Jokowi : ASEAN Jangan Terjebak Dua Kekuatan Besar Dunia
loading...
A
A
A
JAKARTA – Kawasan Asia Tenggara menjadi rebutan dua kekuatan besar dunia Amerika Serikat dan China yang saat sedang bersaing di segala bidang. ASEAN harus mampu menjaga soliditas dalam rangka menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Konferensi Tingkat (KTT) ASEAN ke-37, Kamis (12/11/2020). Menurut Jokowi sangat normal di tengah rivalitas dua kekuatan besar dunia, masing-masing ingin menarik ASEAN untuk berpihak. “Terus menyampaikan pesan pentingnya para mitra kita untuk menghormati Treaty of Amity and Cooperation, dan terus menyampaikan pesan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional termasuk diantaranya UNCLOS 1982,” katanya secara virtual di Istana Kepresidenan Bogor. (Baca Juga : Presiden Jokowi Hadiri KTT ASEAN, Bahas Kerja Sama Vaksin Covid-19)
Dia menyebut jika Negara-negara ASEAN solid maka tidak akan terjebak pada rivalitas kekuatan besar dunia. Mereka secara bersama-sama bisa fokus dalam mengembangkan kerja sama kawasan. Meskipun hal itu tak mudah dilakukan, tanpa saling pengertian antar-negara. "Dengan soliditas dan komitmen kuat untuk memajukan kerja sama inklusif maka ASEAN tidak akan terjebak di antara rivalitas tersebut dan ASEAN akan dapat memainkan peran sentralnya dalam pengembangan kerja sama kawasan. Tentunya hal ini bukan merupakan hal mudah. Tapi saya yakin, dengan soliditas dan komitmen kuat kita akan dapat menjalankannya," ungkapnya. (Baca Juga : KTT ASEAN Digelar di Tengah Pertarungan Kekuatan Global)
Pada kesempatan itu juga, Jokowi memandang adanya optimisme lainnya dengan dilakukannya penandatanganan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). RCEP berhasil ditandatangani setelah negara-negara ASEAN bernegosiasi selama kurang lebih 8 tahun. "Kita harus buktikan bahwa integrasi ekonomi yang sangat besar ini akan membawa manfaat bagi rakyat kita," pungkasnya.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Konferensi Tingkat (KTT) ASEAN ke-37, Kamis (12/11/2020). Menurut Jokowi sangat normal di tengah rivalitas dua kekuatan besar dunia, masing-masing ingin menarik ASEAN untuk berpihak. “Terus menyampaikan pesan pentingnya para mitra kita untuk menghormati Treaty of Amity and Cooperation, dan terus menyampaikan pesan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional termasuk diantaranya UNCLOS 1982,” katanya secara virtual di Istana Kepresidenan Bogor. (Baca Juga : Presiden Jokowi Hadiri KTT ASEAN, Bahas Kerja Sama Vaksin Covid-19)
Dia menyebut jika Negara-negara ASEAN solid maka tidak akan terjebak pada rivalitas kekuatan besar dunia. Mereka secara bersama-sama bisa fokus dalam mengembangkan kerja sama kawasan. Meskipun hal itu tak mudah dilakukan, tanpa saling pengertian antar-negara. "Dengan soliditas dan komitmen kuat untuk memajukan kerja sama inklusif maka ASEAN tidak akan terjebak di antara rivalitas tersebut dan ASEAN akan dapat memainkan peran sentralnya dalam pengembangan kerja sama kawasan. Tentunya hal ini bukan merupakan hal mudah. Tapi saya yakin, dengan soliditas dan komitmen kuat kita akan dapat menjalankannya," ungkapnya. (Baca Juga : KTT ASEAN Digelar di Tengah Pertarungan Kekuatan Global)
Pada kesempatan itu juga, Jokowi memandang adanya optimisme lainnya dengan dilakukannya penandatanganan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). RCEP berhasil ditandatangani setelah negara-negara ASEAN bernegosiasi selama kurang lebih 8 tahun. "Kita harus buktikan bahwa integrasi ekonomi yang sangat besar ini akan membawa manfaat bagi rakyat kita," pungkasnya.
(war)