Selain Nikahan Putri Habib Rizieq, Berikut 5 Kerumunan Massa di Tengah Pandemi

Selasa, 17 November 2020 - 16:48 WIB
loading...
Selain Nikahan Putri Habib Rizieq, Berikut 5 Kerumunan Massa di Tengah Pandemi
Kerumunan massa di acara Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus pernikahan putri Habib Rizieq Shihab menuai sorotan banyak pihak. FOTO/DOK.OKEZONE
A A A
JAKARTA - Kerumunan massa di acara Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus pernikahan putri Habib Rizieq Shihab menuai sorotan banyak pihak. Kegiatan tersebut bahkan berujung pada pencopotan dua kapolda dan pemanggilan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan oleh Polda Metro Jaya.

Jika ditilik ke belakang, maka kerumunan massa dalam skala besar tidak hanya terjadi di acara Habib Rizieq. Banyak kerumunan lainnya yang juga cenderung mengabaikan protokol kesehatan. Berikut lima kerumunan massa yang terang-terangan digelar di tengah pandemi:

1. Demo UU Omnibus Law
Selain Nikahan Putri Habib Rizieq, Berikut 5 Kerumunan Massa di Tengah Pandemi


Penetapan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja atau yang lebih dikenal Omnibus Law memantik perhatian publik dari semua kalangan, terutama kaum buruh. Pro dan kontra tak dapat dihindari, baik yang mengerti substansi maupun tidak. Demonstrasi yang berlangsung sepanjang Agustus sampai Oktober, berkembang pesat di berbagai daerah, mulai kalangan buruh hingga mahasiswa. Gelombang massa yang memicu kerumunan dikhawatirkan memicu penularan COVID-19 pun terbukti. Setelah diamankan oleh pihak kepolisian dan di-swab, ada puluhan pendemo yang diketahui positif COVID-19. ( )

2. Deklarasi KAMI
Selain Nikahan Putri Habib Rizieq, Berikut 5 Kerumunan Massa di Tengah Pandemi


Ribuan massa Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) saat deklarasi di Tugu Proklamasi, Jakarta, pada Selasa, 18 Agustus 2020, memaksa aparat kepolisian dan TNI mengambil tindakan tegas. Tidak hanya di Ibu Kota, deklarasi KAMI di sejumlah daerah juga dibubarkan.

Pembubaran dilakukan karena massa yang digawangi sejumlah tokoh agama, tokoh masyarakat, ekonom dan budayawan ini tidak menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Selain menimbulkan kerumunan, banyak orang yang datang tidak menggunakan masker dan menjaga jarak, sehingga dikhawatirkan menularkan virus corona.

3. Pilkada Serentak 2020
Selain Nikahan Putri Habib Rizieq, Berikut 5 Kerumunan Massa di Tengah Pandemi


Meski peraturan KPU tentang pelaksanaan pemilihan serentak di era pandemi COVID-19 telah ditetapkan, tapi ternyata masih ada yang mengabaikan peraturan ini. Selama 40 hari kegiatan kampanye Pilkada serentak 2020, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) banyak menemukan pelanggaran terkait protokol kesehatan.

Bahkan, masih banyak yang mendatangkan kerumunan massa dalam kampanye pertemuan tatap muka secara langsung. Bawaslu sendiri menemukan 1.315 kasus dari 16.574 kegiatan kampanye tatap muka dan/atau pertemuan terbatas yang diselenggarakan pada periode 10, hari keempat kampanye. ( )

4. Libur Panjang dan Cuti Bersama
Selain Nikahan Putri Habib Rizieq, Berikut 5 Kerumunan Massa di Tengah Pandemi


Libur panjang akhir pekan kemarin dimanfaatkan banyak warga untuk berpergian ke luar kota. Selain berlibur ke kampung halaman, banyak warga yang mengunjungi berbagai destinasi wisata. Tercatat, sebanyak 347.000 kendaraan kembali ke Jakarta dan sekitarnya setelah libur panjang cuti bersama dan Maulid Nabi Muhammad 1442 H, pada awal November lalu.

Kerumunan massa dari pergerakan jutaan warga yang berlibur ke tempat-tempat wisata ini tentu tak dapat dihindari. Meski pengelola tempat wisata sudah menerapkan standar protokol kesehatan penanganan COVID-19, namun tetap saja petugas di lapangan banyak menemukan pelanggaran.

5. Pemberlakuan New Normal
Selain Nikahan Putri Habib Rizieq, Berikut 5 Kerumunan Massa di Tengah Pandemi


Patut diakui, sejak dicabutnya status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), berlanjut dengan PSBB transisi dan New Normal (kenormalan baru) makin memicu eskalasi kerumunan massa di beberapa tempat, terutama di titik-titik episentrum perkotaan.

Kerumunan di pusat-pusat keramaian, pasar tradisional dan pelosok perkampungan juga makin masif. Parahnya lagi, hampir semua masyarakat yang berkerumun tidak mengenakan masker dan tentunya tidak menjaga jarak.

Meski pemerintah terus mengingatkan pentingnya pemberlakuan protokol kesehatan penanganan COVID-19, tapi masyarakat cenderung abai. Apalagi masyarakat sudah merasa jenuh lantaran sudah 8 bulan berdiam di rumah dan menganggap remeh COVID-19.

(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1462 seconds (0.1#10.140)