Covid-19, Manuver Aman Gatot Hadapi Jebakan Bintang Mahaputera
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mantan Panglima TNI (Purn) Jenderal Gatot Nurmantyo memilih tidak memenuhi undangan untuk menerima penghargaan Bintang Mahaputera di Istana Negara. Dari sejumlah tokoh yang menerima penghargaan dalam momentum Hari Pahlawan ini hanya Gatot yang ”mangkir”.
Menkopolhukam Mahfud MD menyatakan Gatot tak hadir dengan alasan Covid-19. Tetapi pemerintah bintang kehormatan itu tetap akan diterima Gatot dan dikirim melalui sekretariat negara. Banyak yang meragukan alasan Covid-19 yang disampaikan Gatot tersebut. Sebagai gedung nomor wahid tempat kerja presiden, soal protokol kesehatan istana negara pasti lebih ketat.
(Baca: PKS Sebut Gatot Nurmantyo Tak Ingin Ditaklukan Pemerintah)
Tak salah kalau alasan Gatot dibaca sebagai manuver yang relatif aman terhadap masa depan langkah politiknya. Bintang Mahaputera dianggap sebagai upaya lunak untuk lunak ”menangkap” Gatot setelah penangkapan petinggi dan aktivis KAMI sebelumnya.
Makanya Rocky Gerung menyebut hanya ada dua motif mengapa pemerintah memberikan Bintang Mahaputera kepada Gatot. Kalau bukan pengakuan salah telah menangkap Syahganda Nainggolan dkk, berarti memang ada keinginan untuk memecah belah KAMI.
”Ada yang diberi borgol, ada yang diberi penghargaan,” kata aktivis dan pengamat politik itu dalam video di saluran youtube belum lama ini.
Seperti jebakan, Bintang Mahaputera membuat Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu berada di posisi dilematis. Ibarat bidak catur yang bisa dimakan gratis, Gatot bisa kehilangan perwira atau malah benteng pertahanan.
Karena itu Gatot memilih menghindar untuk mempertahankan “pasukannya” di satu sisi sembari tetap menjaga terbukanya peluang dari di sisi lain. Dia juga memilih diam, membiarkan semua opini berkembang tanpa merespons.
(Baca: Gatot Tak Hadiri Pemberian Bintang Mahaputera, Bamsoet: Itu Hak Pribadi)
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyatakan hanya Tuhan dan Gatot sendiri yang tahu alasan ketidakhadirannya. Tetapi Adi mengaku tidak kaget dengan sikap Gatot itu. Sejak awal dia melihat Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu menanggapi dingin rencana pemerintah memberikan penghargaan istimewa kepadanya.
"Tapi yang jelas sejak awal sepertinya Gatot datar saja merespons info yang menyebut dirinya bakal diberi penghargaan," ujar Adi saat dihubungi SINDOnews, Rabu (11/11/2020).
Adi tak menampik adanya anggapan bahwa Gatot sedang memainkan manuver politik. Tapi baginya itu tidak berkaitan dengan konteks elektoral. "Tidak hadir terima penghargaan itu satu manuver karena jarang kejadian seperti ini," kata analis politik asal UIN Jakarta ini.
Lihat Juga: Kunker ke Luar Negeri Dibatasi, Mahfud MD: Jika Dibahas di Lembaga Politik Ada Saja Alasan Pembenaran
Menkopolhukam Mahfud MD menyatakan Gatot tak hadir dengan alasan Covid-19. Tetapi pemerintah bintang kehormatan itu tetap akan diterima Gatot dan dikirim melalui sekretariat negara. Banyak yang meragukan alasan Covid-19 yang disampaikan Gatot tersebut. Sebagai gedung nomor wahid tempat kerja presiden, soal protokol kesehatan istana negara pasti lebih ketat.
(Baca: PKS Sebut Gatot Nurmantyo Tak Ingin Ditaklukan Pemerintah)
Tak salah kalau alasan Gatot dibaca sebagai manuver yang relatif aman terhadap masa depan langkah politiknya. Bintang Mahaputera dianggap sebagai upaya lunak untuk lunak ”menangkap” Gatot setelah penangkapan petinggi dan aktivis KAMI sebelumnya.
Makanya Rocky Gerung menyebut hanya ada dua motif mengapa pemerintah memberikan Bintang Mahaputera kepada Gatot. Kalau bukan pengakuan salah telah menangkap Syahganda Nainggolan dkk, berarti memang ada keinginan untuk memecah belah KAMI.
”Ada yang diberi borgol, ada yang diberi penghargaan,” kata aktivis dan pengamat politik itu dalam video di saluran youtube belum lama ini.
Seperti jebakan, Bintang Mahaputera membuat Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu berada di posisi dilematis. Ibarat bidak catur yang bisa dimakan gratis, Gatot bisa kehilangan perwira atau malah benteng pertahanan.
Karena itu Gatot memilih menghindar untuk mempertahankan “pasukannya” di satu sisi sembari tetap menjaga terbukanya peluang dari di sisi lain. Dia juga memilih diam, membiarkan semua opini berkembang tanpa merespons.
(Baca: Gatot Tak Hadiri Pemberian Bintang Mahaputera, Bamsoet: Itu Hak Pribadi)
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyatakan hanya Tuhan dan Gatot sendiri yang tahu alasan ketidakhadirannya. Tetapi Adi mengaku tidak kaget dengan sikap Gatot itu. Sejak awal dia melihat Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu menanggapi dingin rencana pemerintah memberikan penghargaan istimewa kepadanya.
"Tapi yang jelas sejak awal sepertinya Gatot datar saja merespons info yang menyebut dirinya bakal diberi penghargaan," ujar Adi saat dihubungi SINDOnews, Rabu (11/11/2020).
Adi tak menampik adanya anggapan bahwa Gatot sedang memainkan manuver politik. Tapi baginya itu tidak berkaitan dengan konteks elektoral. "Tidak hadir terima penghargaan itu satu manuver karena jarang kejadian seperti ini," kata analis politik asal UIN Jakarta ini.
Lihat Juga: Kunker ke Luar Negeri Dibatasi, Mahfud MD: Jika Dibahas di Lembaga Politik Ada Saja Alasan Pembenaran
(muh)