Polisi Kesulitan Autopsi Jenazah Pendeta Yeremia Zanambani

Selasa, 03 November 2020 - 19:37 WIB
loading...
Polisi Kesulitan Autopsi Jenazah Pendeta Yeremia Zanambani
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono. Dok Sindonews
A A A


JAKARTA – Mabes Polri mengaku kesulitan melakukan autopsi jenazah Yeremia Zanambani (63), Ketua Klasis Gereja Kemah Injil Indonesia Hitadipa yang tewas di Intan Jaya.

Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan unit forensik Rumah Sakit Bhayangkara Makassar bersedia dan menyanggupi untuk mengautopsi serta visum jenazah bila diperlukan. Setelah mendapatkan rekomendasi dari TGPF, lanjut dia, keluarga korban telah mengizinkan agar mayat diautopsi.

Namun kata dia pihaknya mendapatkan kendala lantaran tidak ada penerbangan umum yang langsung membawa jenazah ke Makassar, namun harus menggunakan pesawat carter yang mendarat di Sugapa, Ibu Kota Hitadipa yang berjarak 12 kilometer dari distrik. Diperlukan juga pilot yang berani melintasi kawasan tersebut. “Maka untuk meminimalisasikan ancaman kelompok bersenjata, kami upayakan menggunakan helikopter yang bisa langsung ke Hitadipa. Namun di sana itu lembah dan pengalaman selama ini, penerbangan di sana ditembaki oleh kelompok bersenjata,” jelas Awi di Mabes Polri, Selasa (3/11/2020).

Berdasarkan olah tempat kejadian perkara polisi menemukan 13 lubang tembakan di sekitar kandang babi. Beberapa tim dibentuk untuk membongkar kematian Yeremia. Temuan-temuan tersebut semakin memperkuat dugaan bahwa pelakunya adalah personel TNI. Bahkan Komnas HAM mengategorikan dua terduga pelaku yakni pelaku langsung dan tidak langsung.

Pelaku langsung, sama seperti keterangan Tim Independen Kemanusiaan untuk Intan Jaya, adalah Alpius, Wakil Danramil Hitadipa, yang kerap ditolong sang pendeta bahkan dianggapnya sebagai anak. Sementara pelaku tidak langsung adalah pihak pemberi perintah pencarian senjata yang hilang atau pencarian keberadaan gerilyawan Papua merdeka.

Dalam kasus ini, penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum (Dirkrimum) Polda Papua telah memeriksa 24 saksi. Sayangnya Awi tak merinci siapa saja yang dimintai keterangan, namun belum ada saksi potensial hingga kini. “Sudah diperiksa 24 saksi. Hal ini juga sudah disampaikan ke Tim Gabungan Pencari Fakta yang turun ke lapangan,” ungkapnya.
(ymn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1171 seconds (0.1#10.140)