Penyakit Deindividuasi Jangkiti Warga Ibu Kota Jakarta

Senin, 16 November 2020 - 06:33 WIB
loading...
Penyakit Deindividuasi Jangkiti Warga Ibu Kota Jakarta
Seorang ibu tua tampak gemetar terduduk di lantai kabin bus Trans Jakarta seolah mengiba kepada penumpang lain untuk diberikan pertolongan. Foto: Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - JAKARTA - Seorang ibu tua berkaos abu-abu tampak gemetar terduduk di lantai kabin bus Trans Jakarta. Seolah mengiba kepada penumpang lain untuk diberikan pertolongan. Tampak darah menempel di lantai kabin tempat ibu itu terduduk. Kejadian itu direkam oleh penumpang lain dan diunggah di akun media sosial tiktok @eheehettr.

Sayangnya, tak ada seorang penumpang pun yang memberikan pertolongan, termasuk si pengunggah video di Trans Jakarta yang sedang melintasi Koridor 8 itu. Beberapa menit ibu tua tersebut tampak menghampiri sopir. Kejadian yang sejak Sabtu (14/11) sedang ditelusuri oleh pengelola Trans Jakarta tersebut ramai diperbincangkan warganet. Bahkan, banyak yang menyayangkan keacuhan para penumpang.

“Sekarang fenomena Deindividuasi sedang menjangkiti masyarakat di kota-kota besar,” ujar Sosiolog Universitas Nasional (Unas) Jakarta Sigit Rohadi kepada SINDOnews.

Penyakit sosial tersebut kian menjangkiti masyarakat Jakarta dan kota besar lain, dipicu oleh semakin populernya media sosial. Menurut Sigit, saat ini masyarakat cenderung untuk mencari sensasi dan kepuasan diri sendiri. "Dengan semakin populernya media sosial, orang cenderung mengejar popularitas dirinya agar diperhatikan di media sosial,” tuturnya.

Meskipun belum menjadi sebuah budaya, lanjut Sigit, namun penyakit deindividuasi itu umumnya diidap oleh kalangan berusia muda. “Dulu jika ada orang tua terjatuh, anak-anak muda pasti menolong. Sekarang sibuk mengeluarkan handphone untuk mengabadikan,” tegasnya.

Menurut Sigit, fenomena deindividuasi juga membuat interaksi sosial jauh berkurang. Komunikasi dalam sebuah komunitas pun mulai diabaikan. “Banyak yang mulai kehilangan empati terhadap orang di sekitarnya. Interaksi sosial pun cenderung basa-basi, karena masing-masing sibuk dengan handphone-nya,” katanya.
(wan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2082 seconds (0.1#10.140)