Selain Nikahan Putri Habib Rizieq, Berikut 5 Kerumunan Massa di Tengah Pandemi
loading...
A
A
A
4. Libur Panjang dan Cuti Bersama
Libur panjang akhir pekan kemarin dimanfaatkan banyak warga untuk berpergian ke luar kota. Selain berlibur ke kampung halaman, banyak warga yang mengunjungi berbagai destinasi wisata. Tercatat, sebanyak 347.000 kendaraan kembali ke Jakarta dan sekitarnya setelah libur panjang cuti bersama dan Maulid Nabi Muhammad 1442 H, pada awal November lalu.
Kerumunan massa dari pergerakan jutaan warga yang berlibur ke tempat-tempat wisata ini tentu tak dapat dihindari. Meski pengelola tempat wisata sudah menerapkan standar protokol kesehatan penanganan COVID-19, namun tetap saja petugas di lapangan banyak menemukan pelanggaran.
5. Pemberlakuan New Normal
Patut diakui, sejak dicabutnya status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), berlanjut dengan PSBB transisi dan New Normal (kenormalan baru) makin memicu eskalasi kerumunan massa di beberapa tempat, terutama di titik-titik episentrum perkotaan.
Kerumunan di pusat-pusat keramaian, pasar tradisional dan pelosok perkampungan juga makin masif. Parahnya lagi, hampir semua masyarakat yang berkerumun tidak mengenakan masker dan tentunya tidak menjaga jarak.
Meski pemerintah terus mengingatkan pentingnya pemberlakuan protokol kesehatan penanganan COVID-19, tapi masyarakat cenderung abai. Apalagi masyarakat sudah merasa jenuh lantaran sudah 8 bulan berdiam di rumah dan menganggap remeh COVID-19.
Libur panjang akhir pekan kemarin dimanfaatkan banyak warga untuk berpergian ke luar kota. Selain berlibur ke kampung halaman, banyak warga yang mengunjungi berbagai destinasi wisata. Tercatat, sebanyak 347.000 kendaraan kembali ke Jakarta dan sekitarnya setelah libur panjang cuti bersama dan Maulid Nabi Muhammad 1442 H, pada awal November lalu.
Kerumunan massa dari pergerakan jutaan warga yang berlibur ke tempat-tempat wisata ini tentu tak dapat dihindari. Meski pengelola tempat wisata sudah menerapkan standar protokol kesehatan penanganan COVID-19, namun tetap saja petugas di lapangan banyak menemukan pelanggaran.
5. Pemberlakuan New Normal
Patut diakui, sejak dicabutnya status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), berlanjut dengan PSBB transisi dan New Normal (kenormalan baru) makin memicu eskalasi kerumunan massa di beberapa tempat, terutama di titik-titik episentrum perkotaan.
Kerumunan di pusat-pusat keramaian, pasar tradisional dan pelosok perkampungan juga makin masif. Parahnya lagi, hampir semua masyarakat yang berkerumun tidak mengenakan masker dan tentunya tidak menjaga jarak.
Meski pemerintah terus mengingatkan pentingnya pemberlakuan protokol kesehatan penanganan COVID-19, tapi masyarakat cenderung abai. Apalagi masyarakat sudah merasa jenuh lantaran sudah 8 bulan berdiam di rumah dan menganggap remeh COVID-19.
(abd)