Gelar Rapimnas, IPNU Harus Siapkan Kader Progresif
loading...

Ketua Umum PP IPNU Aswandi Jailani saat memberikan sambutan dalam pembukaan Rapimnas IPNU di Bogor, Jawa Barat. IST
A
A
A
JAKARTA – Wakil Presiden RI KH Ma.ruf Amin berharap Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) berperan aktif dalam pembangunan bangsa. Kader IPNU harus terus melakukan transformasi dengan menjaga nilai tradisi lama yang baik dan mengambil nilai baru yang lebih baik.
“Maka itu saya tambahkan satu paradigma lagi yaitu al-ishlah ilaa maa huwal ashlah, tsummal ashlah fal ashlah. Melakukan upaya perubahan dan perbaikan kepada yang lebih baik dan secara terus menerus lebih baik untuk melakukan inovasi secara berkelanjutan,” ujar KH Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan secara virtual, kemarin.
Untuk diketahui Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) menyelenggarakan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) pada Jumat sampai Ahad (20-22/11) di Bogor, Jawa Barat. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan Pimpinan Wilayah IPNU dari seluruh Indonesia. (baca juga : IPNU Gerakkan Puluhan Ribu Pelajar Mengaji)
Kiai Ma’ruf melanjutkan bahwa hal tersebut menjadi tugas NU, khususnya IPNU, untuk memajukan bangsa di semua sektor. Salah satunya adalah sektor pendidikan karena menjadi salah satu prioritas pembangunan. “Pendidikan juga merupakan amanat konstitusi yakni mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Inilah amanah yang harus kita wujudkan dan perjuangkan, karena pendidikan hakikatnya adalah investasi jangka panjang dan menjadi kunci kemajuan peradaban bangsa,” katanya. (baca juga : Atasi Masalah Pendidikan, IPNU Luncurkan Gerakan Teras Pelajar)
Senada dengan Wapres, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj juga mengingatkan seluruh kader Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) untuk senantiasa dinamis dan progresif menghadapi tantangan zaman. Terlebih kader-kader IPNU merupakan pelanjut organisasi NU di masa yang akan datang. “IPNU yang memegang estafet menerima amanah keberlangsungan NU di masa depan sesuai dengan kebutuhan zaman,” katanya.
Kiai Said berharap kader IPNU harus progresif dalam mewujudkan peradaban dan kebudayaan yang lebih kuat. Tidak saja adaptif dengan temuan baru, tetapi membuat temuan baru tersebut. “Kitalah yang menemukan temuan-temuan baru. Minimal dari luar, kita mampu adaptasi,” ujar kiai yang pernah mengenyam studi pesantren di Lirboyo, Kediri, Jawa Timur dan Krapyak, Yogyakarta itu.
“Maka itu saya tambahkan satu paradigma lagi yaitu al-ishlah ilaa maa huwal ashlah, tsummal ashlah fal ashlah. Melakukan upaya perubahan dan perbaikan kepada yang lebih baik dan secara terus menerus lebih baik untuk melakukan inovasi secara berkelanjutan,” ujar KH Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan secara virtual, kemarin.
Untuk diketahui Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) menyelenggarakan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) pada Jumat sampai Ahad (20-22/11) di Bogor, Jawa Barat. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan Pimpinan Wilayah IPNU dari seluruh Indonesia. (baca juga : IPNU Gerakkan Puluhan Ribu Pelajar Mengaji)
Kiai Ma’ruf melanjutkan bahwa hal tersebut menjadi tugas NU, khususnya IPNU, untuk memajukan bangsa di semua sektor. Salah satunya adalah sektor pendidikan karena menjadi salah satu prioritas pembangunan. “Pendidikan juga merupakan amanat konstitusi yakni mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Inilah amanah yang harus kita wujudkan dan perjuangkan, karena pendidikan hakikatnya adalah investasi jangka panjang dan menjadi kunci kemajuan peradaban bangsa,” katanya. (baca juga : Atasi Masalah Pendidikan, IPNU Luncurkan Gerakan Teras Pelajar)
Senada dengan Wapres, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj juga mengingatkan seluruh kader Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) untuk senantiasa dinamis dan progresif menghadapi tantangan zaman. Terlebih kader-kader IPNU merupakan pelanjut organisasi NU di masa yang akan datang. “IPNU yang memegang estafet menerima amanah keberlangsungan NU di masa depan sesuai dengan kebutuhan zaman,” katanya.
Kiai Said berharap kader IPNU harus progresif dalam mewujudkan peradaban dan kebudayaan yang lebih kuat. Tidak saja adaptif dengan temuan baru, tetapi membuat temuan baru tersebut. “Kitalah yang menemukan temuan-temuan baru. Minimal dari luar, kita mampu adaptasi,” ujar kiai yang pernah mengenyam studi pesantren di Lirboyo, Kediri, Jawa Timur dan Krapyak, Yogyakarta itu.
Lihat Juga :