Pencopotan Kapolda Metro Jaya Bukti Tidak Ada 'Geng' di Internal Polri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pencopotan Irjen Nana Sujana dari Kapolda Metro Jaya terkait pelanggaran protokol kesehatan Covid-19 dinilai sebagai bentuk pembuktian tidak adanya 'geng' di internal Polri.
Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti mengungkapkan bahwa, sanksi pencopotan itu membuktikan adanya internal Korps Bhayangkara tidak pandang bulu menindak siapapun yang dianggap kurang baik dalam bertugas. "Hal ini juga membuktikan reward and punishment dilaksanakan dengan tidak pandang bulu," kata Poengky saat dikonfirmasi Okezone, Jakarta, Rabu (18/11/2020). (Baca Juga: 2 Kapolda Dicopot Terkait Kerumunan Habib Rizieq Menjawab Kekecewaan Masyarakat)
Sekadar mengingatkan, saat ditunjuknya Irjen Nana Sudjana sebagai Kapolda Metro Jaya beberapa waktu lalu, sempat berhembus isu soal 'geng Solo'. Salah satunya diutarakan oleh Indonesia Police Watch (IPW). Ketika itu IPW menyatakan, Nana ditunjuk menjadi Kapolda Metro Jaya lantaran Presiden Joko Widodo (Jokowi) hendak menonjolkan 'geng Solo'. (Baca Juga: Kapolri Mutasi Sejumlah Pejabat, Paling Banyak Kapolres)
Poengky menambahkan, pencopotan Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jawa Barat juga perbuatan yang adil. Mengingat, Polri sebagai salah satu lembaga Leading Sector yang menangani pemutusan mata rantai virus corona di Indonesia. "Saya melihat pencopotan tersebut fair terkait ketidakmampuan orang yang dicopot dari jabatannya untuk menjaga agar protokol kesehatan dilaksanakan seluruh masyarakat," ujar Poengky. (Baca Juga: Kapolri Idham Azis Blak Blakan Alasan Mutasi Besar-Besaran di Tubuh Polri)
Menurut dia, dewasa ini Polri semakin terus berbenar menuju ke arah yang lebih. Sebab itu, kata Poengky, adanya 'geng' justru akan membuat Korps Bhayangkara berpotensi terpecah belah. "Polri harus solid. Kalau ada geng-gengan justru akan memecah-belah internal," ucap Poengky.
Lihat Juga: 4 Kapolri Sebelum Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Ada yang Menjabat di Era SBY dan Jokowi
(ymn)