Ganjar Disebut Ikuti Pola Jokowi untuk Bertarung di Pilpres 2024

Jum'at, 04 Desember 2020 - 15:10 WIB
loading...
Ganjar Disebut Ikuti...
Ganjar Pranowo terus berupaya menaikkan elektabilitasnya menuju Pilpres 2024 dengan mengikuti pola Jokowi sebelum terpilih pada 2014. Foto/inews.id
A A A
JAKARTA - Sejumlah lembaga survei menyebutkan Ganjar Pranowo sebagai salah satu kandidat calon presiden (capres) potensial untuk maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Bahkan, nama gubernur Jawa Tengah inikerap kali nangkring di urutan teratas hasil survei elektabilitas capres.

Ganjar juga dinilai terus mendongkrak elektabilitasnya dengan berbagai manuver politik yang dia lakukan. Termasuk terakhir ketika dirinya menerima kunjungan dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di rumah dinasnya, Rabu malam (2/12/2020).

(Baca: Kader PDI Perjuangan Bantah Isu Rp50 M Untuk Rekom Eri Cahyadi-Armuji)

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin mengatakan, apa yang dilakukan Ganjar Pranowo saat ini polanya sama seperti yang pernah dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika hendak maju di Pilpres 2014 lalu.

"Artinya elektabilitas, popularitas dari Jokowi saat itu sangat tinggi sehingga PDIP mau tidak mau harus dan wajib mendukung Jokowi karena arah anginnya ke Jokowi semua karena ada 'Jokowi effect'. Nah kelihatannya Ganjar akan terus meningkatkan elektabilitasnya dengan mengikuti pola itu," kata Ujang Komaruddin, Jumat (4/12/2020).

(Baca: AHY Temui Ganjar, Warganet: Kode Keras Minta Jatah Wakil Presiden)

Menurutnya, ketika nantinya hasil berbagai lembaga survei memang menunjukkan nama Ganjar di posisi teratas maka bukan tidak mungkin Ganjar akan menawarkan namanya kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk diusung sebagai capres pada Pilpres 2014. "Artinya mau tidak mau, Megawati harus mengadopsi itu," katanya.

Namun, Ujang yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) mengatakan, ada persoalan yang membuat Jokowi dan Ganjar tidak serta merta bisa disamakan karena track record keduanya memang berbeda. "Kalau dulu Jokowi (pada Pilpres 2014) sangat clear tidak diikuti dengan kasus-kasus, misalnya isu korupsi dan sebagainya, nah Ganjar ini punya isu korupsi yang dia agak sulit sepertinya untuk membendung itu," urainya.

(Baca: Kasus Menteri Edhy dan Peluang Prabowo di Pilpres 2024)

Ujang mencontohkan, nama Ganjar pernah disebut-sebut dalam kasus korupsi pengadaan e-KTP. Hal ini dinilai bisa menjadi persoalan dan akan digunakan sebagai senjata oleh lawan politiknya.

Persoalan lain yang tidak kalah pelik adalah kemungkinan Ganjar bakal terganjal oleh restu Megawati. Ujang bahkan mengaku mendengar kabar bahwa Megawati kurang berkenan dengan meroketnya elektabilitas Ganjar.

(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)

"Kemarin saya dapat kabar dari orang dalam PDIP, dalam satu pertemuan dengan Megawati dan Ganjar, disitu ada Effendi Simbolon (politikus PDIP), dan ketika Ganjar masuk, Effendi Simbolon mengatakan, 'ini calon presiden kita'. Lalu Megawati mukanya langsung merah. Artinya tidak berkenan dalam konteks itu," tuturnya.

Ujang menilai, kejadian itu sudah bisa dijadikan sebagai indikasi bahwa Ganjar akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan restu politik dari Megawati Seokarnoputri sebagai pemegang kendali tertinggi di partai barlambang banteng moncong putih.
(muh)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1460 seconds (0.1#10.140)