Menag Tegaskan Ideologi Ekstrem Ancaman Kehidupan Beragama

Selasa, 24 November 2020 - 22:14 WIB
loading...
Menag Tegaskan Ideologi Ekstrem Ancaman Kehidupan Beragama
Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengungkapkan, bahwa ideologi ekstrimisme menjadi ancaman kehidupan beragama khususnya pada agama-agama abrahamik. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Menteri Agama ( Menag ) Fachrul Razi mengungkapkan, ideologi ekstremisme menjadi ancaman kehidupan beragama khususnya agama-agama abrahamik. Diketahui, agama Islam, Kristen, dan Yahudi disebut sebagai agama samawi atau semitik, abrahamik atau Ibrahimiah karena kesamaan leluhur mereka pada sosok patriarki Abraham atau Ibrahim.

(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)

"Kita harus mempromosikan ajaran bersama tentang bahaya ideologi ekstremisme. Ideologi ekstremisme adalah ancaman agama-agama abrahamik dan bisa mengganggu tatanan perdamaian global,” tegas Fachrul dalam diskusi secara virtual pada dialog Sebuah Narasi Baru Toleransi Keluarga Abrahamik dari Uni Emirat Arab, Selasa (24/11/2020).

(Baca juga: Menag Minta Akademisi dan Kampus Jadi Garda Terdepan Dukung Wakaf Nasional)

Selain itu, Fachrul menegaskan, nilai perdamaian dan toleransi adalah nilai dasar dan etika yang harus dijunjung tinggi dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

(Baca juga: Terbukti, Imunisasi Berhasil Cegah Penyakit Menular)

Fachrul juga menegaskan bahwa dalam kitab suci agama-agama abrahamik, tidak ada satu ayat dan ajaran pun yang mengobarkan semangat kebencian, permusuhan, atau segala bentuk negatif lainnya. “Semua agama abrahami mengajarkan kasih sayang, keadilan, persaudaraan yang menghargai perbedaan,” tegasnya.

“Persaudaraan antara manusia dari semua bangsa dan kebudayaan yang berbeda, latar belakang agama yang berbeda tidak menjadi penghalang bagi kita untuk membangun kerjasama dan melakukan kebaikan bersama," tambah Fachrul.

Fachrul mengatakan jika perbedaan pendapat dan pandangan merupakan sumber kekayaan dalam berdialog. "Agama-agama abrahamik hadir untuk menyelamatkan manusia dan menganjurkan kehidupan damai. Semua umat beragama mendambakan kehidupan yang toleran dan damai," jelasnya.

Dalam akhir sambutannya, Fachrul mengutip seorang ulama Sufi tentang toleransi beragama antar sesama manusia. "Dalam konteks pentingnya perdamaian, toleransi dan persaudaraan antar sesama, seorang Ulama Sufi pernah berkata ‘manusia adalah anggota yang satu dalam penciptaannya pun dari esensi dan jiwa yang sama, jika salah satu anggota tersakiti, anggota lainnya tidak boleh tinggal diam. Jika engkau simpati pada penderitaan orang lain, maka predikat manusia tidak layak engkau sandang," ungkapnya.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1442 seconds (0.1#10.140)