Hati-Hati, Perempuan Lebih Gampang Terpapar Fanatisme Beragama

Rabu, 18 November 2020 - 10:32 WIB
loading...
Hati-Hati, Perempuan Lebih Gampang Terpapar Fanatisme Beragama
Aktivis perempuan berunjuk rasa menyuarakan pentingnya khilafah dunia. IST
A A A
JAKARTA – Ini peringatan bagi para perempuan untuk hati-hati dalam belajar agama. Mereka berpotensi lebih besar terjatuh dalam fanatisme beragama dibandingkan dengan laki-laki.

Temuan ini merupakan hasil dari penelitian Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta bertajuk “Beragama di Dunia Maya: Media Sosial dan Pandangan Keagamaan di Indonesia”. Penelitian ini mengkaji perkembangan pemahaman keagamaan di media sosial serta faktor dan konteks sosial serta politik yang mempengaruhinya. Paham keagamaan yang dikaji dalam penelitian ini meliputi paham liberal, moderat, konservatif, islamis dan radikal (esktremis). “Penelitian ini menemukan kecenderungan menguatnya pemahaman agama pada perempuan yang lebih tinggi dilihat dari tingginya proporsi perempuan di semua kategori paham keagamaan dibandingkan dengan proporsi laki-laki,” ujar Koordinator Riset Iim Halimatus Sa’diyah Phd, di Jakarta, (16/11/2020).

Dia menjelaskan ketika terpapar cara pandang keagamaan tertentu maka perempuan cenderung lebih konsisten dengan pandangannya. Perempuan yang terpapar pada pandangan keagamaan liberal misalnya, maka dia cenderung lebih liberal di bandingkan dengan laki-laki. Pun begitu saat perempuan terpapar pandangan keagamaan yang konservatis atau islamis maka mereka akan cenderung lebih islamis dari para laki-laki. “Kencenderungan ini membuat perempuan menempati posisi lebih riskan terhadap papara fanatisme paham keagamaan tertentu,” katanya. (baca juga : Nurul Arifin: Kesetaraan dan Diskriminasi Masih Jadi PR Besar bagi Perempuan)

Berdasarkan riset dari PPIM, lanjut Iim diketahui jika para perempuan lebih aktif menyampaikan cara pandang keagamaan mereka saat di media sosial dibandingkan laki-laki. Proporsi perempuan adalah sebesar 52% untuk tweet yang bersifat liberal, moderat dan konservatif, sedangkan laki-laki sebesar 48% saja. “Sementara di kategori paham keagamaan islamis, perempuan memliki proporsi yang lebih tinggi (54%) dibandingkan laki-laki (46%),” katanya.

Riset yang dilakukan oleh PPIM UIN Jakarta ini menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif. Sementara itu, dua teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data mining di media sosial dan wawancara mendalam (in-depth interview) beberapa tokoh kunci. Teknik pengumpulan data yang pertama diambil dari dua platform media sosial yaitu Twitter dan Youtube.
(war)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1247 seconds (0.1#10.140)