprediksi kemenangan Gibran ini. Jadi sebenarnya dia (Gibran) sudah menang sejak peluit dibunyikan," kata Fadhli saat dihubungi SINDOnews, Rabu (9/12/2020). ( )
Fadhli menuturkan, berbagai elemen itu antara lain, Gibran-Teguh yang mendapat sokongan penuh koalisi partai politik. Praktis hanya PKS dan Bagyo sendiri yang menjadi penantang kuat Gibran.
(Baca Juga : Pilkada Tak Sepenuhnya Mulus, Bawaslu Temukan Sejumlah Masalah )
Selain itu, analis politik asal UIN Jakarta ini mengatakan, faktor Joko Widodo (Jokowi) sebagai ayah kandung juga ikut mempengaruhi kemenangan ini. Fadhli menilai, figur Jokowi sebagai presiden juga ikut menyumbang kemenangan bagi Gibran.
"Tapi bukan berarti kapasitas Jokowi sebagai presiden. Bagi masyarakat Solo, Jokowi meninggalkan legacy (kebijakan) yang baik sebelum ia berangkat ke Jakarta dan kemudian menjadi presiden," kata Fadhli. ( )
"Satu lagi yang harus diingat, Solo juga kandang banteng, basis militan PDIP. Jadi ya satu kesatuan sebenarnya (saling mempengaruhi)," katanya.
(abd)