Berkali-kali Ngomong Tanpa Beban, Jokowi Justru Ingin Bilang Punya Beban
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Jokowi berkali-kali menyebut bahwa dirinya tak ada beban dalam memimpin Indonesia, terlebih di periode kedua kepemimpinannya bersama KH Ma'ruf Amin. Sehingga, Jokowi merasa ringan dalam mengambil keputusan.
Ucapan itu setidaknya pernah disampaikan Jokowi pada kegiatan Musrembangnas dan pertemuan dengan Apindo serta pada saat menghadiri kegiatan 'halalbihalal' dengan aktivis 98 yang terjadi pada 2019 silam.
(Baca: Jokowi Tegur Kabinet Soal Buruknya Komunikasi Publik, Pengamat: Bisa Ada Reshuffle)
Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie menilai, apa yang diucapkan Jokowi menandakan adanya sesuatu lantaran sudah berulang kali.
"Ataukah bahasa lain ini hanya sebuah sikap skeptis dan apriori semata. Atau tanpa beban kiasannya secara filosofis justru ada beban dalam kepemimpinanya," tutur Jerry kepada SINDOnews, Senin (26/10/2020).
Menurut Jerry, apa yang disampaikan Jokowi tak terlalu penting. Kalimat tak ada beban itu sebaiknya untuk mendukung dan menyemangati para anak buah Jokowi untuk mengevaluasi kebijakan yang tak berpihak kepada rakyat. "Apakah beliau di bawah tekanan parpol ataukah korporasi, atau kelompok orang kuat lainnya?" ujarnya.
(Baca: Setahun Periode Ke-2 Jokowi)
Jerry mengatakan, saat inilah ujian Presiden Jokowi sesungguhnya sedang berlangsung. Dia harus bisa membuktikan bahwa dirinya memang tanpa beban untuk memimpin di periode kedua ini. Jangan sampai publik justru menilai sebaliknya, bahwa 'beban' dimaksud adalah rakyat. Dengan kata lain, tanpa beban artinya tidak memikirkan rakyat.
Maka perlu dijabarkan secara etimologis, konotasi dan esensinya. "Kalau Jokowi terbeban dengan nasib rakyat, maka saya sangat setuju kalimat ini," pungkasnya.
Ucapan itu setidaknya pernah disampaikan Jokowi pada kegiatan Musrembangnas dan pertemuan dengan Apindo serta pada saat menghadiri kegiatan 'halalbihalal' dengan aktivis 98 yang terjadi pada 2019 silam.
(Baca: Jokowi Tegur Kabinet Soal Buruknya Komunikasi Publik, Pengamat: Bisa Ada Reshuffle)
Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie menilai, apa yang diucapkan Jokowi menandakan adanya sesuatu lantaran sudah berulang kali.
"Ataukah bahasa lain ini hanya sebuah sikap skeptis dan apriori semata. Atau tanpa beban kiasannya secara filosofis justru ada beban dalam kepemimpinanya," tutur Jerry kepada SINDOnews, Senin (26/10/2020).
Menurut Jerry, apa yang disampaikan Jokowi tak terlalu penting. Kalimat tak ada beban itu sebaiknya untuk mendukung dan menyemangati para anak buah Jokowi untuk mengevaluasi kebijakan yang tak berpihak kepada rakyat. "Apakah beliau di bawah tekanan parpol ataukah korporasi, atau kelompok orang kuat lainnya?" ujarnya.
(Baca: Setahun Periode Ke-2 Jokowi)
Jerry mengatakan, saat inilah ujian Presiden Jokowi sesungguhnya sedang berlangsung. Dia harus bisa membuktikan bahwa dirinya memang tanpa beban untuk memimpin di periode kedua ini. Jangan sampai publik justru menilai sebaliknya, bahwa 'beban' dimaksud adalah rakyat. Dengan kata lain, tanpa beban artinya tidak memikirkan rakyat.
Maka perlu dijabarkan secara etimologis, konotasi dan esensinya. "Kalau Jokowi terbeban dengan nasib rakyat, maka saya sangat setuju kalimat ini," pungkasnya.
(muh)