Cegah COVID-19, Pemerintah Diminta Keluarkan Kebijakan Memperpendek Hari Libur Panjang
loading...
A
A
A
SLEMAN - Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Bayu Satria Wiratama mengatakan pemerintah harus segera mengeluarkan kebijakan memperpendek kebijakan hari libur panjang untuk mencegah penyebaran COVID-19 . Jika tidak memperpendek hari libur, pengawasan penerapan protokol kesehatan harus semakin diperketat.
“Opsinya antara memperpendek atau memperketat pengawasan. Namun untuk memperketat pengawasan butuh usaha yang lebih besar lagi,” ujar Bayu dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/11/2020). (Baca juga: Libur Panjang Tempat Wisata Dipastikan Padat, DPR Minta Pemerintah Waspada)
Menurut Bayu, meski telah meniadakan libur panjang namun tetap kurang efektif untuk mencegah masyarakat untuk tetap di rumah saja saat liburan. Sebab dengan meniadakan libur panjang tidak dapat menjamin masyarakat tidak berwisata dan tetap beraktivitas di rumah saja.
“Dalam kondisi sekarang yang perlu digalakkan adalah edukasi wisata sehat yang sesuai protokol kesehatan dan disiplin menerapkannya,” terang Peneliti Pusat Pedokteran tropis FKKMK UGM itu.
Bayu menjelaskan agar bisa meningkatkan kesadaran akan pentingnya penerapan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19 maka edukasi protokol kesehatan harus dilakukan secara simultan antara pelaku wisata dan penyelenggara wisata serta berkelanjutan.
Edukasi ini dinilai penting sebab tempat wisata yang berada di dalam ruangan indoor memiliki risiko tinggi penularan COVID-19. Sehingga dia mengimbau masyarakat untuk tetap patuh dan disiplin menjalankan protokol kesehatan.
“Dispilin pakai masker dengan baik dan benar. Hindari tempat wisata yang padat sehingga tidak bisa jaga jarak,” paparnya.
Apabila hendak makan dianjurkan untuk mencari tempat makan yang terbuka atau outdoor. Jika tempat makan indoor yang menerapkan jaga jarak dan memiliki ventilasi yang baik. (Baca juga: Libur Panjang Biang Kasus Positif Covid-19 di Jakarta Melonjak)
“Kuncinya displin memakai masker dan waspada terhadap ventilasi, durasi, jarak. Jangan lupa juga untuk melihat kondisi tubuh jika tidak fit sebaiknya di rumah saja,” tandasnya.
“Opsinya antara memperpendek atau memperketat pengawasan. Namun untuk memperketat pengawasan butuh usaha yang lebih besar lagi,” ujar Bayu dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/11/2020). (Baca juga: Libur Panjang Tempat Wisata Dipastikan Padat, DPR Minta Pemerintah Waspada)
Menurut Bayu, meski telah meniadakan libur panjang namun tetap kurang efektif untuk mencegah masyarakat untuk tetap di rumah saja saat liburan. Sebab dengan meniadakan libur panjang tidak dapat menjamin masyarakat tidak berwisata dan tetap beraktivitas di rumah saja.
“Dalam kondisi sekarang yang perlu digalakkan adalah edukasi wisata sehat yang sesuai protokol kesehatan dan disiplin menerapkannya,” terang Peneliti Pusat Pedokteran tropis FKKMK UGM itu.
Bayu menjelaskan agar bisa meningkatkan kesadaran akan pentingnya penerapan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19 maka edukasi protokol kesehatan harus dilakukan secara simultan antara pelaku wisata dan penyelenggara wisata serta berkelanjutan.
Edukasi ini dinilai penting sebab tempat wisata yang berada di dalam ruangan indoor memiliki risiko tinggi penularan COVID-19. Sehingga dia mengimbau masyarakat untuk tetap patuh dan disiplin menjalankan protokol kesehatan.
“Dispilin pakai masker dengan baik dan benar. Hindari tempat wisata yang padat sehingga tidak bisa jaga jarak,” paparnya.
Apabila hendak makan dianjurkan untuk mencari tempat makan yang terbuka atau outdoor. Jika tempat makan indoor yang menerapkan jaga jarak dan memiliki ventilasi yang baik. (Baca juga: Libur Panjang Biang Kasus Positif Covid-19 di Jakarta Melonjak)
“Kuncinya displin memakai masker dan waspada terhadap ventilasi, durasi, jarak. Jangan lupa juga untuk melihat kondisi tubuh jika tidak fit sebaiknya di rumah saja,” tandasnya.
(kri)