Cegah Covid-19, Doni Minta Kelompok Rentan di Pengungsian Gunung Lewotolok Dipisah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengimbau kepada Pemerintah Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) agar memberi penanganan yang lebih baik kepada para pengungsi Gunung Ili Lewotolok, khususnya bagi mereka yang masuk dalam kelompok rentan.
Dalam kunjungan kerja untuk meninjau pengungsian dan penanganan erupsi Gunungapi Ili Lewotolok, Doni melihat bahwa pemkab sudah memberikan layanan yang cukup baik. Namun, dia masih menemukan beberapa hal yang harus diperbaiki, salah satunya masalah penanganan kesehatan dan keselamatan para pengungsi. (Baca juga: Doni Monardo, Malam di Jakarta, Pagi di Lembata, Sore Menuju Semeru)
Dalam hal ini Doni meminta agar para warga pengungsi kelompok rentan dapat dipisahkan dari mereka yang berusia muda. Menurut Doni, hal itu harus dilakukan, sebab selain menghadapi ancaman bencana alam, para pengungsi saat ini juga menghadapi bencana non alam, yakni pandemi Covid-19. “Saya imbau kepada pemkab agar bisa memisahkan antara kelompok rentan dengan yang muda. Karena kita menghadapi bencana alam namun juga dalam situasi bencana non alam,” kata Doni yang juga sebagai Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dalam siaran pers yang diterima Sindo Media, Rabu (2/12/2020). (Baca juga: Satgas Tegaskan Testing Lewat PCR Swab Jadi Kunci Pengendalian COVID-19)
Sebagaimana diketahui bahwa kelompok rentan memiliki risiko yang lebih berat apabila terpapar virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Adapun kelompok rentan tersebut meliputi usia lanjut, penderita penyakit penyerta atau komorbid, ibu hamil, ibu menyusui, disabilitas, balita dan anak-anak. Apabila hal tersebut tidak segera ditangani dengan baik, maka dapat mengancam keselamatan jiwa masyarakat lainnya. “Karena kelompok rentan ini sangat berisiko kalau terpapar itu bisa membahayakan keselamatan jiwa. Jadi tidak hanya mengurusi ancaman terhadap erupsi gunungapi, tapi kita juga harus bisa melindungi warga negara dan masyarakat dari pandemi COVID-19,” imbuhnya. (Baca juga: Meski Covid Terkendali, Tapi Tetap Waspada)
Kunjungan Kepala BNPB Doni Monardo bersama anggota Komisi VIII DPR, M Ali Taher dan Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi di lokasi pengungsian erupsi Gunungapi Ili Lewotolok, Kabupaten Lembata tersebut juga sekaligus menjadi bukti bahwa pemerintah hadir di tengah masyarakat untuk memberikan dukungan. “Pemerintah pusat hadir tengah masyarakat yang terdampak bencana di Kabupaten Lembata, akibat dari erupsi Gunungapi Ili Lewotolok,” jelas Doni.
Sebagaimana menurut catatan yang diterima Doni bahwa sudah ada 7.968 orang yang mengungsi di 7 titik. Dari data tersebut, Doni juga menekankan agar Pemkab Lembata sebagai pemegang tongkat komando dapat bekerja lebih keras lagi bersama seluruh komponen demi keselamatan jiwa. Hal itu sebagaimana yang selalu menjadi arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa keselamatan masyarakat menjadi hukum yang tertinggi. “Tidak boleh ada korban jiwa, oleh karenanya perlu adanya kerja keras dari seluruh komponen. Keselamatan masyarakat adalah hukum yang tertinggi, Salus Populi Suprema Lex,” tutup Doni.
Lihat Juga: Baznas Salurkan 35.000 Liter Air Bersih untuk Penyintas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Dalam kunjungan kerja untuk meninjau pengungsian dan penanganan erupsi Gunungapi Ili Lewotolok, Doni melihat bahwa pemkab sudah memberikan layanan yang cukup baik. Namun, dia masih menemukan beberapa hal yang harus diperbaiki, salah satunya masalah penanganan kesehatan dan keselamatan para pengungsi. (Baca juga: Doni Monardo, Malam di Jakarta, Pagi di Lembata, Sore Menuju Semeru)
Dalam hal ini Doni meminta agar para warga pengungsi kelompok rentan dapat dipisahkan dari mereka yang berusia muda. Menurut Doni, hal itu harus dilakukan, sebab selain menghadapi ancaman bencana alam, para pengungsi saat ini juga menghadapi bencana non alam, yakni pandemi Covid-19. “Saya imbau kepada pemkab agar bisa memisahkan antara kelompok rentan dengan yang muda. Karena kita menghadapi bencana alam namun juga dalam situasi bencana non alam,” kata Doni yang juga sebagai Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dalam siaran pers yang diterima Sindo Media, Rabu (2/12/2020). (Baca juga: Satgas Tegaskan Testing Lewat PCR Swab Jadi Kunci Pengendalian COVID-19)
Sebagaimana diketahui bahwa kelompok rentan memiliki risiko yang lebih berat apabila terpapar virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Adapun kelompok rentan tersebut meliputi usia lanjut, penderita penyakit penyerta atau komorbid, ibu hamil, ibu menyusui, disabilitas, balita dan anak-anak. Apabila hal tersebut tidak segera ditangani dengan baik, maka dapat mengancam keselamatan jiwa masyarakat lainnya. “Karena kelompok rentan ini sangat berisiko kalau terpapar itu bisa membahayakan keselamatan jiwa. Jadi tidak hanya mengurusi ancaman terhadap erupsi gunungapi, tapi kita juga harus bisa melindungi warga negara dan masyarakat dari pandemi COVID-19,” imbuhnya. (Baca juga: Meski Covid Terkendali, Tapi Tetap Waspada)
Kunjungan Kepala BNPB Doni Monardo bersama anggota Komisi VIII DPR, M Ali Taher dan Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi di lokasi pengungsian erupsi Gunungapi Ili Lewotolok, Kabupaten Lembata tersebut juga sekaligus menjadi bukti bahwa pemerintah hadir di tengah masyarakat untuk memberikan dukungan. “Pemerintah pusat hadir tengah masyarakat yang terdampak bencana di Kabupaten Lembata, akibat dari erupsi Gunungapi Ili Lewotolok,” jelas Doni.
Sebagaimana menurut catatan yang diterima Doni bahwa sudah ada 7.968 orang yang mengungsi di 7 titik. Dari data tersebut, Doni juga menekankan agar Pemkab Lembata sebagai pemegang tongkat komando dapat bekerja lebih keras lagi bersama seluruh komponen demi keselamatan jiwa. Hal itu sebagaimana yang selalu menjadi arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa keselamatan masyarakat menjadi hukum yang tertinggi. “Tidak boleh ada korban jiwa, oleh karenanya perlu adanya kerja keras dari seluruh komponen. Keselamatan masyarakat adalah hukum yang tertinggi, Salus Populi Suprema Lex,” tutup Doni.
Lihat Juga: Baznas Salurkan 35.000 Liter Air Bersih untuk Penyintas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
(cip)